4. Biasa

11 6 4
                                    

Dia biasa saja.

Tidak menawan, tidak pula buruk rupa.

Tidak pintar, tidak pula bodoh.

Dia hanya standar. Terlalu biasa sampai-sampai orang sering tidak menyadari keberadaannya.

Dia hanya manusia dengan kemampuan biasa.

Ia bisa melakukan semuanya tapi tidak ada satu bidang pun yang mahir.

Kata orang, dia adalah Si Biasa.

Jarang sekali ia melakukan sesuatu yang membuat orang lain terkagum-kagum.

Karena dia Si Biasa.

Ada kalanya dia mencoba lebih keras, tapi hasilnya tetap sama.

Sekali lagi, orang lain menganggap dia biasa saja. Tanpa tahu, bahwa sebenernya dia mengangumkan.

Bagaimana bisa dia tersenyum menutupi semua gores luka kehidupan?

Ia mampu membuat seribu orang tertawa lebar, tetapi ujung bibirnya bahkan tidak naik walau hanya sedikit.

Dia sigap mengulurkan tangannya kepada yang membutuhkan, padahal dirinya lah yang patut menerima uluran tangan.

Dia masih menyebarkan segala kehangatan untuk semua orang, padahal dia yang kedinginan.

Dia membuat suasana ramai, sesungguhnya dia kesepian.

Di titik terendahnya, dia masih menjaga perasaan orang sekitarnya, tidak ingin menyebarkan aura negatif katanya.

Sesungguhnya dia yang luar biasa ya?

Lalu untuk kamu yang selama ini merasa menjadi Si Biasa, kamu harus tau bahwa selama ini kamu luar biasa, sinarmu paling terang. Kalau kamu redup, dunia menjadi gelap.

Kalau kamu merasa tidak beruntung, kamu harus ingat bahwa selama hidup terus berjalan, kamu tetap baik-baik saja walau tidak beruntung.

Terima kasih ya? Terima kasih untuk segala perjuanganmu, untuk segala aura positif yang kamu sebarkan, untuk bahu-bahu kuatmu yang menopang segala beban hidup.

Terima kasih, untuk kamu yang mengagumkan.

MemoarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang