𝙏𝙝𝙚𝙮 𝙠𝙣𝙤𝙬 𝙚𝙖𝙘𝙝 𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧, 𝙗𝙪𝙩 𝙥𝙧𝙚𝙩𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙣𝙤𝙩

749 103 42
                                    

sama kayak phospene, cerita ini mengandung konten eksplisit. jadi diharap kebijaksanaannya

  

  
"Yel, lo kenapa sih kayak gedeg banget sama Jiwa?"

Yella mengangkat alis saat mendengar ucapan random dari Karin.

"Pertanyaan lo gak bermutu banget bangke. Ganti ganti"

"Beneran tauuu, gue penasaran dari dulu. Lo berdua kalau ketemu tuh pasti ujung-ujungnya berantem" Ujarnya lalu meminum jus alpukat.

Yella menghela nafas.
"Gini deh Rin. Kenapa lo bisa suka sama Yogi?"

"Lah kok malah Yogi?" Karin jadi sedikit terkejut.

"Udah jawab dulu"

"Ya gatau. Gue suka aja"

"Ya sama berarti. Gue juga gasuka aja sama Jiwa"

Karina baru mau mengatakan sesuatu untuk mendebat Yella. Namun si topik pembahasan malah datang bersama Arjuna.

Arjunanya normal. Datang, say Hi, duduk. Sedangkan Jiwa malah datang, nyari perkara, berantem. Siapa lagi partnernya kalau bukan Yella.

Berawal dari Jiwa yang tiba-tiba menaruh almetnya di atas kepala Yella dan membuat rambut gadis itu berantakan. Kemudian Yella balas membuang almetnya ke lantai kantin yang kotor.

 
"Bangsat! Almet gueee" Jiwa langsung berlari sebelum seseorang menginjak almet yang baru dia laundry kemaren.

Yella menoleh ke Karin.

"Yang kayak gitu masih lo pertanyain kenapanya?"

Diam-diam Karin setuju. Mereka berdua memang sama saja. Jiwa yang suka nyari perkara, dan Yella si mbak-mbak sensian. Cocok banget kalau mau partneran jadi musuh.

 
"Sialan lo cewek bar-bar" Ujar Jiwa saat kembali ke bangku mereka sambil membersihkan almetnya.

Yella tidak merasa bersalah. Gadis itu justru tersenyum meremehkan.
"Halah almet bau kecut juga"

"Idung lo kesumpel upil ya? Bau sewangi ini lo bilang kecut"

"Parfum laundry jangan sok keras"

"Kalau gue pake jo malone yang ada lo termehek-mehek. Males gue"

"Idih, ganteng lo?"

Sumpah, mereka yang berantem, tapi Karin sama Arjun yang malu. Masalahnya Jiwa dan Yella tuh bukan orang yang berantem dengan intonasi normal. Pasti ngegas.

Saking ributnya, sampai seluruh penghuni kantin akan noleh minimal satu kali. Tapi saat mengetahui siapa yang cekcok, kebanyakan sudah memaklumi.

Jadi sebelum makin membesar, Karin berinisiatif menengahi perseteruan.

"Yel, nanti nginep apart gue dong. Udah lama kita gak pajama party"

Yella menjawab sungkan
"E--eh, tiap jumat kan gue balik ke rumah rin"

"Yaelah sekali doanggg, atau gue izinin ke Mama Kia ya?"

Mendengar itu, Yella langsung menggeleng panik.
"Anjir jangan jangannn"

Sebuah kernyitan timbul di dahi Karin.
"Lo kenapa heboh banget deh?"

"I--iya deh gue ngikut sama lo" Yella pasrah. Sementara Karin sudah tersenyum menang.

"Gak gak! Gabisa!"

Namun perkataan tegas Jiwa mengundang tiga pasang mata menoleh ke arahnya. Membuat laki-laki itu jadi salah tingkah sendiri.

One AnotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang