WAKTU

29 5 0
                                    

Kebersamaan akan berganti menjadi kesendirian, kesendirian melahirkan kebebasan namun tetap sunyi. Tak ada tempat yang bernama rumah.

- Aku -



Waktu adalah rahasia yang paling mungkin membuat hidup manusia menjadi bahagia atau luka. Bagaimana kita merangkai kisah yang akan dicatat. Aku pernah kehilangan sepotong hatiku yang direnggut waktu.

" Mah " Aku menyebutnya begitu. Saat itu aku hancur tak berarah, karena tempat persinggahanku adalah mama. Kala mengingat diriku yang sering menangis dipelukannya, akibat masalah-masalah tak jua reda. Bercerita tentang pria yang pernah membuatku harus menyeduh lara lagi dan lagi. " Sebab memulai sebuah hubungan sama saja menabur cuka di atas luka " kata mama ketika sedang bercerita pahitnya cinta.

Kebahagian sempurna akan menjadi luka kemungkinan menghasilkan kenangan. selamanya tinggal dalam pikiran dan hati, terkadang membuat menangis sembari menerka-nerka peristiwa yang tak mungkin terjadi lagi. Maka berbuat baiklah, selagi kita masih bisa bercengkrama dengan seorang yang akan menjadi kenangan. Aku Senja tapi tak seindah yang sering dibicarakan para penikmatnya. Karena bagiku senja hanya persinggahan sementara. Di bawah kaki langit mata kita dihidangkan oleh semburat jingga membuat sebagian orang menjadikan senja sebagai pelarian dari rutinitas yang memuakan. Sebuah perhentian dari aktifitas manusia dan pergantian waktu dimana dunia bersinar berganti gelap. Tak lupa bersama temaram hanya ada bayang-bayang tak terpandang yang indah kan tenggelam berganti kelam.

Sedikit tumpahan kata dan salam perkenalan dariku. Akhirnya aku bisa menulis lagi, sudah lama tak mencurahkan isi hati. Ya, karena tuntukan perkerjaan, bisa dibilang terlalu banyak hingga tak sempat jemari menyeduh aksara di atas kertas kosong.

Di sebuah kafe, aku duduk sendirian memandang kendaraan lalu lalang sambil mendengarkan musik dan memikirkan kenangan-kenangan menyakitkan. Sudah seminggu aku putus, dibakarnya diriku dalam api menjadikan hangus bagai bara melahap semua kisah akan terbingkai pada imaji. Tak sengaja air mataku tumpah, dadaku sesak membayangkan pria yang pernah mengisi jiwaku. Kepadamu, mengapa kita bersikeras melabuhkan hati untuk mulai berkisah, bila pada akhirnya berpisah ?. Apakah semesta sengaja menyesatkan logika pada cinta yang Salah kaprah. Apakah semesta mempertemukan denganmu untuk harus memaknai arti kehilangan lagi ? Aku sudah kenyang bersama kehilangan-kehilangan lainnya.

Sorai menjelma sepi

Sunyi membawa kenangan dalam detak jam

Adalah memori yang menyakitkan

" Kehilangan adalah rumah untuk berbenah dari suatu yang tak pernah kita sesali " Banyak hal yang aku sesalkan ketika satu per satu orang tercinta pergi meninggalkanku sendiri. Hidup memang tak bisa diprediksi, adakalanya berwarna hingga kelabu namun itu adalah proses dari pertemuan dan perpisahan begitulah makna kehidupan.

Kisahku tak pernah berjalan sesuai kemauan, selalu saja ada hambatan, entah itu tentang pekerjaanku, percintaan atau pertemanan.

" ahhhhhhh " aku menghela napas panjang. Hari ini terlalu melelahkan untuk di definisikan sebagai ceria, hanya ada rasa hambar dalam kehidupanku. Bagaimana tidak hambar ? Rutinitasku selalu berulang-ulang. Bekerja sampai sore lalu pulang ke rumah merebahkan badan yang remuk karena pekerjaan.

***

Aku belum pernah hidup sebagai Senja sebagaimana sifat asliku, aku selalu menjelma orang lain dalam diriku agar mereka senang saat bersamaku. 10 tahun lalu genap usiaku dan hidupku benar-benar sendirian ketika papa-mama bercerai.

Setelah perceraian itu aku tinggal bersama mama, mama yang selalu menjadi tempat ternyaman, tempat paling sunyi ketika ia sendirian. Mama berkerja sangat keras agar bisa menyekolahkanku di SMA favorite, agar aku bisa memakai baju baru, agar aku bisa tidur dengan nyaman tanpa adanya ganguan. Aku tahu setiap malam mama selalu menangisi papa, mama masih cinta tapi papa sering mengkhianati mama. Bukannya papa tak cinta lagi namun mama sudah lelah menghadapi tingkah papa. Terjadilah perceraian yang membuatku hancur berantakan.

Sebagian potongan hidupku telah dicatat oleh waktu. Terima kasih telah menjadikanku dewasa sebelum usiaku 17 tahun. Aku berjuang untuk tetep bahagia walau hati sudah tersayat-sayat. Terima kasih juga kepada mama yang telah mengasuhku tanpa adanya gengaman papa lagi. Maka akan ada potongan hidupku yang lainnya akan kuceritakan.

Kembali SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang