Myoi-sama

1.4K 148 20
                                    


*Tuk tuk tuk..

Suara hak sepatu memenuhi ruangan besar yang remang remang. Seorang wanita berjalan di tengah tengah barisan pria berbadan besar dan berjas yang terlihat begitu tegang menyambut kedatangan wanita itu.

"Lama tidak bertemu, minasan.." Suara lembut nan mematikan milik wanita itu terdengar ke seluruh ruangan.

"Selamat datang kembali bos besar, Myoui-sama." ucap 50 lebih pria berbadan besar nan menakutkan disana serempak, disertai bungkukan 90° ke arah wanita itu.

"5 tahun dibalik jeruji besi membuatku rindu berada di sini bersama kalian. Mari kembali melakukan semua hal yang sempat tertunda." Ucap wanita itu.

"Haii!!" Pria pria itu kembali membungkuk.



.
.
.

*drrtt drrtt

"Moshi moshi?" Seorang wanita mengangkat panggilan di ponselnya.

"Jeongyeon-san, apakah kau dalam perjalananmu menuju toko roti?" Tanya orang dari seberang.

"Haii, Yakamura-san. Apakah kau ingin menitip sesuatu?" Tanya Jeongyeon.

"Aku memesan beberapa jenis biji kopi baru, aku mau mencoba resep kopi baru untuk di bakery kita. Bisakah kau ambilkan? aku akan kirimkan lokasinya kepadamu." Pinta Yakamura.

"Haii, Yakamura-san, aku akan mengambilnya." Ucap Jeongyeon.

Jeongyeon adalah wanita 25 tahun yang bekerja di sebuah toko roti milik seorang pria paruh baya bernama Yakamura dan istrinya yang bernama Hanami. Jeongyeon adalah satu satunya pegawai di toko roti yang tidak terlalu besar itu. Toko roti milik Yakamura hanya memiliki 3 meja dan 3 pasang kursi, karena para pelanggan cenderung membeli roti dan memakannya dirumah mereka. Di toko roti itu Jeongyeon bertugas membantu Hanami membuat roti, dan menjadi pelayan serta kasir. Sedangkan Yakamura mengantarkan roti roti yang menjadi pesanan para pelanggan.

Jeongyeon yang notabenenya berkewarganegaraan korea, tinggal di Jepang untuk menempuh pendidikan kuliah. Awalnya ia bekerja di toko roti sebagai pegawai paruh waktu, tapi setelah lulus, dia memutuskan untuk kerja full time membantu Takamura dan Hitomi di toko roti itu. Ketiganya sudah seperti keluarga. Tidak jarang para pelanggan mengira Jeongyeon sebagai anak dari pasangan paruh baya itu.

Pagi ini Jeongyeon menaiki bus menuju alamat yang dikirimkan oleh Takamura. Gadis muda itu melangkahkan kakinya menyusuri toko toko di pinggir jalan hingga menemukan sebuah toko biji kopi tak jauh dari sana.

"Sepertinya ini." Gumam Jeongyeon.

Jeongyeon melangkahkan kakinya memasuki toko itu dan langsung disambut dengan ramah.

"Ohayou gozaimasu.." Sapa pegawai toko.

"Ohayou.." Jeongyeon sedikit membungkuk.

"Aku ingin mengambil pesanan tuan Takamura." Ucap Jeongyeon.

"Ah, Takamura-san!" Angguk pegawai toko itu.

"Dia memesan beberapa jenis biji kopi kemarin. Aku sudah menyiapkannya disini. Totalnya ada 5 jenis biji kopi, masing masing 200gram. Tolong sampaikan padanya untuk memisahkan tempat penyimpanannya karena aromanya akan kacau jika disatukan." Ucap pegawai toko itu.

"Haii, akan aku sampaikan." Angguk Jeongyeon.

"Arigatou gozaimasu.." Jeongyeon membungkuk.

Setelah mengambil pesanan Takamura, Jeongyeon pun kembali berjalan ke halte untuk menunggu bus.

"Ohayou.." Sapa Jeongyeon pada sang supir bus saat menaiki bus itu.

Jeongyeon memilih kursi di dekat jendela dan memandang keluar sepanjang perjalanannya. Pagi itu begitu sejuk dan indah, sama seperti hari hari Jeongyeon yang lain. Rutinitas ini menjadi kegiatan favoritenya.

"Aku datang!" Sapa Jeongyeon begitu memasuki toko roti.

"Jeongyeon-san!" Sapa Takamura.

"Pegawainya mengingatkan untuk memisahkan tempat penyimpanannya. Kalau baunya tercampur akan kacau katanya." Ucap Jeongyeon sambil memberikan plastik berisi biji kopi ke Takamura.

"Haii, arigatou." Ucap Takamura.

"Jeongyeon-san, sudah datang?" Suara Hanami terdengar dari dapur.

"Haii, Hanami-san." Jeongyeon pun segera melepas jaket dan memakai apron miliknya.

"Apa yang bisa aku bantu Hanami-san?" Tanya Jeongyeon.

"Tolong susun roti roti itu di etalase." Hanami menunjuk ke arah loyang besar yang tak jauh dari situ.

"Haii." Angguk Jeongyeon sambil memakai sarung tangannya.

Jeongyeon pun menyusun roti disitu satu persatu dengan rapih, sedangkan Takamura sibuk membuat kopi spesial racikannya.

"Jeongyeon-san, tolong bungkus 10 bagel dan cream cheese. Ada pesanan yang perlu diantar." Ucap Takamura.

"Haii." Dengan sigap, Jeongyeon pun membungkus sesuai pesanan Takamura.

Setelah itu, Takamura pamit untuk mengantar pesanan, sedangkan Jeongyeon melanjutkan kegiatannya untuk membersihkan kaca di depan toko.














































Hey, I'm finally back. Well, setelah selesai urusan sekolah, dll. Akhirnya aku punya waktu untuk mulai nulis. Maaf untuk yang nunggu lanjutan dari cerita ceritaku yang sebelumnya, tapi masih sangat sulit buatku stay motivated untuk lanjutin. Jujur, aku udah berkali kali kepikiran untuk pamit dari dunia wattpad, tapi pada akhirnya berusaha bertahan karena banyak yang belum diselesaiin. Sebenarnya rencana itu udah bulat. Cepat atau lambat aku harus fokus sama kehidupanku kedepannya. Tapi sampai saat itu tiba dan sambil menunggu kelulusan, aku akan coba untuk selesaiin apa yang aku mulai. Terima kasih udah terus tungguin cerita ceritaku guys. Aku akan kasih kesempatan untuk teman teman author baru yang punya skill menulis dan cerita yang keren, untuk gantian tunjukin bakat mereka. Untuk kedepannya aku akan berusaha selesaiin semua cerita dan setelah itu akan pamit. I'll finish what I started :)
Cheers✌

Best regards, Tijik.

I Am The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang