B

222 22 6
                                    

Operasi Ibu Seungcheol berjalan lancar, walaupun sempat terjadi kejadian yang tidak menyenangkan tetapi berkat Tuan Yoon yaitu ayah Jeonghan, operasinya dapat berjalan lancar.

Setelah Ibu Seungcheol di bawa kembali ke kamar rawat inap setelah operasi, barulah Seungcheol dan Chan dapat bernafas lega, setidaknya untuk saat ini operasi yang ibunya jalani dapat sedikit membantu penyembuhan ibunya, walaupun kemungkinan Ibu Seungcheol sembuh hanya 20%.

Seungcheol dan Chan menemui ibunya diruang rawat, setelah memastikan Ibunya telah nyaman berada di kasur dia berdiri perlahan dan berpamitan sebentar dengan Chan.

"Chan Hyung pergi keluar sebentar, kau disini jaga Mama sampai Hyung kembali, mengerti?"

"Hyung mau kemana?" tanya Chan penasaran

"berdiskusi tentang bagaimana cara pembayaran hutang kita kepada keluarga Yoon" Jawab Seungcheol.

"OOh baiklah Hyung, hati-hati"

Seungcheol hanya mengangguk dan mulai berjalan keluar kamar menuju ke perusahaan milik Tuan Yoon yang membantunya membayar pengobatan Ibunya.

Sesampainya di perusahaan YoonCorps Seungcheol melangkahkan kakinya menuju resepsionis.

"Permisi, bolehkah saya bertemu dengan Tuan Yoon" tanya Seungcheol sopan.

"Apakah anda sudah memiliki janji temu dengan beliau?"

"Mmnn belum, tapi bisakah anda tanyakan dan bilang bahwa Choi Seungcheol ingin menemuinya, saya yakin dia akan mengizinkan" kekeh Seungcheol

"Maaf nak, tetapi dia bukan orang sembarangan yang bisa bertemu dengan sembarang orang," jawab resepsionis tersebut .

"Cheol, Seungcheol?"

Seungcheol yang merasa namanya di panggil menolehkan kepalanya menuju sumber suara.

"Jeonghan" Jawabnya setelah melihat siapa yang memanggilnya.

"Sedang apa?" tanya Jeonghan singkat.

"Menemui Ayahmu, ingin membahas masalah kemarin"

"OOoh baiklah, ikut dengan ku" Jawab jeonghan sembari berjalan memasuki lift menuju ke ruangan ayahnya dengan di ikuti oleh Seungcheol.

Di dalam lift terjadi keheningan canggung, Jeonghan yang berada di depan hanya menatap lurus pintu lift. Seungcheol yang berada di belakang Jeonghan melihat wajah lelaki di depannya melalui pantulan dari pintu lift, sangat lekat, sampai-sampai Seungcheol jarang sekali berkedip melihat Jeonghan.

Ting, pintu lift terbuka di lantai lima, itu bukan lantai tuan Yoon, ada bergerombol orang yang akan menaiki lift tersebut jeonghan yang berada di tengah pintu terdorong kebelakang di pojok lift, dia mendongak memperhatikan orang di belakangnya yang tidak lain adalah Seungcheol tinggi mereka yang tidak terlalu  jauh berbeda, walaupun masih lebih tinggi Seungcheol sedikit membuat nafas Seungcheol sangat terasa di tengkuknya, saat ini posisi mereka sangat berdempetan akibat penuhnya lift saat ini.

Muka Jeonghan memanas, bukan, bukan karena panas lift tetapi, nafas Seungcheol yang berhembus di tengkuknya dan juga lengan Seungcheol yang berada di pinggangnya menahan dirinya agar tidak terjatuh dan tangan satunya yang memberikan sedikit ruang agar orang di depannya tidak terlalu dekat dengannya.

Punggungnya juga menyatu tanpa memberikan celah sedikitpun, Jeonghan merasakan dada bidang Seungcheol yang hangat dan saat itu juga dia merasa nyaman di dalam dekapan Seungcheol.

Lift terbuka kembali, dan beberapa orang mulai keluar dari Lift dan menyisakan lima orang termasuk dengan Seungcheol dan Jeonghan, lift sudah tidak terlalu sempit lagi, tetapi posisi mereka masih sama, jeonghan bingung bagaimana bersikap agar tidak canggung setelah kejadian ini, semakin lama di berfikir, maka makin lama juga posisi mereka seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Damn!! (CheolHan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang