Bohong saat Sunghoon mengatakan apartemennya sangat kecil. Memang hanya ada satu kamar, tapi ini sama sekali tidak masuk dalam ukuran apartemen kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jake mendudukkan dirinya di sofa milik Sunghoon.
"Di mana ibumu?"
Sunghoon yang sedang menyusun sepatunya menoleh, "di Busan," jawabnya.
"Oh? Tidak tinggal di sini?"
Sunghoon ikut duduk di sofa miliknya, di samping Jake.
"Tidak, dia tinggal bersama Oma," Sunghoon membalas pertanyaan Jake sembari melepaskan pakaiannya, dan itu membuat Jake terkejut.
"Eh? Apa yang kau lakukan?!"
Baru saja Sunghoon ingin membuka kaosnya, tiba-tiba Jake bertanya dengan nada yang sedikit tinggi membuat Sunghoon menatapnya heran, "kenapa memangnya?"
"Kau tak malu membuka baju di depan tamu?"
"Kau tamu? Bukankah kau tadi memohon-mohon padaku untuk menumpang di sini?"
Ah Sunghoon, mulutnya memang pedas.
"Iya-iya aku hanya menumpang!"
"Itu tau. Lagipula kenapa? Kita sesama lelaki, tak masalah."
Bukan begitu maksud Jake.
"Apa kau.."
Jake meneguk ludahnya. Suasana berubah saat Sunghoon menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Sebelah alisnya terangkat dan juga senyum miringnya terukir.
"Ada apa dengan tatapan mu itu?" tanya Jake.
Seketika Sunghoon tersenyum senang, "tak ada, hanya penasaran."
Jake tak menanggapinya, dan Sunghoon pun tak jadi membuka kaosnya.
"Tadi kau marah-marah dan nangis seperti orang gila, tapi sekarang kenapa seperti? Maksudku, cepat sekali suasana hatimu berubah."
Sunghoon menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa, menutup kedua matanya, "lupakanlah, jangan ditanya lagi."
Jake mengangguk, "baiklah-"
"Eh tapi!" seru Sunghoon dengan semangat membuat Jake terkamcagiya.
"Astaga! Kenapa?"
Lelaki manis di depannya membenarkan duduknya menghadap Jake, "omong-omong apa aku boleh menanyakan tentang yang tadi?"
