Bab Satu

3.1K 327 6
                                    

SEOUL mengalami musim panas paling aneh selama beberapa tahun ini. Panas yang hampir 40 derajat memang cukup normal, tapi hujan yang hampir setiap harilah yang tidak normal.

Jisoo Kim baru saja menarik garis panjang pada sketsa sebuah bangunan yang sedang didesainnya. Tubuhnya membungkuk, bertumpu pada meja gambar. Kedua telinganya ditutup headphone selagi dia mendengarkan lagu kesukaannya. Hal itu membantunya untuk fokus pada sketsa yang sedang dikerjakannya.

Sementara dia fokus bekerja, pintu ruangannya dibuka oleh seseorang. Masuk seorang gadis yang berpenampilan sedikit mirip dengannya. Kaos polos hitam tanpa corak dan celana panjang yang senada dengan kaos. Bedanya, Jisoo mengenakan jumpsuit coklat muda dengan kaosnya yang coklat tua. Gadis bertubuh tinggi itupun, langsung menghampiri Jisoo dengan langkahnya yang ringan dan kecil.

Sebelum berkata, ia menepuk pundak Jisoo untuk mengalihkan perhatiannya. "Makan dulu, kau melewatkan makan siangmu lagi."

Jisoo segera menghentikan kedua tangannya. Menyimpan penggaris dan pensilnya terlebih dahulu kemudian membuka headphone-nya.

"Oh? Sudah jam berapa memang?" tanyanya sambil tergesa-gesa mengambil ponsel dari saku jumpsuitnya.

Lisa Manoban, melirik sekilas jam tangannya lalu berkata, "Sudah hampir malam, Nona." Dengan kesal ia mengatakan hal itu karena rekan kerjanya sekaligus sahabatnya itu, lagi-lagi tidak memerhatikan kesehatannya. "Ngomong-ngomong kau sudah sarapan sebelumnya? Jangan bilang belum."

Terkekeh kecil, Jisoo menjawab. "Belum." Ia pun mematikan pemutar musik di ponselnya. "Klien yang ini sungguh penting. Aku harus membuatnya terkesan dengan pekerjaanku."

"Kau tidak akan membuatnya terkesan lagi jika kau jatuh pingsan di depannya karena kelaparan." Lisa mendesah. "Sudah, hentikan dulu. Kita makan malam dulu, baru setelah itu kau melanjutkan sketsamu."

Jisoo menurut saja, tidak bisa menolak permintaan gadis itu. Dia tahu hal mengerikan apa yang terjadi jika ia melakukan itu.

Lisa Manoban adalah gadis tinggi berdarah campuran Skotlandia dan Thailand. Tubuh tinggi dan proporsionalnya itu didapatkan dari Ayahnya yang seorang atlet. Dan, mata bulat dan besar dihiasi iris hitam, didapatkan dari ibunya yang seorang model. Perpaduan ini, membuatnya terlihat berbeda dari orang asia kebanyakan. Lisa memiliki visual campuran antara barat dan timur yang membuatnya unik, pun dikagumi oleh teman-teman kuliahnya dulu. Tidak heran, kalau orang-orang menyayangkan dia mengejar cita-citanya sebagai arsitek. Padahal, dengan fisiknya itu, ia bisa menjadi supermodel terkenal yang sudah wara-wiri di event-event dunia.

Tapi, hobinya menggambar dan merancang, membuatnya menekuni serius bidang itu sehingga disinilah ia bersama Jisoo Kim. Gadis seratus persen berdarah Korea yang perlu bekerja keras sampai ia meraih gelar sarjananya. Kalau mau dibilang, Jisoo sama sekali tidak berbakat dalam menggambar. Menarik garis saja tidak pernah lurus. Ia perlu beberapa trik khusus hanya untuk membuat satu garis lurus. Namun, dia tidak menyerah hingga ia bisa selamat dan lulus dengan nilai yang lumayan.

"Ini tempatnya?" Dengan kerutan di keningnya, Lisa bertanya begitu ia menoleh pada restoran yang ditunjuk Jisoo sebagai tempat makan mereka.  Restoran yang baru buka beberapa bulan yang lalu, berjarak hanya lima blok dari tempat keduanya bekerja.

"Wah, cukup penuh juga." Komentar Jisoo. Matanya berkeliling memperhatikan orang-orang yang sedang makan, sementara Lisa terus-terusan memandang panik pada pakaiannya.

Jisoo cepat menarik tangan Lisa sebelum mereka terpisah jauh karena langkah mereka yang berlawanan. Lisa pasrah saja dan mengikut. Dia terus menunduk dan tidak berani menatap sekelilingnya.

Terdengar denting gelas beradu sesekali dan pembicaraan orang-orang dalam bahasa yang tidak dimengertinya.

"Kita... tidak salah tempat, 'kan?" Bisik Lisa ragu, mendekatkan wajahnya ke Jisoo sembari melirik kecil ke meja yang dilewatinya. Sungguh, pakaiannya dengan Jisoo sangat tidak bisa menyamai kemewahan yang berada di sekitar mereka itu.

Chocolate Fate [ JENSOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang