Aku ingin mengingatmu lebih lama, ingin bersamamu lebih dari selamanya, ingin berbagi cerita yang itu itu saja, ingin tertawa bahagia bersamamu tentang apa saja.
Tapi kata semesta kita tidak usah bersama, tidak usah berjalan beriringan seirama.
Kamu memilih berjalan lebih dulu, sedangkan aku mengikuti di belakangmu,
Sesekali ingin sekali rasanya menyamai langkah bersamamu lagi,
Mungkin sambil bercerita kenapa berjalan di hujan deras lebih ingin kulewati dibanding gerimis di pagi hari.
Tapi, aku takut menyusahkan langkahmu, takut menghambat tujuanmu, jadi kupilih saja tetap berada di belakangmu,Sesekali aku melihatmu menyapa orang lain, tak jarang, ia juga ikut berjalan di sisimu yang lain. Ah, sepertinya saat kamu bersisian dengannya, langkahmu semakin baik, meski saat kulihat, rasanya hatiku sangat pelik.
Boleh jadi kamu lupa rasanya saat bersamaku, atau mungkin kamu tidak lagi mau berada di sebelahku.
Di persimpangan perjalanan, rasanya ingin sekali berbelok atau berbalik arah, tak lagi mengikuti bayang-bayangmu.
Ingin berjalan sendirian, tak ada yang diikuti, tak ada yang menyakiti.Tapi, lagi-lagi aku yakin, kamu masih menungguku. Masih mencari-cari keberadaanku. Membuatku masih ingin tetap disini untukmu.
Bodoh sekali rasanya, masih berharap pada orang yang bahkan namaku saja sudah tak mau ingat lagi. Masih keras kepala, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah ada jawabnya.
Aku berhenti dulu ya?
****
-katapatia
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA YANG USAI, TANPA MEMULAI
PoetryPerjalanan panjang ini, akan kutempuh sendirian. Tanpamu dan seluruh kenangan. Agar di kemudian hari, namamu tidak familiar lagi di telinga ku. Besok-besok kamu akan paham, siapa yang memperhatikanmu dari kejauhan tanpa henti, siapa yang mencintaim...