#01

3.8K 417 75
                                    

Tit. Tit. Tit.

"Totalnya 23.000 won." Ucap Taehyung tanpa melihat pelanggan dan tersenyum hambar setelah memberikan srtuk belanja. Pelanggan itu telah pergi dan ia masih berdiri menatap kosong pada layar monitor yang selalu menyala.

"Tae? Ada apa denganmu? Apa kamu masih sakit?"  

Kemarin Taehyung tidak masuk kerja. Tadinya Jimin ingin menjenguk tapi sadar kalau ia tak mengetahui di mana tempat tinggal sang sahabat.

Lamunan Taehyung seketika buyar dan ia kembali menarik garis senyum, berusaha terlihat baik-baik saja. "Tidak, Jim. Aku tidak sakit."

"Lalu kenapa? Ah ya, apa audisinya berjalan lancar?" Tanya Jimin lagi.

Mendengar akan kata audisi sontak saja Taehyung meremat gempalan tangan sendiri di bawah meja. Sekelebat bayangan sosok tampan dan bejat kembali mengganggu pikirannya, Jeon Jerk Jeongguk. Tapi ada satu keanehan karena pria brengsek itu membiarkan pergi begitu saja.

"Entahlah." Akhirnya Taehyung mengangkat bahu dan menimpali pertanyaan Jimin sesingkat mungkin. Ia sangat tak berminat membahas hal itu lebih jauh. Untungnya satu persatu pembeli mulai mendekat dan membentuk barisan panjang sehingga Jimin tidak bisa melempar pertanyaan lain.

Seperti biasa, hari ini toko sangat ramai. Sepuluh menit lagi shift-nya berakhir. Taehyung bekerja fokus menghitung dan mengemas barang, berusaha mengabaikan tindakan biadab yang telah diterima dengan menjalani kehidupan biasa seolah hal itu tak pernah terjadi. Ia ingin melupakan dan menghapus memori buruk itu.

Kalian tentu bertanya-tanya, ada apa dengan Taehyung?

Ya. Sesuatu telah terjadi pada hari itu. Hari dimana ia memutuskan untuk datang ke kantor sebuah agensi entertaiment.

Flashback On

Taehyung baru saja keluar dari ruangan Jeongguk. Ia tidak habis pikir. Pornstar? Itu tidak ada beda dengan jalang yang bekerja di depan kamera. Ah, bahkan pelacur saja melakukan di tempat tertutup seperti hotel tanpa disebar luaskan.

Namun baru hendak meninggalkan gedung, Taehyung melihat sebuah pamflet lowongan pekerjaan sebagai office boy dengan gaji 700.000 won. Itu sangat jauh lebih besar dari gaji di toko swalayan. Bekerja setengah tahun saja, ia sudah bisa melunasi tunggakan flat dan kembali ke desa.

Oke. Tidak apa ia masih menginjakkan kaki di gedung ini tapi itu bukan sebagai pornstar. Maka dengan langkah pasti ia kembali berbalik menuju ruangan yang baru saja ditinggali. Kenapa ke ruangan itu? Karena Taehyung pikir Jeongguk adalah bagian HRD dan tadi pria itu mengatakan untuk datang menemuinya jika berubah pikiran ingin bekerja disini.

"Tidak sampai setengah jam tapi kamu sudah berubah pikiran, hm?"

Tukas Jeongguk begitu melihat Taehyung yang kembali membuka pintu. Ia memang sudah mewanti sekeretarisnya, Bae Irene, agar membiarkan sosok pria yang baru saja pergi untuk masuk keruangannya jika suatu hari nanti kembali datang. Tapi ini sungguh cepat.

Dilihatnya sosok berahang tegas tampan dan juga manis itu menggelengkan kepala. "Saya datang untuk melamar sebagai office boy."

Mendengar itu, Jeongguk tersenyum tipis. Pria dihadapannya ini lucu sekali. Ternyata benar dugaannya bahwa si pemilik manik hazel ini tipe yang sulit didapat dan itu bagus.

"Baiklah, silahkan duduk Taehyung-ssi. Kamu hanya ingin berdiri di situ?"

Sejurus kemudian, Taehyung duduk di sofa. Ia menatap Jeongguk yang beralih ke meja lain dan membuat secangkir kopi instan.

"Apa kamu suka manis?" Tanya Jeongguk.

"Jeongguk-ssi, anda tidak perlu--"

"Kau tidak boleh menolak." Sela Jeonggok diikuti tersenyum simpul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bloody Rose ╬ KOOKV Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang