👻7

102 23 188
                                    

[Chap ini agak panjang dan bucin bertebaran, semoga gak bosen yaa]

"Soora?"

"Aaaah kamu ngagetin aku tau gak?"

"Aku seharian ini cari kamu loh."

"A-aku juga nyariin kamu. Kamu tadi langsung hilang pas aku cariin."

"Maaf. Kamu abis ngapain dari dalam sini?" Leon mengintip ke dalam ruangan yang terbuka sedikit.

"Tidak apa-apa, aku tadi pas lewatin ini kayak ada suara aneh di dalamnya," Soora pun menutup pintu.

"Benarkah? Suara apa? Kamu melihat sesuatu?" Leon pun bertanya dengan khawatir.

"Satu-satu tanyanya hey hahaha. Tidak ada apa-apa, mungkin aku salah mendengar," Soora tersenyum manis, lucu melihat Leon kalian harus melihatnya juga.

"Benarkah? Biar ku periksa."

Leon yang hendak masuk langsung ditahan oleh Soora, "sudah aku cek semua, tidak ada apa-apa."

"Baiklah. Aku lelah seharian ini, ayo cari tempat beristirahat," Leon mengajak Soora dan dibalas anggukan oleh pacarnya itu.

"Aku sebenarnya menemukan tempat yang pas, aku bersembunyi disana dari tadi," Soora berjalan menarik tangan Leon menuju tempat yang ia maksud.

"Lantas mengapa kamu disini?"

"Hanya berjalan-jalan, aku kesepian. Mana tau bertemu lain, tapi aku lebih bersyukur bertemu kamu."

Dan sampailah mereka di ruang yang Soora maksud, tidak spesial hanya ada satu tikar lebar membentang di dalamnya.

"Ayo sini baring, katanya capek kan?" Soora duduk duluan di tikar itu.

Leon pun berbaring di tikar itu, tidak di samping Soora melainkan di paha Soora yang dijadikan bantalan.

"Dari mana kamu mendapatkan tikar ini?"

"Aku menemukannya disini, lihat saja tikarnya usang."

Mendapat jawaban itu Leon hanya mengangguk saja. Dari bawah Leon melihat pahatan wajah Soora yang sedang menatap lurus kedepan.

"Hey Leon?"

"Hm?"

"Kamu tidak usah berpura-pura lagi."

Leon langsung mengernyit mendengar penyataan itu, "maksud kamu?"

"Tidak usah berlagak bahwa kamu menyukai ku, kalau keberatan dengan perjodohan ini tidak perlu repot begini."

"Haaah, aku sudah pernah mengatakan ini kepadamu dengan jelas, aku menyukai mu tanpa embel-embel perjodohan."

"Tapi aku yang keberatan Le."

"Kamu menyukai orang lain?"

Soora menggeleng, "Tidak ada."

"Lalu?"

"keluargamu terlalu baik kepada keluargaku, kalau perjodohan ini dilanjutkan sampai kita nikah aku takut menjadi beban. Masih banyak wanita yang lebih baik buat kamu," suara Soora perlahan menjadi serak karna menahan tangisnya.

"Soora tatap aku."

Soora tidak melakukan apa yang Leon suruh, dia tetap memandang kedepan tanpa berani menatap Leon.

"Soora tatap aku," Titah Leon kedua kalinya sembari membelai lembut pipi Soora.

Setelahnya Soora menatap Leon. Aah lihatlah matanya sudah memerah.

PEEK-A-BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang