+Pukul 02:45 dini hari, keduanya baru berhenti melakukan hubungan intim yang bergairah di atas ranjang.
Lelaki yang lebih manis tertidur pulas dengan tubuh mulusnya yang hanya tertutup selimut tebal, sedangkan yang lebih dominan tengah duduk di sofa dengan sebatang rokok ia hisap sembari menikmati indahnya pemandangan kota dan seksinya seseorang yang baru ia gagahi tadi.
"Eunghh.."
Lenguhan kecil terdengar dari mulut sang submisif, Jake pun beranjak dari duduknya untuk memeriksa kondisi Sunghoon.
"Sayang, ada yang sakit?" tanyanya sambil mengelus surai rambut Sunghoon.
Sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepala dengan matanya yang masih tertutup.
"Ingin minum?"
"Tidak. Jake.."
Jake mendudukkan dirinya di ujung ranjang besar milik Sunghoon, tangannya masih mengelus rambut Sunghoon yang mulai basah akibat keringat tadi, padahal pendingin di kamar itu menyala.
"Kenapa?"
Pelan-pelan yang lebih manis membuka matanya menatap lelaki yang baru saja membuatnya mendesah nikmat tadi.
"Lubang ku sakit," rengek nya membuat Jake terkekeh.
"Maafkan aku, nanti pagi aku belikan salap, sekarang kembalilah tidur."
"Tidak, tidak mau tidur kalau tidak ada Jake."
Lagi-lagi Jake terkekeh mendengar rengekan kesayangannya ini.
"Iya-iya, kita tidur ya," balas Jake. Tetapi dirinya masih tetap duduk dan enggan ikut tertidur dengan submisif-nya.
Tak lama setelahnya Sunghoon kembali terlelap dengan elusan tangan besar Jake di kepalanya. Jake tersenyum melihat indahnya Sunghoon yang tengah terlelap seperti ini. Ia tak menyangka bahwa dirinya dan adik tirinya ini benar-benar melakukan hubungan itu. Masa bodo dengan ikatan darah yang terjalin, dirinya hanya ingin bersama Sunghoon.
Benar, Jake sudah tau bahwa Sunghoon adalah adik tirinya. Setelah melepaskan benih cintanya di lubang Sunghoon, Jake cepat-cepat menghubungi mommy nya, dan meminta semua bukti yang ada bahwa Jake benar-benar anak kandung dari ayahnya Sunghoon. Felix benar-benar mengirimkan bukti bukti yang ada.
Dan saat beberapa jam lalu sebelum ia dan Sunghoon melakukan hubungan terlarang itu, Jake tersadar bahwa mama Sunghoon mengintip mereka dari balik pintu kamar Sunghoon. Perasaan campur aduk mendominasi diri Jake, tapi saat melihat bagaimana indahnya tubuh sang adik tiri yang meliuk-liuk di atas tubuhnya, tak mampu membuat Jake menahan hasratnya lagi.
Jake tidak ingin Sunghoon tau tentang kenyataan ini.
Matahari sudah mulai terbit, jam juga sudah menunjukkan pukul 06:48. Tetapi lelaki dengan hidung mancung ini sama sekali tidak menutup matanya sebentar pun.
Ia masih ingin menyaksikan indahnya seseorang yang berhasil mencuri hatinya sejak awal bertemu.
"Jake."
Jake tersadar dari lamunannya saat Sunghoon memanggilnya.
"Kau tak tidur?"
Jake menggeleng dan mengecup sekilas bibir merah jambu milik Sunghoon.
Chuup!
"Bagaimana bisa aku tidur setelah spermaku mengalir di lubang mu," ucap Jake dan tak sebuah pukulan kecil menepuk bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother in Love | Jakehoon
Teen FictionJake mencintai adik tirinya. [ON GOING] bxb! dom! jake, sub! sunghoon. hom0! 18+