Yang belum follow, follow dongsKaum siang mana nihh?
Kaum malam juga mana nihhh?-
-
-
-
-
Happy reading💙"Mamaaaaa, ini mobil aku kenapa hiks." Teriak Haura memenuhi perkarangan rumah.
"Ada apa sih kak, masih pagi udah teriak-teriak." Ujar ridya mendekati anaknya itu.
"Liat deh ma, masa mobil aku bannya bisa kempes gini sih." Ridya pun langsung mengarah pada apa yang ditunjuk Haura.
"Kenapa bisa?, Tau gitu kamu bareng sama papa perginya." Yaa Haura pun hanya mempautkan bibirnya.
"Gimana dong ma ihh, masa aku gak sekolah sih, kan baru sehari masuk." Dari pada punyeng mendengar rengekan Haura, mending ia mencari tebengan untuk anaknya ini.
Ridya berjalan kearah pagar rumah, dan menengok kesana kemari ternyata ada manusia yang bisa ia mintain tolong. "Nak Vian." Panggil ridya.
Vian yang sedang memanaskan motor didepan rumahnya pun menoleh, dan langsung mendekati orang yang memanggilnya. "Kenapa ma?." Yaa, Vian memang memanggil ridya dengan sebutan mama, kalian inget kan kalau mereka itu teman dari orok.
"Mama nitip Haura ya sayang, soalnya mobil Haura bannya kempes." Vian pun langsung melihat dan benar saja Haura masih berdiri ditempatnya dengan wajah yang ditekuk.
"Iya ma, boleh." Jawab Vian dengan senyuman.
Ihh kok tuh anak gak nolak sih, dasar modus. "Ihhh aku naik taksi ajalah ma, ngapain nebeng-nebeng." Tolak Haura, sebenarnya maunya apasih.
"Jam segini lama nunggu taksi." Jawab Vian.
"Diem lo." Sarkas Haura sebal. "Kamu ini apa-apaan Haura, ini gamau kayak gitu ngerengek, bener itu kata Vian mending nebeng aja emang kenapa sih sama tetangga juga." Imbuh ridya.
"Hisss, iya iya." Akhirnya pun ia harus menuruti omongan mamanya ini.
Haura pun langsung berjalan mendekati mamanya untuk menyaliminya tanpa bicara apa-apa, dan langsung pergi ke rumah Vian.
"Yaudah ma, Vian berangkat yaa, assalamualaikum." Pamit Vian pada ridya.
"Waalaikumsalam, iya hati-hati yaa sayang." Jawab ridya lembut.
"Woyy pian cepetan dong lama amat kali." Panggil Haura yang sudah berada didepan perkarangan rumah Vian.
Setelah Vian sampai, Vian langsung menghidupkan mesin motornya dan menunggu tetangganya ini untuk naik. "Ck, ngapain diem, naik cepet tadi aja nyuruh gue cepet." Tetapi Haura masih tetap diam ditempatnya.
"Naik atau gue gendong." Ancam Vian.
Haura yang tadinya diam pun langsung kelabakan mendengar ancaman Vian. "hiss gimana mau naik, motor lo tinggi, rok gue juga pendek." Ujar Haura memberi tahu. Dasar gak pekaan batin Haura.
"Makanya make rok itu yang semata kaki lain kali." Jawab Vian tak urung ia memberikan hoody nya.
"Make yang panjang makin gabisa naek lah peak, orang kok bego." Geram Haura. "Udahlah naek cepet lagi, ngebacot aja." Mungkin kah mereka sampai sekolah tepat waktu?.
o0O0o
"Wihh tumben pergi bareng?." Tanya alitza, saat melihat sahabatnya ini datang dengan orang yang mungkin ingin dirinya telan hidup-hidup."...", Tak ada jawaban dari Haura, karena Haura hanya diam, ia kesal ia pun baru kepikiran kenapa tidak minta jemput alitza saja.
"Ra, lo ngapa sih?" Tanya alitza.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUVIAN
أدب المراهقينmenceritakan tentang teman, tetangga, musuh bebuyutan, sekaligus teman kecil baginya yang ternyata adalah jodohnya(?) , bagaimana bisa?, baca yukkk🙌 ∆UTAMAKAN FOLLOW MEMBACA∆