🍁bagian 1🍊

25 3 0
                                    


-,' Orange ',-

"Assalamualaikum."
Perempuan dengan menggendong seorang gadis kecil mungil sekisaran hampir 1 tahun dan dengan seorang laki laki yang juga menggandeng tangan pemuda kecil yang tengah melihat sekitar seakan baru ia lihat

"Ayah, ini dimana?" pemuda kecil berumur 4 tahun bertanya dengan wajah polosnya

Bukannya sang ayah yang sekarang berada disampingnya melainkan perempuan yang menjawab "Ini makam orang yang pernah buat bunda ketemu sama ayah." senyumnya membuat bulan sabit

"Hng?"

Perempuan itu berjongkok dengan mengusap nisan juga membersihkan tempat itu mencabut setiap rumput yang memanjang

"Gimana disana, udah gak sakit kan ya?" ia menggulung bibirnya merapat mencoba menahan air matanya

"Sayang..." punggungnya terasa hangat orang yang menyandang status sebagai suaminya menepuk punggungnya

"Hahah, aku lupa itu udah ke ucap dari 6 tahun lalu tapi gimana dong aku gak bisa ilangin kata kata itu, pengen tau aja-

Perempuan itu menengadahkan kepala sebelum melanjutkan ucapannya

-Gyu, udah jadi paman 2 keponakan aja nih.. Hahaha."

"Tau gak si yang pertama anak laki laki aku dinamain sama kayak waktu kita asal mikir pengen punya anak nama Januar, itu yang kasih inisiatif dari kak Renjun-

-alasannya klasik banget deh, biar setidaknya ada Janu yang ngobatin rindu aku ke kamu."

Nafasnya seakan tertahan dari pada air matanya keluar ia memilih mengeluarkan nafas itu kasar

"Gyu. . ."

Nafasnya berburu bukannya cengeng namun mengingat kembali kejadian yang lalu malah semakin membuatnya sesak

Renjun - sebagai suami ia hanya mampu mengelus punggung belakang bukan tidak peduli tapi masalahnya jika ia halangi akan semakin sesak tertahan

"Pohonnya tumbang, gak bisa berdiri kokoh-

-Aku nangis berhari hari dan mogok makan perihal pohon itu, dari mana aku bisa ngenang kamu."

Tubuhnya hatinya pikirannya juga matanya, tidak bisa diajak kompromi

"Dari situ Januar dateng bareng Kak Renjun nenangin aku."

"Andai waktu itu lebih peka, mungkin. . . mungkin hal yang kayak gitu bisa diatasi."

"Tapi, dari situ gak ada rasa sesal sama sekali untuk pilihan yang lain."

"Kamu bener Gyu, kamu bener."

"Jika seandainya aku gak terima mungkin gak ada rasa bahagia sebesar ini."

Air matanya terjatuh seutas senyum tertera memandang pusaran liang kubur

"Ah iya, waktu itu aku pernah ngidam pengen ketemu kamu waktu hamilin Renjana, aneh kan. Karna lagi hamil jadi aku gak bisa nemuin kamu, berakhir cuma bisa ngeliat kak Renjun poto sama tempat kamu."

"Kangen."

"Aku kangen."

"Tapi jalan pencipta beda."

Belum Selesai perempuan itu melanjutkan perkataannya
"Ayah, mereka yang ada didalam sini emangnya gak dingin, hiiy aku dingin." ujar Januar memeluk Renjun disampingnya

"Ucap salam dulu sama paman." Renjun tersenyum

"Ng? Paman?" Januar memiringkan kepalanya

Ia mendapati anggukan dari sang ayah "Assalamualaikum paman, aku Januar Syahputra. Selain ayah Janu yang paling ganteng." ia memamerkan deretan gigi putih dan rapihnya

Ujarannya dan percaya dirinya membuat kedua orang tuanya tertawa

"Lihat, gaya siapa sebenernya anak ini." Ujaran Renjun membuat Ryujin tertawa renyah

Renjun berbicara dengan liang kubur bukan orang melainkan tempat

"Tau gak si seberapa repot nya gue waktu itu, apalagi mintanya tengah malem udah gitu ujan, lo bayangin aja seberapa seremnya nih tempat, disitu mau gak mau gue minta asisten bokap nyokap temenin gue, walaupun gue berani ya gila aja tengah malem kesini." selesai berbicara itu Renjun tersenyum pada sang istri

"Tapi gue gak akan pernah nolak apapun yang dia minta Gyu, jadi lo gak usah khawatir soal dia." inilah yang menjadi alasan ia mendapat kepercayaan temannya

Perempuan itu menatap Renjun penuh
"Gyu, dia gak pernah marah kalau aku bahas kamu dia ngerti itu."


Perempuan itu mengelus batu nisan menatapnya nanar "Kalau Renja udah bisa jalan, aku bakal kesini lagi bareng mereka." rintihan air mata menuruni kelopak matanya

Mereka berdiri sebelum pamit untuk pulang mereka berdoa untuk orang yang berada di pusaran tersebut

"Assalamualaikum, kita pamit Gyu."

Berjalan menjauh tapi ketika hendak memasuki mobil di dekat situ perempuan menoleh mendapati bayangan yang ia yakini sebagai seseorang menatapnya sambil tersenyum















"Beomgyu . . ."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-,' Orange ',-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang