Selamat membaca...
*******
kisah ini berawal saat aku dan 2 temanku mendaki gunung Burangrang tahun 2017 lalu. Aku tak mengira bahwa itu akan memberikan pengalaman menyeramkan ketika pendakian waktu itu.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi aku dan teman-temanku untuk lebih berhati-hati saat melakukan pendakian. Aku harap ini tak terjadi pada kalian dan juga kepadaku lagi.
Kisah ini bermula saat
***
Saat itu aku baru saja menduduki kuliah semester 3 disalah satu universitas swasta di Bandung. Bukan sekolah swasta yang bergengsi, hanya sekolah perguruan tinggi kecil dengan beberapa ratus mahasiswa disana. Kebanyakan dari kami yang berkuliah disana adalah anak-anak yang mendapatkan beasiswa dari yayasan yang memberikan kesempatan kepada kami anak rantauan dari sumatera selatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan mendapatkan gelar S1.
Kami di berikan tempat tinggal. Rumah mess dengan fasilitas yang minim sebut saja asrama, namun itu semua sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kami selama tinggal disini.
Banyak dari kami yang sebenernya bersaudara jauh dan dari desa yang sama. Karena memang beasiswa ini ditujukan untuk anak-anak lulusan SMA disekitar desa kami saat itu. Tinggal satu mess bersama 30 orang pria dalam satu ruangan, memang agak sedikit membuatku merasa kurang nyaman, karena kebanyakan dari kami tidak membereskan tempat tidurnya, dan terlebih lagi banyak yang sering begadang lalu bernyanyi-nyanyi ditengah orang-orang yang ingin istirahat. Tentu saja itu sangat menganggu diawal, namun lama-kelamaan aku terbiasa dengan suasana asrama yang selalu ramai 24 jam penuh.
Usiaku sangatlah muda saat itu, seperti anak remaja lainnya, yang mencari dan mengikuti naluri untuk menemukan hal yang aku sukai. Hakim dan Amir adalah teman satu kampungku di Musi Rawas Utara, dulu kami tak saling kenal, namun setelah bertemu mereka di asrama ini, kami saling tahu jika rumah kami berdekatan. Aku, Hakim dan Amir memilih hobi yang sama, kami menyukai penjelajahan hutan dan pendakian gunung. Waktu itu gunung pertama yang kami jajaki bersama adalah gunung Manglayang. Itu menjadi pengalaman pertama kali dan membuatku ingin melakukan pendakian lagi.
Pertengahan tahun di tahun 2017 setelah kampus mengadakan ujian akhir semester dan kami terjadwalkan libur selama 3 bulan penuh. Aku berencana untuk mengajak mereka mendaki gunung. Liburan panjang kami tak kami habiskan untuk pulang ke kampung, karena tidak ada hal yang bisa dilakukan di kampung kami yang masih sangat terpencil itu. Kebanyakan anak asrama lainnya juga memutuskan untuk mencari pekerjaan part time untuk mengisi liburan semester mereka sekaligus mencari uang tambahan.
Aku memutuskan mencari Amir saat aku mendapatkan ide untuk pergi mendaki mengisi liburan kami.
Malam itu aku bertemu Amir di gerbang pagar kampus, dia menenteng kresek bening berwarna pink dengan bungkus nasi di dalamnya. Aku menghampiri dan ikut berjalan berdampingan dengannya menuju ke dalam kampus, aku sudah memiliki rencana untuk membicarakan ini dengannya. "Liburan kali ini, mau kemana? Sudah ada rencana? " Tanyaku dengan penuh harap dia akan mengatakan 'aku tak punya rencana' jantungku berdetak karena aku sangat bersemangat untuk mengajaknya mendaki.
Dia menggeleng, kami berbelok menuju taman kampus yang sepi saat malam hari seperti ini. Mungkin dia akan makan disana pikirku. "Bagaimana jika kita pergi mendaki? Aku berencana mengajakmu dan Hakim"
"Bertiga saja?" Responnya cukup cepat. Kami sampai di taman kampus, dan kami pun duduk di salah satu kursi dengan meja kayu di depannya. Amir menaruh jinjingan kresek tadi di atas meja dan menatapku. Menunggu jawabanku yang belum sempat aku ucapkan. "Jika ada lagi yang mau ikut, boleh saja. Tapi aku dengar anak-anak yang lain sedang ada panggilan kerja part time di Pasar Baru. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunung Burangrang Di kala Malam
Misteri / Thrillerkisah ini berawal saat aku dan 2 temanku mendaki gunung Burangrang tahun 2017 lalu. Aku tak mengira bahwa itu akan memberikan pengalaman menyeramkan ketika pendakian waktu itu. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi aku dan teman-temanku untuk lebih b...