Bab 4 : Menghadapi Kenyataan

182 64 13
                                    

***

Satu bulan sudah terlewati semenjak insiden Eunwoo mencuri ciuman dari Jiyeon. Eunwoo masih membayangkan lembutnya bibir Jiyeon saat menempel dengan bibirnya. Astaga, Eunwoo merasa ketagihan.

Selama di kantor, pikirannya terus melayang. Membayangkan Jiyeon yang akhirnya luluh dan mau menerima dirinya dengan sepenuh hati. Eunwoo sudah memikirkan berbagai cara untuk menaklukan hati si janda cantik tetangga sebelah rumahnya. Tapi kelihatannya Jiyeon senang menyendiri, dan masih betah menjadi wanita single daripada memiliki pasangan yang mapan nan tampan seperti Eunwoo.

Apa yang kurang dari Eunwoo? Itu yang selalu Eunwoo pikirkan selama ini. 

Selain menjadi pewaris tunggal, anak laki-laki satu-satunya di keluarga sementara sepupu-sepupu yang lainnya adalah perempuan, seharusnya ini menjadi nilai lebih, bukan? Tetapi kenapa Jiyeon masih enggan melirik padanya?

"Bos?"

Eunwoo melirik ke arah pintu masuk, di sana ada sekretarisnya yang sedari tadi mengetuk pintu ruangannya tapi Eunwoo tidak mendengarnya karena sibuk memikirkan Jiyeon.

"Ada apa?"

"Ibu Anda ada di bawah, ingin bertemu."

"What? Tidak biasanya Mama diam di bawah, suruh saja dia ke sini."

"Dia bilang dia ingin mengajak Anda makan siang di restoran sebelah."

"Tapi ini sudah lewat jam istirahat."

"Tapi Ibu Anda bilang tidak ada penolakan dan seribu alasan."

"Ck, aku turun sekarang."

"Oke, Bos."

Selain cintanya yang sudah tak terbendung lagi untuk Jiyeon, Eunwoo pun mendapatkan serangan cinta dari sang Ibu yang tak terbendung. Eunwoo juga mendapatkan tekanan dari orang tuanya untuk segera mencari pasangan hidup, tentu saja Eunwoo sudah menemukannya tetapi si wanita ini sulit ditaklukan.

Eunwoo jatuh cinta pada Jiyeon dan tentu saja Eunwoo juga jatuh cinta pada anaknya semenjak Jaemin masih bayi. Eunwoo sangat menyayangi anak itu seolah Jaemin adalah anak kandungnya sendiri.

Kurang sempurna apa lagi Eunwoo ini?"

"Ma?"

"Akhirnya kau keluar kandang juga," sahut sang Ibu. "Ayo kita makan, kau terlihat kurus akhir-akhir ini."

"Ini karena pekerjaan yang menumpuk."

"Ya kalau begitu kurangi pekerjaanmu."

"Tidak berlaku untuk penerus satu-satunya di keluarga kita."

Mereka pergi ke restoran samping dekat gedung kantor Eunwoo. Restoran itu cukup ramai dan digemari para warga sekitar karena masakan mereka yang enak dan juga harga yang murah. Meskipun mereka dari kalangan berada, tetap saja mereka menyukai hal-hal yang murah dan juga senang dengan barang diskonan.

Acara makan siang berjalan dengan sangat baik dan lancar sampai Eunwoo berpikiran yang tidak-tidak. Sejujurnya Eunwoo sudah curiga, pasti ada udang di balik batu. Ibunya pasti akan menanyakan soal calon menantu kepadanya.

Hello Future✔ || Cha EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang