Part 14

148 14 2
                                    

Sudah 4 hari berlalu. Amado, Delta dan Koji membeli rumah baru untuk dijadikan tempat tinggal. Besok adalah pernikahan Boruto dan Sarada. Sumire dan Kawaki tidak tenang, Kawaki yang jarang tidur akhir akhir ini dan Sumire yang tidak jarang selalu melamun dengan tatapan kosong. Semuanya hampa. Sarada juga jadi jarang keluar, Boruto juga jadi lebih sering menghabiskan waktu waktu terakhirnya bersama Sumire. Sumire senang, namun pernikahan Boruto dan Sarada membuatnya sedikit sedih.

"Boruto-kun.."
"Iya, Sumire-chan?"
"Sebentar lagi pernikahanmu dengan Sarada-chan, iya kan?"
"Aah... Itu.. Iya.. Memang benar.."
"Boruto-kun, kumohon.."

"Cium aku untuk terakhir kalinya..!"

"Ah.. Sumire-chan..."
"..."
"tentu! Aku akan menciummu untuk terakhir kalinya!"

Sumire dan Boruto berciuman untuk yang terakhir kalinya. Karena Sebentar lagi Boruto harus pulang dan diam di rumahnya untuk menenangkan pikirannya.

Kawaki masih diam dengan wajah yang sama sekali tidak memancarkan ekspresi apapun. Baik itu senang, sedih, depresi, lelah, tidak. Dia terlihat seperti boneka. Code tadinya mau masuk ke kamar Kawaki tapi ia mengintip dulu. Melihat Kawaki seperti...

Gelas kaca yang sedikit saja di sentuh akan pecah. Artinya, Kalau sekali lagi Kawaki tersakiti, Kawaki ada keinginan untuk bunuh diri. Code yang panik karena menyadarinya menarik nafas dalam dan membuangnya, memberanikan diri masuk ke kamar Kawaki dengan senyum hangatnya.

"Otouto.."
Kawaki tidak menoleh sama sekali. Ia hanya menatap lantai kamarnya.
Code yang melihat itu semakin khawatir. Kalau Kawaki bunuh diri Code bisa bisa stress dan depresi seperti Kawaki sekarang ini.
"Otouto.." Code memanggil Kawaki sekali lagi.

"Hn."

*DEG.

hanya itu? Hanya itu respon dari Kawaki? Tidak seperti biasanya. Kawaki biasanya selalu tersenyum dan menjawab panggilan Code.
Senyum di wajah Code memudar. Ekspresinya berubah total. Air mata di mata Code berlinang dan terlihat air matanya akan tumpah. Kawaki yang melihat itu tersadar kembali dari dunia kosongnya. Kawaki langsung merasa bersalah karena telah membuat Code menangis seperti itu. Ini juga kedua kalinya Code menangis.

Kawaki bangun dari ranjang tidurnya yang sejak tadi ia duduki dan berjalan cepat ke arah Code dengan wajah yang terlihat merasa bersalah. Code tidak melihat itu karena dari tadi ia menutup wajahnya, tidak memperlihatkan wajah tampannya yang sedang menangis.
"A-Aniki..? Oi..! Maafkan aku..!"

Code yang mendengar itu berhenti menangis.
"O-.. Otouto...?"
"Hn... Gomennasai... Aniki.. Aku tidak bermaksud-"

Kawaki tidak sempat menyelesaikan perkataannya, Code langsung memeluk Kawaki sambil menangis tidak tega. Kawaki bisa merasakan detak jantung Code yang begitu cepat, Karena Code lebih tinggi dari Kawaki.
"Tolong.... Aku punya satu permintaan... Otouto.." Ucap Code dengan suara lemah lembut dan bergetar-getar karena sedang menangis.
"Haik.. Aniki.." Jawab Kawaki sambil memeluk Code.
"Tolong... Jika kau sekali lagi tersakiti oleh sesuatu setelah pernikahan Sarada..."

"Kumohon..... Jangan bunuh diri...."
Kawaki terkejut. Matanya membulat sempurna. Bagaimana Code bisa tau kalau dari tadi itu Kawaki sedang berfikir kalau ia akan bunuh diri atau tidak.
"Aniki...."
"Aku mohon... Otouto.. Jangan lakukan itu.... Aku tidak sanggup melihat tubuhmu yang sudah tidak bernyawa.... Jangan bunuh diri atau melukai dirimu sendiri... Aku mohon.."

Code menangis terisak isak. Tidak mau di tinggalkan Kawaki sendirian.
"Aniki...."
Kawaki tersenyum hangat seperti biasanya, senyuman yang biasa ia tunjukan kepada semua orang telah kembali. Namun Code bisa mengartikannya, senyuman Kawaki yang sekarang ini senyum palsu. Seperti yang selalu Code gunakan saat masih berada di Kara.

Depressed Kawaki x Sarada (KAWASARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang