Bab 2 : Mencoba Lagi

225 65 21
                                    

***

"Sabtu depan di sekolah Jaemin ada acara pertemuan orang tua sekaligus pentas seni kenaikan kelas. Mungkin Nyonya bisa meluangkan waktunya untuk menemani Jaemin?" 

Pada saat Bibi Molly bertanya tentang kesediaan Jiyeon untuk hadir pada acara tersebut, Jiyeon tengah sibuk mengurus rancangannya yang sebentar lagi akan segera rilis. Jiyeon cukup sibuk akhir-akhir ini, tidak--dia selalu sibuk--dan tidak pernah berusaha untuk meluangkan waktunya.

"Tidak bisa. Hari itu aku ada rapat. Sebentar lagi rancanganku akan segera liris." katanya tanpa mengalihkan pandangannya.

Jaemin, bocah laki-laki itu segera merubah ekspresi wajahnya saat tidak sengaja mendengar obrolan Bibi Molly dengan Ibunya. Tanpa basa-basi, Jaemin segera pergi dari ruang kerja Ibunya. 

Bibi Molly nampak kebingungan, sekali lagi Jiyeon menyakiti hati anaknya. "Kalau begitu, biar saya dan Tuan Eunwoo untuk menemani Jaemin di sekolah."

Tak.

Jiyeon menyimpan pensilnya saat mendengar nama Eunwoo. Pria itu sudah dua minggu lebih tidak bertemu dengannya karena sibuk bekerja tapi masih sempat bertemu dengan Jaemin.

Ada apa dengannya? Kenapa dia menjaga jarak dengannya? Apa dia sudah punya kekasih sehingga sekarang dia menjaga jarak dengannya?

"Nyonya?"

"Tidak, aku akan datang. Jam berapa acaranya?" tanya Jiyeon.

Perempuan itu bangkit dari kursinya dan menoleh ke Bibi Molly yang memiliki perawakan lebih pendek darinya. Bibi Molly tersenyum lebar dan menyebutkan detail acaranya. 

Sejujurnya, ini pertama kalinya Jiyeon datang ke acara tahunan seperti ini. Sebelumnya Jiyeon hanya mengantar Jaemin pertama kali ke sekolah, kemudian setelah itu Jiyeon akan sibuk dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. 

Jaemin selalu diantar oleh Bibi Molly dan babysitter lainnya yang sudah berkali-kali Jiyeon ganti. Alasannya karena Jaemin selalu bersikap tidak sopan terhadap babysitternya, padahal yang Jaemin inginkan adalah Jiyeon yang mengantar dan menjemputnya. Bukan Bibi Molly, babysitternya bahkan bukan Eunwoo meskipun pria itu sering membahagiakannya. 

Jiyeon sudah merenungkan pertikaiannya dengan Eunwoo waktu itu meskipun membutuhkan waktu yang lama agar dirinya 'terpukul'. Jaemin hanya memiliki dirinya di sini. Kakek, Nenek, Paman, Bibi dan sepupunya yang lain ada di tempat yang jauh, sudah sewajarnya jika Jaemin bergantung padanya. 

Tetapi apa yang Jiyeon lakukan? 

Terjebak oleh kenangan masa lalu yang sudah usai. 

Menyalahkan masa lalunya dan tidak pernah berdamai dengan masa lalunya.

"Ada baiknya Nyonya datang bersama dengan Tuan Eunwoo sebab acara ini ditujukan untuk 'kedua' orang tua."

"Eunwoo bukan Ayahnya, jadi aku rasa tidak masalah kalau dia tidak datang."

"Tapi sepertinya Jaemin akan lebih senang jika Tuan Eunwoo datang," balas Bibi Molly.

"Benarkah?"

Sejujurnya, Jiyeon agak cemburu setiap kali melihat Jaemin dekat dengan Eunwoo. Jiyeon yang melahirkan tetapi kenapa Jaemin lebih dekat dengan tetangganya itu? Semua ini gara-gara sogokannya untuk Jaemin. Haruskah Jiyeon juga membelikan banyak mainan untuk Jaemin? Jiyeon tidak mau memanjakkan anaknya, sehingga dia bersikap ketat pada Jaemin.

Hello Future✔ || Cha EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang