" Sen. Bangun. " Arsen menggeliat dalam tidurnya. Mengerjapkan mata menyesuaikan dengan cahaya yang masuk.
" Badan lo panas. Gak usah sekolah aja yah. " Syila berucap dengan lembut.
" Gue gak sekolah tapi lo sekolah terus yang jaga gue siapa Asyila. " Arsen mendelik menatap seragam yang syila kenakan sudah rapi dan siap untuk berangkat. Sedangkan dirinya diminta untuk jangan sekolah.
" Gue gapapa, gue bisa sekolah. " Arsen bangkit tetapi kepala nya sedikit pusing dan pandangannya kunang-kunang.
Syila berdehem. " Gue bilang juga apa, lo gak usah sekolah aja. Istirahat dirumah. Udah gue masakin bubur buat lo, please jangan keras kepala. Nanti kalo lo kenapa-kenapa di sekolah gue juga yang repot harus bilang apa ke bunda. " Jelas syila.
Jadi syila mengkhawatirkan dan menyuruhnya tidak sekolah semata-mata hanya untuk bunda.
" Lo perhatian gini ke gue karena bunda?. " Tanya arsen.
Syila mengangguk. " Bunda udah nitipin lo ke gue. Kalo sampe bunda tau anaknya sakit gue yang gak enak karena gak bisa urus lo. "
Arsen menghela nafas ia pikir perhatian yang sedari malam diberikan Syila semata-mata karna gadis itu mulai ada rasa padanya, ternyata dia salah besar.
" Yauda sana lo sekolah. Gue gak bisa anter lo. "
" Gue sama Gama. " Arsen membulatkan matanya
" Aaaaa gak usah lo gak usah sekolah aja syila. Gue sakit gue gak bisa ngapa-ngapain kalo gak ada lo. Jadi lo disini aja temenin gue. "
Syila terlihat bingung. " Gue harus sekolah arsen hari ini asa rapat osis. " Syila berjalan ke arah meja rias.
" Lo tega ninggalin suami lo yang lagi sakit. " Arsen memasang wajah memelasnya berharap Syila luluh.
" Jangan mulai deh. Udah ah ladenin lo mulu bisa telat gue. Itu buburnya dimakan nanti keburu dingin" syila berlalu keluar tanpa berpamitan dengan Arsen.
" Ya ampun punya istri gak bisa banget di atur. "
" Gak peka banget jadi cewek."
" Gue itu cemburu Syila. CEMBURU!."
" Aaaa gue cemburu gak bisa nih kaya gini terus. " Arsen sedang berpikir bagaimana caranya meluluhkan hati Syila..
****
" Kiw neng lisa bagi contekan dong. " Ujar Delon.
" Nah begini kan cantiknya keliatan kalo gak pelit. " Delon mulai mencatat apa yang ada dibuku Lisa.
Dito sedang menabuk gendang menggunakan bangku sekolah dan Rizkan bernyanyi tidak jelas dengan di iringi gendang Dito.
" Si bos apa gak sekolah ya ko belom dateng jam segini. " Dito melirik ke arah jam tangannya.
" Kesiangan paling. " Delon membalas
" Eh tapi itu si Syila sama si Gama. Lah si bos kemana batang idungnya aja belum keliatan. " Rizkan menatap syila dan gama yang baru saja datang melewati kelas mereka.
" Bolos aja lah kita kalo si bos gak sekolah. " Ucap Delon yang berhasil mendapat timpukan dari Dito.
" Mau di kata apa lo kalo bolos tanpa ada di Arsen, rasa-rasanya kayak ada yang kurang. "
" Tanya aja sama Syila Arsen kemana dia pasti tau. " Rizkan berjalan lebih dulu kearah kelas Syila.
Mencari keberadaan Syila. Mata nya tertuju kepada dua insan yang sedang bercakrama sesekali tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO (On Going)
Novela JuvenilFollow sebelum membaca " Lo siapa?" " gue istri lo bego" " Oh iya lupa gue udah nikah. " " Gue lelah sen. Capek sama lo. " " Jangan capek, gue butuh lo Sil." Cerita ini murni imajinasi saya. Plagiat or semacamnnya dilarang mendekat! * WARNING TERDA...