LANGKAH YANG AMAT BERAT

15 4 0
                                    

Perpisahan adalah suatu kenyataan yang amat pahit. Namun perpisahan tak kan terjadi bila tak ada pertemuan, perpisahan hanyalah ujian yang diberikan Tuhan kepada manusia, jikalau suatu pohon yang lebat buah nya namun si pemilik tak mengambilnya karena takut akan si buah akan berpisah dengan si pohon, rugilah sang pemilik, ia tak tahu siapa yang ingin berpisah  ke sang pohon, teryata buah lah yang menginginkan berpisah dengan si pohon si buah meminta agar pohon tersebut membuat nya mejadi layu dan busuk, lalu terjatuh lah si buah dan terjadilah perpisahan si buah dengan si pohon
        Begitu pun dengan pemuda ini. Di hari persiapan keberangkatan, si Zakir pun pergi ke sawah tempat ayah nya bekerja, lalu Zakir pun beteriak dengan kencang di sawah tersebut dengan mengatakan

"Wahai engkau si penuai sawah ini. Aku disini hanya untuk mengatakan bahwa anak mu ini sudah menjalani hidup ini sebelas tahun tampa engkau. Kini aku sudah besar, kini aku di panggil oleh cita cita ku sendri,namun aku sedih wahai sang penuai, karena harus meninggalkan ibu dan adik adik ku yang sedang kesusahan saat ini, dan aku harus meninggal kan wanita yang ku cinta di kampung ini wahai engkau si penuai, ayah... , aku sedih dan binggung sekarang(ujarnya dengan suara perlahan)

Dan teryata ada seseorang yang datang kepada Zakir, lalu memeluk erat tubuh Zakir, dengan muka yang tegang Zakir pun bertanya kepada orang tersebut

"Wahai engkau sahabat ku kenapa engkau ada disini (seseorang itu adalah wanita cantik dari putri pengusaha yaitu Khalisa) apakah engkau mendengar perkataan ku tadi"

Ujarnya si Zakir. Lalu Khalisa pun mejawab pertayaan dari pria yang disebut sahabat nya

"Iya saya mendengar semua nya, apakah tuli aku tak mendengarkan teriakan diri mu wahai sahabatku, tadi tak sengaja aku melihat mu disini, dan aku mendengarkan keluhan mu ini, wahai sahabatku aku ingin mengatakan kebahagiaan ibu mu jika melihat dirimu telah menjadi orang yang berilmu tinggi, tidak lah salah kamu menggalkkan keluarga mu ke perantauan sana, di si ibu mu aku yang menjaga nya, dan satu lagi wahai sahabatku apakah boleh aku bertanya siapakah wanita yang kau cintai kalo boleh saya tahu, saya sebagai sahabat mu dari kecil tak pernah mendengar engkau becerita tentang soal perempuan. "

Si Zakir pun menjawab pertanyaan dari Khalisa yang di anggap sebagai sahabat nya..

"Jikalau engkau ingin tahu wanita tersebut jangan lah engkau terkejut mendengar jawaban ku dan Jangan lah engkau menghindar dari ku Khalisa, Wanita yang ku maksud yang berasal dari kampung ini adalah engkau Khalisa (mendengar perkataan itu jantung Khalisa pun berdebar serasa pingsang dibuat nya) tetapi aku sadar wahai Khalisa. Aku telah mencintai orang yang salah, apakah pantas anak yang miskin ini mencintai wanita cantik yang kaya raya, dan ayah nya seorang pengusaha terkenal, jangan lah enkau marah Khalisa aku hanya neg utarakan isi hati ku pada mu tetapi aku tak pantas. Jangan lah engkau jawab jangan lah engkau berbicara lagi aku tak ingin jawaban dari mu Khalisa (tampa mendengar jawaban Khalisa) "

Lalu si Zakir pun belari kencang menuju sebuah perbukitan, tampa mendengar komentar dari Khalisa, ia pun berteduh di balik pepohonan yang
Dan ia bersandar di dekat pepohonan sambil ia memikirkan apa yang terjadi pada nya. Dan di hari itu keseimbangan hidup nya goyah seketika itu, ia terus  memikirkan beban yang dihadapi nya dan kisah percintaan yang tak pantas bagi nya. Dan memikirkan ia harus berangkat ke IRAN  untuk menimba ilmu disana sambil menutup mata ia berbicara sendiri. Ia berkata

"Diri ku kini telah dilanda dengan beban beban yang cukup berat , aku sekarang tengah menjalani hidup ku yang susah ini. Apakah boleh aku pergi ke negeri orang sedangkan banyak orang disini yang ku sayangi. Apakah pantas aku meninggalkan keluarga ku. Apa kah pantas aku meninggalkan ibuku, adek rubayan, dan adek ku, Daud. Dan apakah aku bisa bertahan dalam rasa yang cinta ku kepada Khalisa setelah sampai disana, aku disana cukup lama. aku merantau ke sana dalam waktu lima tahun, apakah aku tidak rindu kepada mereka, dan aku amatlah takut bila aku pergi kesana ada lelaki yang mempersunting Khalisa. Tidak aku harus tegar menjalani ujian ini.. "

   Ia pun berbicara sendirian sampai diri nya tak sadar bahwa ia tertidur dibawah pohon tersebut dan tak  sadari ia pun tertidur cukup lama.

BAYANGAN HITAM TAK BERNODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang