Tenggelam [Mikey Tokyo Revenger x Readers]

Kelanjutan

WARNING!! KEKERASAN!! KRIMINAL!! PELECEHAN!! BAGI YANG GAK KUAT BISA SKIP YA MAKASIHH.

SEMUA KARAKTER DI CERITA INI SUDAH DI ATAS 20 TAHUN.

LATAR CERITA MENGAMBIL TIMELINE SEKARANG DAN MANGA TOKYO REVENGES PADA TIME SKIP 19 JUNI 2018 (SETELAH TAKEMICHI BERTEMU MIKEY)

.
.
.
.
.

Sebenernya dunia macam apa yang sedang kamu jalani? kenapa semua terasa asing sekaligus familiar? kenapa ingatan yang kamu yakin tidak pernah kamu jalani malah seolah saling terhubung dengan mu? Bahkan terhubung dengan kejadian yang ada dihadapan mu. siapa semua pria yang ada dihadapan mu? kenapa kamu begitu ketakutan ketika mereka menyebut nama orang lain yang bahkan kamu tidak kenali? kenapa mayat yang kamu teriaki ayah terasa seperti orang yang sudah lama kamu kenal, lebih dari yang orang kamu kenal.

Apa yang sebenarnya terjadi? beberapa menit yang lalu kamu ingat sangat ingat kamu selesai makan, mencuci piring dan masuk kedalam kamar mu. memainkan laptop dan tiba-tiba kamu terbangun dengan keadaan rumah yang sudah hampir terbakar sepenuhnya.

Kamu juga yakin, mereka tidak memanggil Namamu yang sebenernya.

Kamu terdiam, merenung dengan keputusan yang menyedihkan. Semua benar-benar membingungkan, siapa dirimu sebenarnya? Kenapa dirimu yang sekarang terhubung oleh geng kriminal yang menyeramkan? Tidak, bukan dirimu yang sekarang. Tetapi ayahmu yang sekarang.

Kamu menatap wajah yang hampir tidak bisa dikenali itu. Tergeletak mengenaskan dengan mata yang terbuka lebar, seharusnya seseorang menutup mata itu. Kamu kembali menangis, mengerakkan tubuhmu berharap tali yang mengikat mu segera lepas agar kamu bisa menutup mata pria itu.

Perasaan sesak dan nyeri masih menyelimuti mu, tapi tidak ada seorangpun yang mengasihani mu. Kamu menunduk, merasa tidak kuat untuk terus menatap mayat seseorang yang kamu sebut ayah.

Di ingatan mu yang sekarang, dia adalah sosok ayah yang ramah. Ada sebuah kenangan kecil tentang ayahmu yang sekarang, dia adalah detektif yang menjunjung tinggi keadilan. Tidak peduli siapa lawan nya. Ayahmu tidak akan menyerah meski beberapa kali nyawanya hampir terenggut, tapi tidak sekalipun ayahmu akan menaruh dendam pada orang-orang yang berada dibalik rencana pembunuhan nya.

Lalu sekilas kamu mendengar suara yang begitu lembut dan hangat. Suara yang tiba-tiba kamu rindukan.

"Tera, dunia mungkin akan kejam. Tapi jangan membenci kehidupan. Dewa menciptakan kehidupan untukmu dengan segala kasihnya. Jika kau ada didalam titik keputusan ingatlah Namamu adalah cahaya untuk orang-orang."

Suara itu sirna. Hilang bersama datangnya rasa hampa yang sangat dalam. Kamu hendak kembali menangis dengan jeritan sampai tenggorokan mu sakit.

"Psikolog?" Tetapi salah satu dari mereka kembali bersuara, suara yang lebih tenang namun cukup dalam. Pria yang sedari tadi duduk dipojok gedung itu bangun.

Matamu mengerjap, samar oleh air mata kamu melihat pria itu mendekat padamu.

Kamu secara perlahan bisa melihat tubuh yang cukup tinggi dengan rambut putih; potongan rambut belah tengah tipis dan rapih, pada bagian belakang rambut dipangkas cukup tipis tetapi bagian atas dibiarkan memanjang, kantung matanya yang cukup kontras dengan wajah pucatnya. tubuhnya kurus mungkin beratnya dibawah 50kg.

Berbeda dengan kebanyakan pria disini yang memakai setelan baju yang rapih dan formal. pria ini justru hanya memakai setelan baju santai, kaos hitam, celana bahan hitam dan sendal jepit. Selama pria itu mendekat, kamu menatap matanya dengan lekat.