5. LIMA

9 1 0
                                    

" Sen. Bangun. " Arsen menggeliat dalam tidurnya. Mengerjapkan mata menyesuaikan dengan cahaya yang masuk.

" Badan lo panas. Gak usah sekolah aja yah. " Syila berucap dengan lembut.

" Gue gak sekolah tapi lo sekolah terus yang jaga gue siapa Asyila. " Arsen mendelik menatap seragam yang syila kenakan sudah rapi dan siap untuk berangkat. Sedangkan dirinya diminta untuk jangan sekolah.

" Gue gapapa, gue bisa sekolah. " Arsen bangkit tetapi kepala nya sedikit pusing dan pandangannya kunang-kunang.

Syila berdehem. " Gue bilang juga apa, lo gak usah sekolah aja. Istirahat dirumah. Udah gue masakin bubur buat lo, please jangan keras kepala. Nanti kalo lo kenapa-kenapa di sekolah gue juga yang repot harus bilang apa ke bunda. " Jelas syila.

Jadi syila mengkhawatirkan dan menyuruhnya tidak sekolah semata-mata hanya untuk bunda.

" Lo perhatian gini ke gue karena bunda?. " Tanya arsen.

Syila mengangguk. " Bunda udah nitipin lo ke gue. Kalo sampe bunda tau anaknya sakit gue yang gak enak karena gak bisa urus lo. "

Arsen menghela nafas ia pikir perhatian yang sedari malam diberikan Syila semata-mata karna gadis itu mulai ada rasa padanya, ternyata dia salah besar.

" Yauda sana lo sekolah. Gue gak bisa anter lo. "

" Gue sama Gama. " Arsen membulatkan matanya

" Aaaaa gak usah lo gak usah sekolah aja syila. Gue sakit gue gak bisa ngapa-ngapain kalo gak ada lo. Jadi lo disini aja temenin gue. "

Syila terlihat bingung. " Gue harus sekolah arsen hari ini asa rapat osis. " Syila berjalan ke arah meja rias.

" Lo tega ninggalin suami lo yang lagi sakit. " Arsen memasang wajah memelasnya berharap Syila luluh.

" Jangan mulai deh. Udah ah ladenin lo mulu bisa telat gue. Itu buburnya dimakan nanti keburu dingin" syila berlalu keluar tanpa berpamitan dengan Arsen.

" Ya ampun punya istri gak bisa banget di atur. "

" Gak peka banget jadi cewek."

" Gue itu cemburu Syila. CEMBURU!."

" Aaaa gue cemburu gak bisa nih kaya gini terus. " Arsen sedang berpikir bagaimana caranya meluluhkan hati Syila..

****

" Kiw neng lisa bagi contekan dong. " Ujar Delon.

" Nah begini kan cantiknya keliatan kalo gak pelit. " Delon mulai mencatat apa yang ada dibuku Lisa.

Dito sedang menabuk gendang menggunakan bangku sekolah dan Rizkan bernyanyi tidak jelas dengan di iringi gendang Dito.

" Si bos apa gak sekolah ya ko belom dateng jam segini. " Dito melirik ke arah jam tangannya.

" Kesiangan paling. " Delon membalas

" Eh tapi itu si Syila sama si Gama. Lah si bos kemana batang idungnya aja belum keliatan. " Rizkan menatap syila dan gama yang baru saja datang melewati kelas mereka.

" Bolos aja lah kita kalo si bos gak sekolah. " Ucap Delon yang berhasil mendapat timpukan dari Dito.

" Mau di kata apa lo kalo bolos tanpa ada di Arsen, rasa-rasanya kayak ada yang kurang. "

" Tanya aja sama Syila Arsen kemana dia pasti tau. " Rizkan berjalan lebih dulu kearah kelas Syila.

Mencari keberadaan Syila. Mata nya tertuju kepada dua insan yang sedang bercakrama sesekali tertawa bersama.

ARSENIO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang