"Berikan dia surat pengunduran dirimu pangeran seksi, apa kau pikir kau akan tetap menjadi sopirnya ketika kau juga adalah suaminya?" Callum Arend mendengus ketika kemudian melanjutkan ucapannya pada Dexter. "Hidupmu benar-benar akan berubah setelah ini, Dexter baby. Nessa akan membiayaimu dengan baik. Memastikan bahwa kau tidak berpakaian jelek, makan enak dan tidur di tempat paling nyaman."
"Kau hanya perlu mengikuti alurnya saja." Callum menyodorkan berkas yang perlu Dexter tandatangani dan sebuah kontrak yang sebelumnya tidak Dexter lihat sama sekali. "Hm, kau tidak perlu menandatangani ini dulu. Kalian harus menyepakatinya berdua."
"Dan ini..." Callum kali ini memberikan kunci ferrari pada Dexter. "Betapa beruntungnya kau pangeran kodok. Nessa Easter memberikanmu sebuah ferrari termahal bahkan ketika kau belum menandatangani kontraknya. Take this, Nessa ingin kau menjemputnya dengan sesuatu yang mewah."
Dexter masih mengingat dengan baik percakapannya dengan Callum Arend beberapa jam yang lalu. Tapi sekarang dia lebih tertuju pada dua kata yang baru saja dia ucapkan dengan ringan; "Tunangan Nessa". Betapa konyolnya dia memperkenalkan dirinya, sebelum menjabat tangan Noah Trevisan.
Noah Trevisan memberikannya sebuah senyuman, tapi Dexter tidak memberikan hal yang sama. Begitupun ketika dia memperkenalkan dirinya pada Jacobi Trevisan, pria paruh baya yang sangat berpengaruh di ruangan itu—dialah Sang Raja Bisnis pemilik perusahaan Trevisan—termasuk Skye Building, yang kini tengah dirayakan kesuksesannya. Ia hanya memberikan tatapan datar seperti biasanya.
Ketika pertama kali menginjakan kakinya ke tempat itu, Dexter sadar bahwa ballroom hotel termahal di New York baru saja diisi oleh petinggi yang semuanya memegang bisnis paling berkuasa. Semua orang yang berada di tempat itu adalah orang-orang yang menghasilkan minimal seratus dollar per menit. Pakaian mereka sangat pas dan sangat elegant; mewah, mahal dan berkelas. Sorot mereka dipenuhi oleh kepercayaan diri. Isi kepala yang satu per satu hanya diputari trik dan bisnis.
Lalu kemudian Dexter melihat satu-satunya wanita yang paling mencolok di antara yang lain. Nessa Easter, wanita itu diapit oleh Sebastian Easter dan Marvin Easter. Mereka berkumpul di satu titik dengan orang-orang yang Dexter yakin adalah pemilik acara. Setelah meyakinkan dirinya bahwa dia tidak ingin terikat dengan Nessa Easter, Dexter yakin bahwa kini ia telah menjilat ludahnya sendiri.
"Jadi, apa kita akan seharian mematung di sini atau akan membuat atraksi bercinta agar kita menjadi sorotan?"
Pertanyaan yang dilontarkan Nessa membuat Dexter tersentak. Apalagi ketika wanita itu kini mematung di hadapannya, begitu dekat menampakan sebuah senyuman paling menawan. Dexter dapat merasakan harum Nessa lebih jelas. Juga kecantikannya yang Dexter yakini bahwa tidak hanya dirinya, tapi semua pria juga tahu bahwa Nessa Easter memanglah memesona.
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu datang, tapi kau adalah penyelamatku, Dexter." Nessa mendaratkan bibirnya di pipi kanan Dexter.
"Nona Nessa," panggil Dexter nyaris tak terdengar.
Setelah membuat tubuh Dexter menegang di tempat, Nessa tersenyum manis tanpa dosa. "Aku senang kau benar-benar mengejarku, baby," bisik Nessa serak, penuh arti.
Jemari wanita itu mengusap noda lipstik di pipi Dexter. Disamping Nessa terus bertingkah untuk membuat semua orang menatap mereka, Dexter justru menghentikan pergerakan sensual wanita itu di pipi kanannya, mencegah Nessa untuk berhenti mengusap noda lipstik yang tertinggal di sana. Ia melihat Noah Trevisan, Jacobi Trevisan dan keluarga Easter juga beberapa pria lain yang kini memasuki ruang makan private. Bukankah seharusnya mereka menyusul ke sana sekarang?
"Nona Nessa, hentikan," ujar pria itu datar.
Nessa terkekeh pelan. Ia memeluk Dexter. Wanita itu benar-benar gila ketika melingkarkan lengannya di pinggang Dexter. "Kenapa? Hm, aku kekasih yang merindukan kekasihnya karena kekasihnya menghilang seharian—sok sibuk dan menyebalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wicked Games
Romance(21+) Mengandung kata-kata kasar, konflik dewasa. *** "Aku cantik 'kan Dex?" "Anda cantik." "Bagus, bagaimana kalau kau saja yang menikah denganku?" "Maaf?" "Aku akan membuat kisah ini mudah; tidak akan ada ending aku jatuh cinta padamu." Nessa East...