6

2 0 0
                                    

Beberapa hari setelah percakapan dengan Ayahnya malam itu, Gea sempat menelpon Ibunya sekadar bertukar kabar. Gio, si lelaki tengil itu juga tidak menampakan dirinya dihadapan Gea atau bahkan tidak mengunjungi kedai beberapa hari ini.

Gea sudah bekerja di kedai milik Guntur hampir satu tahun. Sebulan setelah perceraian orangtuanya, Gea memutuskan mencari pekerjaan. Karena teman-teman seusianya sibuk mempersiapkan kuliah, Gea justru sibuk menerima perpisahan orangtuanya dan mencari pekerjaan sebagai pengalihannya.

Gea biasa libur hari dari kedai hari Senin. Bergantian dengan Nisa yang libur hari Jumat. Senin sebenarnya hari yang cukup padat dan kedai termasuk penuh dihari Senin, tapi karena Guntur selalu fulltime berada dikedai setiap hari Senin, maka Gea atau Nisa boleh libur dihari itu.

Sebenarnya, meskipun libur biasanya Gea tetap akan berangkat jika merasa bosan dirumah, hanya untuk ngopi dan bantu-bantu sedikit. Hari ini, Gea memilih diam saja dirumah, tubuhnya mendadak malas keluar dan ingin diam saja.

Rumah sepi, Ayahnya sudah berangkat bekerja. Gea memutuskan untuk menyapu rumah, rumahnya tidak pernah berantakan karena penghuninya juga hanya dua orang. Cukup dengan aktifitas menyapu, Gea memutuskan membuat mie instan didapur.

Setelah selesai memasak mie, Gea membawa mangkok dan air minum ke sofa. Sambil menonton TV, menikmati mienya. Suara handphone mengganggu kegiatan makannya. Gea segera meletakan mangkok mie dimeja didekatnya.

"Assalamualaikum, Bu.."

"Waalaikumsalam.. G, lagi apa?"

"Lagi makan mie. Ibu lagi dimana?"

"Ooh.., hari ini kamu libur ya? Ibu lagi dijalan, mau balik ke kantor."

Gea mengangguk meskipun Ibunya tidak dapat melihatnya.

"Nanti sore Ibu jemput ya? Makan malam bareng, yuk? Udah lama Ibu nggak makan bareng kamu. Sekalian nginep dirumah Ibu, besok ke kedai Ibu antar."

Gea berpikir sejenak.

"Mmm.. Boleh, tapi Gea bilang ke Ayah dulu ya, Bu.."

"Ibu udah bilang, katanya boleh kok sayang."

"Yaudah, nanti Ibu kesini jam berapa?"

"Jam 5 Ibu harusnya udah sampe dirumah kamu, jadi kamu siap-siap aja."

"Iyaudah, Gea tunggu Bu.."

"Iya.., jangan terlalu sering makan mie. Ayah kamu nggak kasih kamu uang memangnya? Uang dari Ibu juga dipake buat beli makanan ya sayang.."

"Nggak kok, Gea lagi pengen aja, Bu.."

"Yasudah, Ibu tutup ya.. See you, love."

"Iya Bu, i love you."

Panggilan ditutup. Gea melihat beberapa notifikasi di handphonenya. Kemudian melarikan jarinya ke salahsatu aplikasi chatting.

GUNTUR BUMI
Ge..
Hari ini mau mampir ke kedai nggak?
Gio nyari.
Aku kirim kopi kerumah, ya?
Kamu baik-baik aja?

Gea tersenyum. Segera membalas pesan dari Guntur.

GEA AYU P.
Gea oke.
Hari ini aku mau kerumah Ibu, jadi kayaknya ngga ngopi dulu. Hehe.
Semangat kerja Abang!

GUNTUR BUMI
Lagi berantem sama Gio?
Ok. Havefun dirumah Tante!

GEA AYU P.
Nggak kok.
Makasi Abang!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

G!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang