#1

13 5 0
                                    

***

Seperti biasa, pagi yg di selimuti embun pagi, dingin yang masih ketara sekali, walau begitu Raka masih semangat bangun dari ranjang nya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan, menggosok gigi, memakai face wash dan membilas seluruh badan hingga bersih.

Kalian mungkin berpikir apa raka, seorang laki' yg sudah memasuki tahap remaja ini, apa memang selalu serajin ini?

haha, ini bukan lah raka yang biasa nya, semua memang masih sama, hanya saja yang berbeda hari ini adalah hari dimana dia masuk ke salah satu SMA di kota kelahiran Raka ini, yap ini hari pertama Raka masuk ke sekolah baru, tingkatan yang berbeda dan juga... gaya baru.

Tentu saja raka sangat Antusias, ini hari pertama masuk ke sekolah baru dan dia sudah lama sekali menanti kan momen ini, momen bangun di pagi buta, memakai pakaian sekolah baru dan bercermin sambil membangga kan diri.

"Arghh rambut sialan, ini rambut apaan dah, bentuk nya ga ada lagi anj, ini apalagiii.. kok wajah gua kusut gini sihhh, ini lagi jerawat bngst"

Pagi yang indah bukan.









"Belum ada orang... Apa gua kepagian yah" menatap jam pada lengan, Raka cukup syok melihat jam yg masih menunjukan jam sekitar 6.27.

ini memang masih agak pagi, hanya beberapa siswa/siswi dan pembersih sekolah saja yang masih kelihatan.

"Ga ga ga, bukan gua yang kepagian, mereka aja yang ga serajin gua"
Pikiran raka memang positif dan terkesan seperti orang yang narsistik, tapi percayalah, ada sedikit rasa kalut dipikiran nya, datang pagi seperti ini mengingat kan dia kepada kejadian yang menimpa raka semasa SMP.

Dia mencoba menutupi masa lalu nya, masa' kelam di SMP raka, berusaha Keras menghilangkan trauma yang membuat dia harus merubah diri jauh berbeda di Banding sebelum ini.

Tenggelam pada kekalutan pikiran, Wajah yang tadi nya masih menunjukkan ekspresi biasa, lambat laun berubah ke ekspresi yg terlihat campur aduk, marah, sedih, takut, bingung...

"Apa gua harus menjalani kehidupan sekolah yang seperti itu lagi... Haha jangan bercanda ka"
Setidak nya dia masih berpikir waras.

Tenggelam dalam pikiran nostalgia nya yang dalam, Raka tidak sadar bahwa dia masih berdiri mematung di depan pagar sekolah, menatap tanah bebatuan, tatapan yang kosong.

Tidak butuh waktu terlalu lama
sampai dia akhirnya tersadar setelah tersenggol seseorang yang kelihatan nya lebih besar dari dia. kaget karena itu, Raka yang tadi sedang melamun hampir saja tersandung ketika dia menginjak batu yang lumayan besar

Raka sekarang yang memang tipikal manusia darah tinggi, lantas mencari siapa pelaku penambah kesialan nya ini. Melihat ke kiri kanan, sampai mata nya tertuju kepada seorang lelaki yang terlihat sedikit menonjol.

berbadan tinggi, kaki kurus yang terlihat jenjang, rambut halus lurus namun terlihat sedikit berantakan, bahu yang lumayan lebar, pinggang ramping namun berisi. melihat sekitaran tidak ada orang lain selain dia, raka sudah menebak dengan yakin bahwa orang itulah yang menambah kesialan dia hari ini.

"Gua lempar pakai batu bisa kali ya?"
Walau masih pagi, pikiran jahat Raka memang tidak bisa tidak ada.
"Ga usah deh, ntr dia is death malah gua yang repot" bersyukur lah dia tidak melakukan nya, mau bagaimana pun dia harus tetap bersikap waras, ini hari pertama raka bersekolah lagi, Raka tidak ingin rencana yang sudah dia susun dengan sungguh' akan hancur hanya karena siswa tiang itu.

"Baru pagi buta nan bisu saja dah banyak masalah, dunia ini memang kejam pada mahluk lemah seperti diri ku ini hiks" kedramatisan yang terlalu tiba', Raka seperti nya harus berhenti menonton banyak drama' tidak jelas itu.


***

Raka yang masih bingung harus pergi kemana hanya terus berjalan di daerah sekitar lorong sekolah ini, siswa yang datang semakin banyak, suasana sekolah semakin ramai, membuat raka sedikit sesak dengan situasi ini, Raka tebak mereka semua adalah siswa-siswi baru sama seperti dia.

"Tes tes... Ehem', bagi kalian yang merasa telah memasuki kelas 11 dan 12 bisa datang ke wali kelas nya masing' untuk mendapatkan info terkait daftar ulang, dan teruntuk siswa-siswi baru di SMA xxx ini, kalian bisa datang ke meja piket untuk mendapatkan info kelas kalian, terima kasih dan selamat untuk para siswa-siswi yg sudah memasuki SMA ini"

Mendengar pengumuman dari pengurus sekolah itu, Raka berlekas mencari meja piket yang di katakan sebelum nya, dia tidak mau harus berhempitan dengan siswa/siswi lain , menurut raka sangat-sangat tidak wajar behempetan dengan orang yang tidak dikenal, sangat canggung.

"Huhh sesak juga, untung gua Awal sedikit tadi, lagian ya Nih para guru kok bisa make cara kek gini, ngerepotin hidup aja njing" raka berhasil mendapatkan kelas yang akan dia tempati, walau memang sedikit sulit, dia tetap berhasil menemukan nya.

Raka bergegas pergi mencari kelas nya, dia kedapatan masuk ke kelas x Mia 2, beruntung kelas itu tidak terlalu jauh, raka bisa lebih mudah untuk mencarinya.

"Tadi gua no 18, yang mana yah meja nya, 6.. 8.. 10.. 14.. ah kyk nya itu"
Meja tempat raka duduk memang di atur sesuai no yang sudah di berikan sebelum dia masuk ke kelas ini.

Setelah mendapat kan meja menurut no kartu tersebut, dia bergegas jalan ke arah meja nya, duduk dan menatap keluar jendela. "Bagus deh dekat jendela.." guman Raka sambil memejamkan matanya, raka kembali teringat dengan kehidupan SMP, masa' dia sangat benci untuk hanya sekedar duduk di kursi belajar, tapi Raka sudah bertekad untuk merubah kehidupan sekolah nya di sma ini, dia bahkan merubah gaya dan style nya yang jauh berbeda dari sebelum ini.

Menunggu sebentar sampai Raka mendengar seseorang masuk ke dalam kelas yang sama, raka menerka itu teman sekelas nya. Raka tidak menoleh ke orang tersebut, dia terlalu malas melakukannya, sampai saat dia merasakan ada orang yang duduk di samping tempat dia duduk dan menggeser" meja, menganggu kegiatan Raka yang sedang menikmati angin sepoi".

"Siapa sih bngst, ganggu aja" batin Raka.

Walau Raka malas mengurusi nya, tapi tetap saja dia kepo siapa teman sebangku dia di SMA ini. Begini' Raka juga tipikal orang yang kepo sama sekitarannya, walaupun terkadang dia terkesan acuh.

"Wangi vanilla.."

Semakin di buat penasaran, Raka sedikit menoleh dan melirik ke sebelahnya. Mata nya membesar saat terkejut melihat siapa yang jadi teman sebangkunya ini, rambut yang sama, tinggi nya, tas nya, tidak salah lagi.

"ANJ LU KAN!!"

"hah?"









Tebak yok siapa teman sebangku Raka.

Arghh Mayan deg deg an y, dengan begini cerita pertama gua debut wuuu. Kalian juga jangan lupa vote yaaa, thank you and happy reading !!

Tunggu update-an selanjutnya!!

bitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang