0 0 0
                                    

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan lelaki yang baru kukenal selama satu bulan lamanya.
Lelaki yang awalnya ku temui setelah menyelamatkan ku dari tabrakan maut yang hampir mengambil nyawaku di perempatan jalan.

Lelaki yang awalnya ku temui setelah menyelamatkan ku dari tabrakan maut yang hampir mengambil nyawaku di perempatan jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu adalah Raymond alexander Badhovent. Lelaki yang saat ini sudah berada di ujung altar dengan senyuman yang merekah.

Aku mulai melangkah demi langkah menuju ujung altar dengan gaun indah dan menawan yang berasal dari peninggalan keluargaku besar ku. Tangan ayah mulai melepaskan genggaman erat ku secara berlahan menuju tangan raymond lalu kamipun resmi menjadi sepasang suami istri.

Pernikahan kami dapat dikatakan sangat mengejutkan semua pihak, mulai dari keluarga sampai teman terdekatku, karena mereka tahu jika aku bukanlah seseorang yang mudah jatuh cinta kepada seorang lelaki terlebih lelaki yang baru ku temui. Tetapi walau begitu mereka tetap memberikan dukungan dengan maksimal kepada ku dan juga kepada pernikahanku.

Salah satu fakta dari pernikahan ini adalah ternyata keluarga ku dan keluarga raymond sudah menjalin hubungan baik selama puluhan tahun lamanya, dan tentu saja pernikahan ini tidak masalah bagi masing masing pihak keluarga.

Banyaknya tamu undangan yang hadir, menambah kemeriahan pesta pernikahan dengan sangat indah. Mulai dari walikota bahkan duta besar datang ke pernikahan kami. Sedikit membuat ku terkejut ketika mereka menghadiri acara pernikahan dengan sederhana sampai acara selesai.

"Jean, ingin berdansa denganku." Ucap raymond dengan senyuman di pipinya. Lalu secara berlahan ia memegang tanganku dan kamipun berdansa ditengah altar dengan diiringi musik The moment dari Kenny G.

-

Setelah acara pernikahan selesai, aku dan raymond langsung menuju villa salah keluarga dari raymond yang berada di tepi pantai dengan di antari seorang supir pribadi dari Ray.
"Tidurlah, aku akan membangunkanmu ketika sudah sampai." Ungkap raymond sambil tersenyum.
Tanpa ku sadari kata-kata sederhana tersebut bagaikan pengantar tidur yang tepat disaat gelapnya malam sudah menutupi langit-langit alaska dengan indah.

.

"Good mowning." Ungkap raymond dari ujung kasur.
"Good morning too." Ungkapku dengan kesadaran yang belum benar-benar penuh.

Waitt.... What... Apa yang terjadi semalam? Apakah kami bersentuhan? Apakah kami sudah melakukan adegan panas seperti halnya yang terjadi difilm twilight. Kalau iya senang sekali, tetapi kenapa aku tidak sadar.
Tunggu dulu, sejak kapan aku mengganti bajuku.

"Jean, kemarin dirimu mengganti bajumu sendiri dengan mata tertutup." Ucap Raymond tertawa. Dan tentu saja ketika mendengar ucapan darinya membuat ku tersipu malu.

Raymond adalah pria yang memiliki kepekaan yang besar terhadap sekitar, dia selalu tau apa yang salah di sekitar tanpa diberitahu oleh orang lain, dan jujur saja dia adalah pria yang sangat bisa diandalkan.

"Oke.". Ungkapku dengan muka berwarna merah.

.

Setelah bercengkrama, kami memutuskan untuk berjalan mengelilingi villa. Suasana di sekitar villa dapat dikatakan sangat menyegarkan terlebih lagi ketika kita berjalan dengan seseorang yang kita sayangi (uhuuyyy).

KRING....KRINGGG....

"Hallo." Ucap Raymond setelah mengangkat telepon dari seseorang dan langsung berjalan secara menjauh dariku.
Dengan keadaan Raymond mengangkat telepon aku langsung duduk disalah satu kursi yang berada di pinggir pantai.

"Jean... Aku minta maaf, ku rasa kita harus ke kota sekarang." Ungkap Raymond dengan nada khawatir.

"Ada apa Ray?" Ungkapku terkejut sambil berjalan tergesa gesa disamping Ray.
Jujur saja baru kali ini aku melihatnya khawatir, walau tidak heran karena perkenalan kami baru sebulan dan lansung memantapkan untuk menikah.

Setelah sampai di villa, Raymond langsung mengemasi pakaian kami dan kamipun langsung melakukan perjalan kembali menuju kota yang berjarak 1 jam.

Didalam mobil sangat terlihat jika Raymond sangat khawatir dan tidak tenang. Alisnya berkerut seperti ada suatu hal yang ia pikirkan.

"Ray... Tenanglah, everything will be ok." Ucapku sambil memegang tangannya.
"Thanks Jean." Ucapnya lalu melepas tanganku dan tatapannya langsung membelakangi ku.

Jujur saja ini adalah pertama kalinya dia memperlakukan aku seperti ini, tetapi tidak apa, mungkin saat ini dia tidak mau di ganggu...

Selama diperjalanan kami hanya terdiam dan tidak ada perbincangan yang terjadi, sangat berbanding terbalik dengan keadaan saat kami menuju villa. Ia hanya sibuk dengan ponselnya dan aku juga tidak ingin menganggu dirinya karena aku tau pasti ada masalah yang terjadi saat ini.

Setelah sampai di rumah Ray, kami langsung menuju kamar dan dia pun langsung memisahkan pakaian dia dan diriku yang berada di satu koper yang sama.

"Jean... Maafkan aku, aku akan pergi selama sebulan." Ungkapnya dengan terburu buru menuju pintu keluar dan pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Touchless relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang