•H A P P I E R• 1

27 10 0
                                    

hi prendd
salam manis dari author amatiran ini
ahayyy...
jadii mari kita mulai menyiksa ARA
ehehe><

~~~~

plakkk

Satu tamparan mendarat dipipi seorang gadis, sudah tidak asing lagi bagi dia rasa sakit tamparan, pukulan, hingga hinaan yang sangat menjatuhkan mental.

"Ara kamu ini sekali saja membahagiakan kami apa tidak bisa?"

Ya, gadis yang mendapat tamparan itu adalah Ara, sudah tidak asing lagi bukan tamparan itu bagi Ara?

Ara terdiam mendengar penuturan itu dari sang ibu.
Sakit, sangat-sangat sakit. Sudah berusaha keras namun tetap tidak dianggap.

"Ara harus bagaimana lagi, agar bisa membahagiakan kalian?" ucap Ara terdengar sangat lirih.

bughh

Setelah mendapat tamparan, kini giliran pukulan dari sang Ayah yang Ara dapat.

"Kamu ini kalau dibilangin menjawab saja, dimana sopan santun kamu, SAYA MALU PUNYA ANAK SEPERTI KAMU."

deg

Bagai dihantam ribuan pisau, perasaan Ara, hati kecil Ara sangatlah sakit.

"Sekarang masuk kamar dan renungi kesalahanmu."

Setelah sang ayah mengatakan itu Ara langsung berlalu menuju kamar dengan langkah pelan dan berderai air mata.

brak

Pintu kamar Ara ditutup dengan rapat tak lupa juga mengunci pintunya.

Ara langsung luruh menekuk lututnya di pojok kamarnya.

Ara langsung luruh menekuk lututnya di pojok kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*bayangin dia pake seragam

Seakan ingin berteriak, tapi itu tidak mungkin Ara lakukan.
Menangis sejadi-jadinya, hanya itu yang bisa Ara lakukan.

"k-kenapa ini harus terjadi pada Ara ...hiks...hiks...hiks... Kenapa A-ara yang s-selalu disalahkan."
"A-ra capek hiks..."
"A-ra ingin bahagia hiks..."

Cukup lama Ara menangis sampe rasa kantuk pun meyerang, dan berakhir Ara tertidur dengan memeluk lututnya.

waktu berlalu...

HAPPIER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang