Its We Time

261 16 0
                                    


Maaf banget update nya lama, suka mager and banyak tugas:)

Lets goo aja deh



Pov Seli

Akhirnya kami tiba di perpustakaan sentral.

"Ayo sel, aku mau nyari novel!" Seru raib menarik tanganku berlari ke gedung perpustakaan. Aku hanya tersenyum sekilas, aku kaget raib tiba-tiba menarikku.

"Heh, aku ditinggal!!" Seru ali kesal, kami sudah beberapa meter meninggalkannya. Dia pasti berekspetasi akan berduaan dengan raib. Ya, aku juga ga mau jadi nyamuk sih, tapi mau bagaimana raib gengsian mulu.

Kami sampai di depan gedung, kami lagi nunggu ali. Dia berlari mengejar kami, bukan lebih tepatnya dia mengejar ra yang antusias sekali menatap gedung perpustakaan sentral.

"Baiklah, kita akan ke bagian novel." Kata raib ingin melangkah masuk.

"Mana bisa!!" Ali menyergah.

"Kenapa ga, kan tinggal jalan tuan muda ali." Ujar raib.

"Pokoknya kita ke area teknologi. Kalian baca novel mulu, mending ikut aku biar pinter." Sergah ali. Dan yap, mereka bertengkar lagi, entah ke berapa kali aku hanya memperhatikan dari belakangan. Indahnya pemandangan ini.

"KAKAK!!" Sebuah teriakan menghentikan pertengkaran raib dan ali. Kami menoleh, lihatlah ou dengan semangat memelukku.

"Ou!!" Seruku kaget. Dia tertawa, dia senang sekali melihat kami. Dan kejutan siapa orang tampan dibelakangnya. Astaga ily, dia sangat tampan.

"Halo teman-teman." Sapa ily hangat.

"Hai ily." Sapaku dan raib berbarengan, ali? Dia hanya melambaikan tangan tak peduli.

"Kakak ayo ke taman bermain disana, temenin ou sama kakak ily." Ujar ou senang. Eh, gimana ya. Kamikan mau ke perpustakaan. Kami saling tatap.

"Sel, kamu bisa kesana sama ily dan ou. Aku dan raib mau membaca novel." Seru ali menyingkirkanku, eh. Aku melotot. Dia ingin menyingkirkanku dengan kasar begini. Hanya karena ingin bucin sama raib. Ini kasar sekali.

"Tadi katamu ga mau baca novel." Ujar raib.

"Ga jadi, ayo cepat." Ali menarik raib kedalam, sambil melambaikan tangan. Dasar biang kerok.

Astaga!! Panik, panik. Ditinggal bersama ily dan ou. Bukan pengalaman bagus.

"Ayoo kakak." Ujar ou, dia sih sangat senang. Dia menarikku dan ily, ke taman bermain.

"Aku main dulu ya." Ujar ou. Dia bukannya mengajakku bermain, tapi menyuruhku menunggui dia.

Aku mengangguk, melambai. Sekarang tinggal aku dan ily, astaga kalau ini mimpi,aku ingin pingsan. Tapi ini nyata, malu rasanya kalau aku pingsan.

"Kamu kepanasan sel?" Tanya ily.

"Eh, iya. Apa?" Ujarku salah tingkah.

"Wajahmu memerah, apa kepanasan?" Tanya ily, ini bukan kepanasan ily, ini terpesona sih.

"Bagaimana kalo kita beli ice cream?" Tanya ily, apa dia menyadari aku salah tingkah. Semoga tidak.

"Eh, oke. Boleh kok." Ujarku malu. Dia tersenyum, pergi ke arah toko ice cream. Ngobrol segitu aja aku salah tingkah. Raib dan ali, apa kabar ya?

Pov Raib

"Kamu ga bosan baca ini?" Tanya ali. Dia sudah membukan 2 buku, tapi hanya bolak balik halaman. Tidak tertarik.

"Aku suka mana mungkin bosan, dan kalau kamu yang bosan. Kamu boleh meninggalkanku."

"Heh, mana mau. Aku ini bertanggung jawab, kalau kamu kenapa-napa gimana?" Ujar ali. Dia banyak alasan sekali. Kalau mau dekat aku bilang aja, eh, kok pikiranku jadi aneh.

"Sini!"

"ALI!!" Seruku, ali tiba-tiba menarik tubuhku dari belakang. Sontak tubuhku jatuh ke dadanya.

"Ginikan enak bacanya." Ujarnya santai. Enak matanya, kalau dilihat orang, fatal sekali. Atau lebih ke aneh sekali.

"Ali, kau in-" Ali menutup mulutku. Biang kerok ini, dibiarkan malah ngelunjak.

"Ssstt, baca aja apa susahnya." Wajahku menghangat, dia ini. Menyebalkan sekali. Aku mengalah, mulai membaca novel dengan tenang. Sampai.

"Anak muda, kalian tidak seharusnya begitu diperpustakan sentral!" Seru seseorang, aku sontak bangun, juga ali. Lihatlah av berdiri di ambang pintu, memperhatikan.

"Av, kami akan keluar mencari udara segar. Dan seli. Iya benar seli." Ujarku cepat mencari alasan, lalu sesegera mungkin kutarik tangan ali pergi. Astaga malunya. Seli kau dimana?

Pov Seli

"Ini." Ily datang membawa ice cream.

"Eh, cuma 1?" Tanyaku, ily hanya membawa satu gelas besar ice cream dengan 2 sendok.

"Eh, ga mau ya?" Tanya ily. Aku bergegas menggeleng, bukan ga mau cuma kaget. Siapa mau menghilangkan kesempatan emas makan bareng ily. Yang baca iri ya.

Ily mulai menyendok ice cream, juga aku. Wajah ily sangat tampan saat makan ice cream. Tiba-tiba, ily menyodorkan sendoknya.

"Ehh, ada apa?" Tanyaku kaget.

"Kamu mau aku suapin ga?" Astaga ini tambah mengagetkan, tapi aku seli. Tentu mau. Aku memakan ice cream itu. Sedikit salah tingkah tapi tak masalah. Di suapin ily sangat langka.

Kami mengobrol santau seperti biasa, hanya saja. Ily yang tenang, dan aku yang pemalu. Sangat, sangat, keren.

"Ekhmm." Suara itu. Aku menoleh, sudah kuduga.

"Seli, sepertinya seru juga pembicaraan kalian." Ujar raib, sedangkan ali. Di sudah tertawa terbahak-bahak. Mereka memperhatikan kami, sejak ily menyuapiku. Astaga wajahku menghangat sekarang. Pasangan gengsian ini merusak waktuku.

Cringe....
Iya banget
Inget vote!!

Ga vote ga keren.

Bumi Series in The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang