25. Hurt - Beasiswa

1.2K 125 126
                                    

Jangan terlalu berharap jika akhirnya akan dikecewakan.

-Hurt-

::HAPPY READING::

Drrrttt... Drrrttt..

"Halo bang," ucap perempuan itu saat mengangkat panggilan dari sang kakak.

"Abang hari ini ada kelas tambahan, jadi gak bisa jemput," ujar Mark di sebrang sana.

"Gapapa kok bang, Anna bisa naik bus," timpalnya.

"Yaudah hati-hati dijalan ya," pesannya.

"Iya bang,"

Anna pun memutuskan panggilannya, kini dirinya sedang berada di kelas seorang diri karena murid yang lain sudah pulang sedari tadi termasuk Lami. Dia mendengus kasar kenapa Mark tidak mengabarinya lebih awal pasti dia tidak akan menunggu sendirian seperti ini.

Dia pun langsung meninggalkan kelasnya, koridor pun terlihat sepi hanya ada beberapa siswa yang berlalu-lalang.

"Anna!" Panggil seseorang dari belakang.

Anna menoleh. "Kak Renjun? Kakak belum pulang?"

"Oh habis dari ruang konseling," jawab Renjun.

"Ngapain?" Tanyanya lagi.

"Bahas kuliah,"

"Eh Na, pulang bareng yuk! Gue bawa motor," ajak Renjun.

"Tapi kak, rumah kita udah gak searah," ujar Anna.

"Rumah lo pindah?"

"Enggak kok, cuma gue tinggal di apartemen sama Abang Mark," jawabnya.

"Yaudah gapapa, biar gue antar,"

"Kak gapapa, gue bisa naik bus," tolaknya.

"Gaada penolakan!" Renjun pun menarik lengan Anna dan membawanya ke parkiran.

"Nih pake helm nya," titahnya sambil menyodorkan sebuah helm.

"Helm lo mana kak?" Tanya Anna.

"Gakpapa, keselamatan lo lebih penting," ujarnya.

Anna tersenyum lalu mengambil helm itu. "Makasih,"

"Oh iya bentar," ucap Renjun seraya membuka jaket yang dipakainya lalu memasangkannya ke pinggang Anna.

"Kak gak-"

"Lo pake rok! Gaada penolakan!"

"Makasih kak,"

"Yaudah ayok naik," titah Renjun lalu dia pun menaiki motornya.

"Pegangan," titahnya, Anna pun memegang baju Renjun sebagai pegangan.

"Pegangan yang bener!"

"Ini udah bener,"

Renjun berdecak kesal lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Renjun. "Ini baru bener," ujarnya, Anna hanya tersenyum di balik helm.

Kini langit terlihat membiru awan pun terlihat cerah, Renjun melajukan motornya membelah jalanan kota Seoul, cuaca tidak terasa panas karena hembusan angin yang terus meniup wajahnya.

"Alamat apartemen lo dimana?" Tanya Renjun.

"Hah? Apa? Gak kedengeran," Teriaknya.

"Alamat apartemen dimana?" Tanyanya lagi dengan suara yang lebih kencang.

Hurt || Na Jaemin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang