Bab 1 [Arc 1 - Saingan Cinta Bersatu Kembali, Hantu Elit Shanghai]

350 16 2
                                    

"Kami menduga bahwa kau adalah pembunuhnya."

______________

Jari-jari yang kurus dan ramping sedang menggosok pipa opium giok putih, yang kemudian dilemparkan dengan santai ke tempat tidur.

Wanita itu menguap, bangkit perlahan, dan melenggang ke wastafel.

Dia menyalakan keran, mengutak-atiknya dengan ringan, dengan ekspresi lemas dan tidak bersemangat di matanya, tubuhnya yang ramping tampak lesu.

Kemudian, dia mendengar suara di belakangnya.

Wanita itu melihat siapa orang itu dari cerminnya.

"Mengapa kau datang?"

Dia tersenyum malas, menatap orang itu dengan tatapan penuh kasih.

"Bagus kau datang, kau bisa membantuku memilih Qipao*, hari ini...."

*Baju Cheongsam yang dikenal juga sebagai pakaian Qipao adalah baju khas bangsa Tionghoa yang menjadi simbol akan kedudukan sosial kaum perempuan. Baju yang dibuat pada tahun 1920 ini menjadi salah satu pakaian yang sering dikenakan oleh bangsa Tionghoa khususnya kaum wanita yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi.

Dia bahkan belum menyelesaikan kalimatnya ketika ekspresi orang di cermin menjadi mengerikan!

"Apa yang kau....?"

Jeritan yang siap keluar langsung tertahan di tenggorokannya. Dia berjuang dan berputar mati-matian mencoba meraih tangan orang lain. Kukunya yang biasanya terawat sempurna terkelupas karena kekuatan, darah mulai mengalir dari luka kecil, tidak jelas darah siapa itu.

Namun, ini hanya membuat orang lain mengencangkan cengkeramannya.

Wanita itu tanpa sadar membuka mulutnya lebar-lebar!

Namun, dia tidak bisa menghirup udara yang dia butuhkan dan malah mempercepat proses kematiannya.

Senyumnya yang biasanya bisa membuat seorang pria jatuh cinta padanya, pada saat ini mengerikan dan bengkok, urat biru di dahinya bermunculan, bola matanya terbalik ke atas menuju bagian belakang kepalanya. Dunianya menjadi gelap, dan sebuah pikiran melintas di benaknya saat ini-kain yang melilit lehernya yang digunakan untuk mencekik adalah piyama dan jubah yang baru saja dia lempar ke tempat tidur.

Jubah sutra itu adalah jubah yang dia beli bulan lalu. Dia menyukai jubah itu dan sering memakainya.

Sandalnya ditendang ke samping, tubuhnya diseret kembali ke kamar tidur, kakinya yang telanjang meninggalkan dua jejak basah di lantai.

Orang yang mencekiknya tidak memiliki sedikit pun perasaan lembut untuk jenis kelamin yang lebih halus, melihat bahwa dia masih berusaha melawan membuatnya menarik lebih keras.

Untuk seseorang yang hampir mati, hidup dipangkas dalam hitungan beberapa menit dan detik.

Perlahan-lahan, kakinya berhenti menendang.

[BL] The Plough | Beidou (北斗) by Meng Xi Shi (梦溪石)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang