17

544 62 0
                                    


( Reader Points of View )

1 bulan kemudian •~

       Libur musim panas sudah berakhir, mau tak mau aroma sekolah harus ku kembali hirup pagi ini. Meninggalkan kasur yang setia menemani ku berbaring lebih dari 20 jam, sisanya melakukan kegiatan yang mungkin berguna seperti membersihkan kamar dan mencuci piring.

Albin Nii-san sudah kembali 1 Minggu yang lalu, dia sembuh dengan sangat cepat. Setelah ia tau jika ibu dan ayah sudah meninggal, kakak ku satu-satunya itu memutuskan untuk tinggal bersamaku di mansion besar ini. Sekarang, kami berdua tak perlu takut lagi untuk berjauhan hanya karena ambisi dan perbedaan kasih sayang.

Ini adalah tahun terakhir ku di kelas 3 sekolah menengah atas, aku sudah cukup mengambil pilihan untuk tidak mempedulikan para pembully itu. Kalau mereka cukup mengancam maka aku mungkin saja akan menyelesaikannya dengan teknik yang ku pelajari selama berada di survey corps.

" Kau tak terlihat bersemangat " sebuah piring di letakan pada atas meja makan, aku hanya mendengus kesal lalu membenamkan wajah pada lipatan tangan.

" Tidak ada Elikko, membosankan "

" Kau harus hidup lebih baik, buktikan kepada mendiang sahabat mu itu itu bahwa kau akan mampu merubah dirimu setelah perjalanan panjang yang kau lalui "

Dan ya, aku lupa mengatakan satu hal pada kalian semua. Semua suara-suara yang membimbingku selama berada di dunia Isekai, yang memelukku dengan lembut dan membawaku ke dunia lain itu adalah sosok Albin Nii-san. Entah apakah ceritanya bisa di percaya atau tidak, tapi saat aku mengantarkan nya pulang dari rumah sakit. Dia menjelaskan suatu hal unik. Di saat kesadarannya terenggut, ia masuk ke dalam mimpi dan melihatku yang bersimbah darah akibat sebuah tabrakan, menuntun apa yang harus ku lakukan di sana sehingga aku bisa kembali lagi ke dunia nyata.

Kakakku ini juga melihat semua yang ku lakukan selama hidup di dunia Isekai, ia bahkan sangat kecewa karena aku tak menerima ungkapan cinta yang seorang Heichou pasukan pengintai yang di puja-puja seluruh wanita ketiga dinding.

" Kalau saja kau menikah dengan Levi Ackerman, aku mungkin akan punya keponakan yang lucu juga kuat. Kau sebenarnya punya pilihan untuk bisa tetap berada di sana lebih lama, atau bahkan mungkin tak masalah jika kau tak ingin kembali ke dunia nyata. Tapi kenapa? "

" Aku punya tanggung jawab akan seseorang bernama Albin Rubynson yang masih koma, dan juga aku masih ingat surat pernyataan dari Elikko yang mengatakan bahwa aku tak boleh menjadikan Levi sebagai Husbando. Jika tidak, dia akan menghantui ku " ucapku sambil mengunyah salad, meminum susu lalu melangkah ke kamar untuk mengambil tas sekolah.

Ketika aku akan melangkah untuk keluar dari mansion, Albin Nii-san menghampiri ku. Mengecup kening lalu mengelus Surai hitam panjang ku dengan lembut.

" Aku melihatmu yang sudah berbeda sekarang, aku senang karena kau sudah belajar untuk menjadi lebih baik. Tapi, kau masih saja tetap membohongi perasaanmu sendiri. Ada apa? "

" Tidak ada, aku hanya berkata jujur. Kapan Nii-san akan berangkat kuliah? "

" Sekitar setengah jam lagi, pulang sekolah nanti. Nii-san dan Paman Yuremu akan menjemputmu untuk pergi ke suatu tempat, kau tak akan ada kelas tambahan kan hari ini? "

Aku menggeleng.

" Tidak ada, kalau begitu aku harus berangkat sekarang. "

" Hati-hati, kalau ada sesuatu jangan lupa untuk menelepon ku! "

" Ha'i "

.
.
.
.
.

Aku berjalan di antara koridor panjang menuju suatu ruangan, matahari baru beberapa menit yang lalu terbit namun suasana riuh di antara para murid yang bertegur sapa dan melepas rindu setelah hampir selama musim panas mendekam di rumah atau menghabiskan waktu dengan berlibur.

Menebalkan wajah dan melangkah tanpa keraguan, bisa di rasakan beberapa orang membicarakan ku. Sayup-sayup beberapa kata terdengar membuatku menghentikan langkah sejenak.

" Ku dengar, para Ladies tak datang ke sekolah karena kasus pembullyan yang di alami beberapa siswa "

" Pantas saja aku tak melihat mereka sejak tadi, padahal biasanya sehabis liburan. Gadis-gadis itu akan mulai mengobrol sambil membanggakan barang yang di beli "

" Mereka juga akan mendapat hukuman tambahan karena membuat Elikko bunuh diri, mereka pantas mendapatkan semua itu. "

Entah kenapa aku justru menyunggingkan senyum tipis, rasanya cukup membahagiakan mendengar semua itu. Bukan karena aku merasa mereka pantas mendapatkan nya, hanya saja. Para pembully itu harus menyadari kesalahanya di balik jeruji besi.

Itu adalah pelajaran terbaik bagi mereka

Pelajaran di hari pertama berlalu begitu saja, pengenalan materi awal dan juga menceritakan kejadian saat liburan untuk essay bahasa Jepang. Ya, seperti biasa.

Ketika bel pulang berbunyi, sebuah notifkasi pesan muncul di layar ponsel pintar ku. Dengan nama Nii-san Baka! Sebagai pengirim.

Nii-san baka!
Sudah pulang?
Nii-san tunggu di parkiran
Jangan lama-lama

Aku hanya berdecak kesal, entah kenapa setelah bangun dari koma. Kakakku itu jadi jauh lebih menyebalkan dari sebelumnya.

Kami berdua pergi ke sebuah tempat yang begitu luar biasa luas, hamparan pasir putih dengan suasana matahari yang mulai tenggelam.

Dia membawaku menyusur sepanjang pantai dengan menggandeng tangan, angin menerpa wajah kami dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia membawaku menyusur sepanjang pantai dengan menggandeng tangan, angin menerpa wajah kami dengan lembut.

" Karena dua tahun yang lalu, Nii-san tidak bisa menghabiskan waktu berlibur bersamamu. Kali ini, Nii-san membawamu pergi ke pantai, walaupun musim panas memang sudah berakhir. Tapi, Nii-san harap kau tetap menikmatinya " ucapnya, menatapku.

' Hana-san, apa kau pernah melihat laut? '

' Pernah, aku bahkan sering pergi ke sana. Apa kau sudah melihat lukisan pantai buatan ku, Armin? '

' Iya, aku cukup terkejut karena kau menggambarnya dengan detail. Setelah kami berhasil mengalahkan Reiner, Bertholdt dan Annie. Danchou memberi kami misi ekspedisi untuk mengetahui apa yang sebenarnya berada di balik dinding. Kami semua melihat air asin yang begitu luas tanpa ujung, pasir-pasir halus yang terasa sedikit kasar. Itu semua sama persis dengan lukisan yang Hana-san buat '

' Apa kalian mau mengajakku ke sana lain kali? Aku ingin menghabiskan waktu bersama kalian semua di sana '

Percakapan kami di hari itu, aku kembali mengingatnya. Rasa sedih tiba-tiba muncul begitu saja, kami belum pergi ke pantai bersama-sama namun aku sudah terlebih dulu kembali ke duniaku. Entah bagaimana Heichou akan menjelaskan mengenai ku yang tiba-tiba menghilang kepada Erwin, Hanji, dan para kadet 104.

" Kau merindukan mereka? "

" Ya, aku sangat merindukan semua yang terjadi di dunia Isekai. Aku tak bisa melupakannya walaupun aku ingin " lirihku menatap lautan yang mulai pasang.

Albin Nii-san menangkup kedua pipiku, ia bahkan memainkannya membuat bibirku mengerucut layaknya ikan koi. Pancaran matanya yang terasa ikut merasakan apa yang kini ku pikirkan, memelukku erat-erat dan mengusap pucuk kepalaku.

ISEKAI ( Another World )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang