PP 4

513 102 16
                                        

Rose, Jennie, Jiso dan Lisa akhirnya bisa bernafas lega setelah melihat kedua pacar Rose yang bernama Justin dan Jeffrey pergi dari depan kosan setelah 35 menit berdiam diri didepan pintu kosan, dan oleh karena itu membuat Rose tidak jadi memasuki kampus karena sudah terlambat.

"Anjir gue sampe keringetan kaya gini" Ujar Jennie yang mengelap keringat dipelipisnya menggunakan punggung tangannya.

"Ngusir mereka kenapa susah banget ya" Ucap Jiso yang terduduk di lantai bersama Jennie, dan Lisa yang tiduran di lantai dengan memejamkan matanya lelah.

"Mereka berdua sama-sama punya sifat keras kepala, untung aja tadi gue minta Jiyo kirim foto kelas jadi mereka percaya dan mau pergi" Jawab Rose yang mengikat rambut panjangnya karena gerah.

Lisa terduduk dari berbaring nya dan menatap Rose tidak percaya. "Ci gue sampai sekarang masih bingung deh"

"Gue masih bingung kenapa diantara mereka gak ada yang curiga kalo mereka punya pacar yang sama" Sambung Lisa setelah melihat wajah ketiga temannya yang menatapnya tanda tanya.

Jiso menjentikan jarinya seraya mengangguk setuju. "Iya gue juga sama bingung nya, kenapa mereka gak curiga sama sekali? Sedangkan di hubungan percintaan mereka banyak kesamaan. Gak mungkin dong mereka gak saling curhat satu sama lain?"

Jennie dan Lisa mengangguk, sedangkan Rose orang yang tersangkut hanya menaikkan kedua bahunya tidak tahu, seraya fokus dengan handphone digenggaman nya tanpa memperdulikan ketiga sahabatnya yang menatap dirinya butuh per jawaban.

"Jangan-jangan lo pake guna-guna ya" Tuduh Jennie yang memicing kan matanya menatap Rose curiga.

"Ya kagak lah anjir ngapain gue pake guna-guna"

"Ya terus kenapa mereka sampai bisa sebucin itu sama lo?"

"Ya karena mereka cinta sama gue"

"Terus kenapa mereka bisa cinta sama lo?"

"Ya mana gue tau kak Jen, tanyain mereka sana jangan tanya gue"

"Terus lo cinta gak sama mereka?" Tanya Lisa yang mendapat jawaban gelengan dari Rose.

"Wah gila sih lo Rose. lo gak bersyukur dicintai, dikelilingi, dan dibucini sama pangeran-pangeran tampan dan kaya raya macam mereka, tapi lo gak cinta sama sekali sama mereka? Atau gak salah satu dari mereka?" Lagi lagi Rose menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Lisa.

"What the FUCK! Apasih kurangnya mereka Rose? Sumpah gue gak habis pikir sampai sekarang" Umpat Jennie yang menatap Rose tidak percaya.

"Lo masih waras kan Rose? Lo gak belok kan? " Tanya Jiso dengan wajah seriusnya.

Rose hanya bisa memutarkan matanya malas mendengar ucapan ucapan dari sahabat sahabat nya itu. "Gini deh sahabat-sahabat ku, perasaan itu gak bisa dipaksakan jadi kalo perasaan gue gak cinta sama mereka atau salah satu dari mereka yaudah gak bisa, mau sesempurna apapun mereka kalo gue gak cinta yaudah.... Lagipula belum tentu mereka beneran cinta tulus sama gue, gimana kalo mereka cuma mau main-main doang? Pasti mereka mau sama gue karena fisik gue doang" Jelas Rose yang membuat mereka bertiga terdiam.

"Tapi kok bisa sih Rose hati Lo gak nyangkut sama mereka? Atau salah satu dari mereka deh" Tanya Lisa.

Rose menaikkan kedua bahunya acuh seraya berdiri dari duduknya. "Udah ah gue mau pergi ke apartemen Eza dulu, dia lagi sakit jadi gue harus temuin dia dulu"

Jennie, Jiso dan Lisa menatap punggung Rose yang berjalan menuju kamarnya dengan tatapan bingung nya. "Kak, kalian sadar gak sih kalo tatapan Rose sama mereka itu tatapan beda....kaya tatapan dendam maybe?" Tanya Lisa dengan suara kecil hampir berbisik agar tidak terdengar oleh Rose.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang