Part 1

819 43 1
                                    

Seperti biasa, Boruto, Sarada, Mitsuki, dan yang lainnya datang ke sekolah dengan pakaian rapi dan bersih.
Namun tidak dengan Kawaki.

Kawaki seperti biasanya datang dengan lesu, wajah pucat, tatapan
Kosong seperti orang yang mati, wajah yang terlihat kelelahan, dan kantung mata berwarna merah tua di bawah matanya. Seperti orang yang tidak tidur selama satu tahun.

Awalnya, Ketiga anak itu dan yang lainnya menyepelekan nya. Namun makin lama kekhawatiran mereka semakin meluap luap.
Sarada yang peka terhadap anak anak di kelas pun bertanya kepada Kawaki.

"Kawaki-kun... Kamu gak apa apa? Kamu terlihat pucat dan lesu.."
Ucap Sarada.
Kawaki hanya terdiam tidak menjawab dan langsung melewati Sarada begitu saja. Dan duduk di bangkunya. Sarada hanya bisa memandangi nya dari jauh.

"Hey Sarada!" Sapa Boruto
Sarada melirik ke arah Boruto dengan wajah cemas dan gelisah.
"A-ada apa?" Boruto bertanya.
"Kawaki-kun... Lihat.." Ucap Sarada.
Boruto melihat ke arah Kawaki. Ia melihat Kawaki yang melamun seperti memiliki banyak beban pikiran di kepalanya.
"Iya juga ya.." Jawab Boruto.

Boruto menghampiri Kawaki dan menepuk pundaknya.
"Yo! Kawaki. Kamu gak apa ap-"
Boruto Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Kawaki berteriak kesakitan karena tulang bahunya bergeser.
"AAAAGH! J-jangan... Sentuh..."
Dan dia kehilangan kesadarannya.

Boruto terkejut dan langsung panik.
"Eh? KAWAKI? OI! KAWAKI!!!! KAWAKI!!! MAAFKAN AKU KAWAKI AKU TIDAK SENGAJA!!!!!! KAWAKI!!!!!"
Boruto berteriak.

Sarada yang melihat kejadian itu langsung panik, ia lari dan masuk menerobos ruang guru menemui Shino yang sedang tertidur karena pekerjaannya.

"SHINO-SENSEI! SHINO-SENSEI!!"
Mendengar teriakan Sarada, ia terbangun.
"Ah! Owh... Sarada..." Jawab Shino dengan suara khas orang bangun tidur.

"KAWAKI! KAWAKI PINGSAN!!"
Ucap Sarada.
"HAH???!!"
Jawab Shino. Shino langsung panik dan berlari ke arah kelasnya dan melihat semua murid kelas berkumpul di bangku Kawaki.
"Yaampun bagaimana bisa ini terjadi?! Minggir!!"
Murid murid pun langsung minggir memberi jalan kepada Shino untuk membawa Kawaki ke ruang UKS.

Setelah sampai di ruang UKS, Shino memerintahkan Mitsuki, Sarada dan Boruto untuk mengawasi Kawaki sampai ia kembali bangun.

Setelah beberapa menit, Kawaki kembali sadar. Dia membuka matanya perlahan-lahan.
"....dimana.."
"Kamu di UKS." Jawab Mitsuki dengan senyum polosnya.
"Kawaki! Aku minta maaf! Aku benar benar minta maaf! Ini semua salahku! Aku menepuk pundak mu terlalu keras.. Tolong maafkan aku!" Boruto berseru.

Kawaki terdiam sejenak dan langsung menjawabnya.
"...tidak masalah." Ucapnya.
"Kawaki-kun.. Ada apa ini..? Kenapa kamu bisa begini..?" Sarada bertanya.

Kawaki terdiam sebentar memikirkan alasan yang tepat supaya mereka percaya.
"..aku jatuh dari tangga. Sudut sudut tangganya mengenai Bahuku."
Bohong Kawaki.

Ketiga anak tersebut hanya bisa mengangguk pelan, mempercayai kebohongan Kawaki.
"Kamu udah baikan? Yuk, aku bantu ke kelas lagi." Mitsuki menawarkan bantuannya dengan senyum khasnya.

Kawaki hanya bisa mengangguk pelan, menerima bantuan Mitsuki dan kembali ke kelas.
Saat mereka sudah di kelas, pandangan murid yang tadinya mengarah ke papan tulis seketika berpindah ke arah Kawaki yang memasuki kelas.
Kawaki hanya melihat ke lantai. Perasaanya campur aduk. Antara malu dan depresi. Ia merasakannya secara bersamaan.

"Kamu sudah baikan ya, Kawaki."
Kata Shino.
Kawaki menganggukkan kepalanya dan kembali ke bangkunya.

             ~~~~~~

Bel berbunyi. Murid murid di kelas membereskan buku bukunya dengan cepat dan langsung pulang. Berbeda dengan Kawaki yang memasukan buku bukunya pelan pelan karena takut tulang bahunya bergeser lagi.

Melihat hal itu, Sarada menghampiri Kawaki dan membantunya membereskan buku bukunya.
"Sini, biar aku bantu."
Ucap Sarada.
Kawaki hanya mengangguk dan membiarkan Sarada membantu membereskan buku bukunya.

"Ayo kita pulang bareng. Itu juga kalau kamu mau sih.." Tawar Sarada.
Kawaki mengangguk lagi, ia masih tidak ingin membuka mulutnya karena ragu.

Mereka pulang. Di tengah perjalanan, Kawaki teringat akan siksaan Jigen dan perkataannya.
"Kau itu hanya sendiri, Kawaki. Kau tidak punya siapa siapa selain Kara."
Dan ia juga teringat momen dimana Jigen memukul bahunya dengan besi sampai tulang bahunya bergeser.

Tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata di kedua matanya.
Sarada menyadari hal itu dan langsung berbalik tegak ke arah Kawaki.
"Kawaki-kun! Kamu tidak apa apa?! Kenapa kamu menangis?!"

Kawaki diam mematung tidak bisa berkata-kata. Sarada mengambil sapu tangannya dari saku tasnya. Ia menghapus air mata Kawaki dengan lembut.
"Tidak apa apa... Jangan sedih.. Aku tidak suka melihat temanku bersedih.." Ucap Sarada dengan suara yang bergetar getar.

Kawaki hanya membisu. Ia menjauhkan tangan Sarada dari wajahnya dan menghapus air matanya dengan tangannya.
Ia menghela nafas, dan mengeluarkannya.
Kawaki yang tadinya hanya bisa mengangguk, akhirnya membuka mulut.
"Aku.. Tidak apa apa kok.."

"Oh... Ok.." Ucap Sarada.

Tanpa mereka sadari, mereka sudah dekat dengan tempat tinggal mereka masing masing.
"Sampai nanti Kawaki-kun! Dadah!"
Kawaki membalasnya dengan anggukan.

𝙎𝙖𝙧𝙖𝙙𝙖 𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙢𝙥𝙖𝙣
𝙋𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙝𝙖𝙙𝙖𝙥 𝙆𝙖𝙬𝙖𝙠𝙞. 𝙆𝙖𝙬𝙖𝙠𝙞 𝙥𝙪𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙖, 𝙞𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙎𝙖𝙧𝙖𝙙𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖.

𝙐𝙙𝙝 𝙮𝙚 𝙨𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙙𝙪𝙡𝙪. 𝘼𝙨𝙨𝙖𝙡𝙖𝙢𝙪'𝙖𝙡𝙖𝙞𝙠𝙪𝙢.

Depressed Kawaki x Sarada (KAWASARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang