1. SATU

39 1 1
                                    

" Lo siapa?."

" Gue istri lo bego!."

Arsen cengo mendengarnya ia mengerjapkan matanya menetralkan pandangannya, mengumpulkan sebagian nyawanya.

" Kok lo disini. Ini kan kamar gue. " Gumamnya.

Gadis disampingnya memutar bola matanya malas. " Dosa apa gue bisa dinikahin sama makhluk kudanil kaya lo. " Hardiknya. Sialnya tampan. Lanjutnya dalam hati.

" Cepet bangun bego kita telat nanti. "

" Loh ko lo di kamar gue, ngapain lo disini. Lo gak macem-macem kan sama gue. Sisil!." Arsen membulatkan matanya.

" Bego dipelihara. Lo lupa tadi malem lo udah ngucap janji suci sehidup semati sama gue ARSENIOGIOGINO!!."

" Aaa telinga gue budek denger lo teriak. Gak usah teriak juga gue denger. " Ucapnya dengan wajah yang memelas.

" Cepetan lo mandi abis itu sarapan kita udah ditunggu bunda. " Syila berbalik merapihkan dasinya dan keluar dari kamar meninggalkan arsen yang hendak membersihkan diri.

" Loh kok kamu sendirian, arsennya mana?." Tanya bunda Arsen.

" Mandi bunda. "

Tak ada lagi jawaban Syila sedang sibuk dengan pikirannya, mau dibawa kemana masa depannya nanti jika ia hidup bersama Arsen yang seperti tidak ada tujuan hidup dan masa depan. Memikirkannya saja membuat Syila lelah.

Asyila aruna gadis berparas cantik itu nampak melamun.

" Kamu gak usah khawatir Sayang, bunda yakin arsen akan menjaga kamu dengan baik. Kita semua sudah memikirkan ini matang-matang demi kebaikan kalian bersama. "

" pagi semua. " Sapa Arsen nampaknya lelaki itu sudah rapi dengan seragam serta tas dipundaknya.

" Bunda susu arsen mana? Ko gak ada. " Tanya arsen.

" Didapur bentar bunda ambilin. "

" Udah gede masi nyusu, malu sama badan. " Cibir Syila.

" Jadi istri kerjaan lo hina suami mulu. Baru juga semalem gue nikahin udah dihina aja gue. " Balas arsen mencebikan bibirnya.

Syila tidak menjawab ia memakan sarapannya dengan tenang.

" Nih susu kamu, bener kata Syila kamu udah gede masih aja nyari susu. Kebiasaan kamu kalau mau tidur pasti yang dicari susu dulu baru bisa tidur. " Bunda nya menggeleng heran dengan kebiasaan arsen yang gak pernah berubah meski umurnya sudah menginjak 18 tahun.

" Aaa bunda ko gitu sama arsen. " Arsen memasang wajah memelasnya.

Syila bergidik sendiri melihatnya. " Syila, arsen itu anaknya manja. Jangan ketipu sama wajah sangarnya. " Ucap bunda arsen.

" Iya bunda. "

" Kalo arsen bikin ulah disekolah omelin aja. Anak itu suka susah kalo dibilangin. "

Syila hanya menampilkan senyumannya bingung harus menjawab apa, dan dia tidak heran dengan kelakuan arsen si biang onar seantora sekolah.

Syila sendiri pusing, sebagai wakil OSIS di sekolahnya sudah berapa kali ia mencatat nama arsen dipanggilan guru BK untuk menghadap guru. Rasanya sudah tak terhitung sehingga guru-guru sendiri merasa tidak heran dengan kelakuan ajaib bin absurd arsen.

" Bunda tu aneh ngomongin Arsen di depan orangnya. " Cibir arsen.

" Yah bagus dong biar kamu sadar. Kamu sekarang udah punya tanggung jawab sebagai suami. "

ARSENIO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang