Chapter 1

270 10 0
                                    

Happy Reading

Hilarious University.

Salah satu Universitas terbaik di negara X. Hanya orang-orang kaya dan cerdas yang bisa masuk. Jika tidak mengandalkan kecerdasan maka mereka akan mengandalkan uang untuk masuk Universitas ini.

Banyak sekali orang-orang yang ingin masuk, namun harapan mereka lagi-lagi harus terpatahkan hanya karena uang dan kecerdasan.

Sebagian besar mahasiswa Universitas ini adalah anak-anak kelas terpandang dan yang lainnya hanya anak-anak sederhanya yang hanya mampu mendapatkan beasiswa.

Tidak jarang juga anak yang mendapatkan beasiswa menjadi bahan bully dari anak-anak kelas atas. Korban bully ingin melaporkannya tetapi tidak bisa karena mereka takut beasiswa mereka akan di cabut.

Aku adalah salah satu mahasiswi di Hilarious University. Ohh ya namaku Savanna Arie biasa disapa Arie. Aku berasal dari keluarga yang cukup mampu. Ayahku bekerja sebagai ceo di perusahaan milik kakekku sedangkan ibuku mempunyai butik. Walaupun mereka memiliki kesibukan masing masing ,tapi tidak pernah sekalipun mereka melewatkan liburan keluarga dan qualty time keluarga. Aku juga mempunyai kakak dan adik bisa dikatakan aku anak tengah. Kakakku bernama Abiyan Mariano mamah menamainya karena dia sangat mengagumi model dan designer tampan yaitu Mariano Di Vaio. Adiku bernama Stefany Amora dia sangat cerewet berbanding terbalik denganku yang pendiam.

Aku adalah orang yang pendiam, cuek terhadap sekitar dan sangat sulit untuk bersosialisasi. Seperti sekarang aku berada di perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Yang seharusnya berkelompok tapi aku meminta untuk mengerjakannya sendiri untunglah dosen mengizinkannya.

Sebenarnya sifatku bukan seperti itu hanya saja aku trauma untuk berteman. Karena ada suatu hal yang membuatku trauma untuk bersosialisasi dan berteman.

Banyak orang yang menganggap orang yang pendiam itu cupu padahal mereka tidak tahu alasan kita untuk lebih baik menjadi pendiam.

Kutatap jam yang melingkar di tanganku. Kemudian membereskan semua barang barangku dan berdiri meninggalkan kursi dengan sebuah buku berada di tanganku. Tadi aku sempat melihat novel yang menarik perhatianku.

Setelah meminjam buku dari perpustakaan aku langsung menuju ke area parkir. Matahari bersinar sangat terik membuatku ingin langsung menyegarkan badanku. Aku melihat di sana banyak gadis gadis mengerumuni seseorang yang aku tidak tahu itu siapa. Tanpa memikirkan mereka aku langsung pergi dari area universitas dengan motorku.

Aku lebih suka menggunakan motor jawabannya agar lebih cepat sampai tujuan.

Memberhentikan motorku di depan sekolah. Tadi Fany sempat mengirimku pesan untuk menjemputnya. Mengedarkan pandanganku ke arah kerumunan murid yang baru saja keluar gerbang di sana aku melihat Fany berjalan keluar dan sesekali melihat ponselnya. Mungkin dia menunggu jawaban dari pesanku yang tadi hanya kulihat saja tanpa kubalas.

"Fany!!" aku berteriak sambil melambaikan tanganku. Dia langsung berlari kecil menghampiriku.

"Ih kirain gue lo gak bakal jemput!" Fany menatapku kesal.

"Gue jemput kok" balasku memberikan helm kepadanya.

"Ya lagian kenapa lo gak balas chat gue?"

"Sorry tadi buru buru."

Setelah itu aku menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata meninggalkan area sekolah.

Siang ini jalanan tidak terlalu macet seperti tadi pagi jadi aku tidak menggunakan jalan tikus.

Fany tiba-tiba berbicara sedikit berteriak karena kami menggunakan helm dan sedang di jalan jika berbicara seperti biasa mana bisa terdengar.

(Kalian taulah pasti, pernah ngalamin? Kalau pernah berarti kita Sama gue juga sering malah.)

"Mampir gramedia dulu ya!" ucapnya sambil menepuk bahuku.

Aku hanya mengangguk karena niatku memang ke gramedia dulu. Kami berdua adalah penyuka novel. Jadi jangan heran kalau di rumah kami terdapat perpustakaan mini untuk buku-buku dan novel.

Setelah sampai di gramedia kami mencari novel masing-masing yang akan kita beli. Aku melihat ada sebuah novel yang menarik perhatianku lalu aku membawanya ke kasir dengan dua novel lainnya yang tadi ku bawa. Fany menghampiriku dengan tujuh novel di tangan nya.

"Banyak banget Fan?" aku kaget melihat Fany membawa novel yang lumayan banyak.

"Hehe sekalian stok jadi gak bolak balik" jawabnya dengan menampilkan deretan giginya.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ada saja tingkah adiku ini.

"Kak sekalian bayarin ya?" Fany memandangku dengan tatapan mengharap. Aku mengendus dan mengangguk sebagai jawabannya.

Lain kali aku harusnya tidak mengajaknya ke gramedia dia akan menghabiskan uangku sedangkan uangnya aman dia bilang buat nabung biar bisa ketemu dan liat suami masa depan. Selalu saja ada alasan untuk masalah uang.

Setelah membayar novel kita pulang ke rumah. Aku merebahkan tubuhku di kasur hari ini aku merasa sangat lelah. Baru saja ingin memejamkan mata pintu kamarku di ketuk.

"Arie kamu belum makan siangkan? mamah sudah siapkan makanannya di ruang makan. Nanti kamu makan bilangin juga adik kamu, mamah mau anter makanan ke papah dulu" itu suara mamah. Mamah memang tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai istri dan ibu yang baik.

"Iya mah" aku kembali memejamkan mata setelah mendengar suara langkah kaki menjauh.

Setelah beberapa menit memejamkan mata. Aku beranjak ke arah kamar mandi untuk membuat tubuhku kembali segar.

Kini badanku menjadi lebih segar dari sebelumnya. Aku berjalan ke arah pintu berwarna ungu di samping kamarku. Adiku ini penggemar fanatik warna ungu. Berbeda denganku lebih suka warna alam seperti hijau dan biru.

Mengetuk pintunya dengan keras karena ku dengar dia sedang bernyanyi dengan iringan musik yang cukup keras.

"Ada apa kak?" tanyanya dengan masih menggunakan segragam sekolahnya. Dia belum ganti baju?.

"Woy lo belum mandi?" tanyaku yang hanya dibalas cengiran khas nya.

"Mandi habis itu makan mamah udah siapin makanan" setelah itu aku berjalan pergi meninggalkan kamar Fany dan berjalan ke ruang makan.

Samar samar aku mendengarnya berkata "Oke".

Tak beberapa lama aku melihat Fany berjalan ke arahku. Dia menggunakan baju santai.

"Udah mandi?" tanyaku

"Ihh yaudah dong wangi gini" jawabnya dengan kesal.

"Siapa tau lo cuma ganti baju doang" aku berkata acuh.

"Gue gak semales itu ya" jawabnya dengan meliriku kesal. "Mamah kemana kak kok gak kelihatan?" tanyanya dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang makan.

"Makannya jangan di kamar terus jadi tau kalu mamah pergi."

"Dih itu mah lo kali."

"Mamah pergi anter makanan ke kantor papah."

Kita memakan makanan dengan tenang dan tanpa suara karena di keluarga kami tidak boleh makan bersuara.

Jika kalian bertanya di mana kak Abi dia sekarang berada di kantornya untuk mengurus kerjaannya. Tentang pekerjaannya dia adalah seorang pengacara. Papah tidak memaksa untuk kami meneruskan perusahaannya.

Aku lebih suka ke arah sastra. Sedangkan adiku Fany lebih suka bisnis. Mungkin Fany yang akan meneruskan perusahaan papah setelah ini.

Halo semua apa kabar?
Gimana chapter pertama
Tunggu kelanjutannya oke.
Jika ada typo komen dan mohon maklumi saya hanya manusia biasa.
Jangan lupa vote,komen dan bagikan kalau bisa follow akun aku dan ig ku queentiwi_2
Papay💚

Takdirku PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang