A

145 20 4
                                    

"Loh loh kok turun, buruan iih, ini urgent ya bangsat" Jeonghan mengomel melihat Seungcheol yang tiba-tiba turun dari motornya

Tanpa berbicara apa pun, Seungcheol mengambil helm yang ada di depan motornya memasangkan langsung kepada Jeonghan yang saat ini sedang mengomel tak karuan di atas motornya.

"Pakai helm safety first" ucapnya setelah memasangkan helm kepada Jeonghan dan langsung menaiki motornya dan mulai menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi seperti yang diminta oleh Jeonghan.

"Ada apa memangnya dengan Eomma mu?" tanya Seungcheol sembari masih mengendarai motornya.

"Tidak tau tadi Eomma mengirimkan chat, menyuruhku untuk cepat datang kesana karena ada keadaan yang genting" jawab Jeonghan setengah berteriak agar orang di depannya ini bisa sedikit mendengarnya.

"Baiklah, pegangan yang kuat, aku akan menambah kecepatan, takutnya kau malah terbawa angin" ejek Seungcheol kepada Jeonghan.

"Issss" Jeonghan mengejek Seungcheol tetapi tetap dilakukannya, memeluk pinggang Seungcheol terasa pas di tangannya dan juga nyaman.

Tak berapa lama akhirnya Jeonghan dan Seungcheol tiba di cafe milik ibunya, Jeonghan langsung berlari masuk tanpa melepaskan helm di kepalanya, Seungcheol yang ikut panik pun mengikuti Jeonghan ke dalam cafe, ya memang sebenarnya itu tempat Seungcheol bekerja juga, tetapi Seungcheol seharusnya belum masuk lantaran jam kerjanya ada pada sore hari.

Seungcheol menarik lengan Jeonghan yang hampir mencapai gagang pintu kantor milik ibunya tersebut, membuat Jeonghan berhenti berjalan dan berbalik menatap Seungcheol

"Ada apa?" tanya Jeonghan tak sabar

"Lepaskan dulu helm mu, memangnya tidak berat" jawab Seungcheol yang membuat Jeonghan tersadar dan langsung melepaskan helm tersebut dari kepalanya, dan langsung memberikannya kepada Seungcheol.

"Ini" Kemudian dia langsung bergegas membuka pintu kantor ibunya, dan alangkah terkejutnya Jeonghan saat melihat ayahnya juga sedang berada di sana.

"Hah? Eomma? Appa?, kenapa kalian berdua disini?" Jeonghan bingung terlebih lagi melihat ada seorang wanita muda yang sedang berada di sofa yang sama dengan ayahnya.

"Duduk dulu nak" ucap Ayah Jeonghan, saat itu pintu masih terbuka, Seungcheol masih berada di sana berdiri di tengah pintu yang tidak tertutup.

"Ada perlu apa Seungcheol?" tanya Ibu Jeonghan kepada Seungcheol.

"Ohh tidak ada nyonya, saya permisi" jawab Seungcheol sopan, dia pergi sambil menutup pintu ruangan bosnya tersebut.

Jeonghan duduk bersebrangan dengan ayahnya, menatap lekat manik ayahnya sebelum beralih memandang ibunya,

"Ada apa Eomma? tadi kayanya penting banget" tanya Jeonghan penasaran

"Tentu saja ini penting karena menyangkut masa depanmu" jawab Ibu Jeonghan lembut

Jeonghan bertambah bingung dengan pernyataan ibunya tersebut, lalu kembali menatap ayahnya dan sedikit melirik ke arah gadis yang sedang tertunduk malu itu.

"Masa depan? Appa mau menikah lagi?" Tanya Jeonghan tiba-tiba, membuat Ayahnya yang sedang meminum teh menyemburkan tehnya

"Appa itu jorok" Jeonghan menatap ayahnya dengan jijik melihat hal itu

"Bukan nak, bukan ayah yang akan menikah" jawab Ayahnya setelah membersihkan kekacauan yang dibuatnya tadi.

"Lalu?" tanya Jeonghan

"Dia adalah wanita yang akan di jodohkan dengan mu, bukankah dia cantik?" ini Ibunya yang menjawab

Jeonghan sangat terkejut dengan ucapan ibunya tersebut, dia mengerutkan keningnya tanda tak mengerti sambil menatap ibunya yang tadi berbicara.

Damn!! (CheolHan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang