─ ♡ ─
Friday, 2034.
"hey? kenapa murung?" jaemin menepuk punggung jeno yang tengah berdiam diri di balkon kamarnya memandang langit diatas."bukan apa-apa." gumam jeno.
jaemin mentap teman sebayanya itu lalu tersenyum tipis, "rindu ya?" tanya nya sambil menatap wajah jeno.
jeno menatap balik jaemin lalu tersenyum.
"siapa yang ga kangen sama dia? he was literally everything." jawab jeno sambil menghela nafas.
"gua pengen balik ke waktu itu dan cegah dia bisa gasih.." gumam jeno menatap kosong langit diatas, jaemin hanya terdiam disebelahnya mentap sahabatnya yang kembali dilanda awan gelap.
setelah 13 tahun jaemin tahu bahwa jeno masih tidak bisa melepas aksiden kala itu. waktu aksiden itu terjadi jeno meraung-meraung tidak terima dan tidak percaya bahwa pacarnya yang sudah menemani nya bertahun-tahun telah pergi keatas meninggalkannya sendirian di bumi yang kejam ini.
"jen.."
"iya tau, udah bertahun-tahun harusnya gua udah bisa lepasin dia tapi selama ini gua masih gabisa lepas kepergian dia. dia segalanya bagi gua jaem, gimana bisa gua lepas dia begitu aja?"
ucap jeno sambil meremat kepalan tangannya untuk menahan emosi dalam dirinya sendiri yang bisa saja meledak kapan pun.
"gua cuma pengen hapus kejadian itu di masa lalu. kalau gua hapus.. chenle seharusnya masih hidup disini nemenin gua kan?"
hela jeno sebelum bangkit dan kembali masuk kedalam kamarnya meninggalkan jaemin sendirian di balkonnya yang dipenuhi tumbuhan-tumbuhan hijau milik chenle yang masih dirawat baik oleh jeno walaupun sang pemilik telah meninggalkannya.
"tiga belas tahun jen, udah tiga belas tahun. dan lo masih belum bisa lepas kepergiannya?" gumam jaemin menatap punggung jeno yang kian menjauh lalu menghilang dibelakang pintu kamar jeno yang berwarna coklat gelap.
─ ♡ ─
Saturday, 2034.
"jen garem sebelah lo oper sini dong." haechan yang duduk berlawanan arah dengan jeno meminta jeno untuk mengambil garam yang kebetulan letaknya berdekatan dengan jeno."ambil sendiri." jawab jeno fokus memakan sarapannya di meja makan flat apartemennya.
haechan mendengus, "sung tolong ambilin." jisung yang tengah mengunyah makanan mengangguk lalu memberikan garam tersebut ke mark agar bisa ia berikan ke haechan.
"lo kenapa jen? murung mulu." tanya renjun disebelah jeno menatapnya bingung. jeno hanya diam tidak menghiraukan pertanyaan renjun, jaemin pun berinisiatif menendang kaki renjun dibawah meja.
"aww! sak—" renjun yang awalnya mau memarahi jaemin langsung menutup mulutnya rapat-rapat setelah melihat kode yang diberikan oleh jaemin.
tangan jaemin tengah menunjuk bingkai foto yang diletakkan diatas nakas disebelah semua piala dan piagam milik jeno di pertunjukkan.
didepan semua penghargaan yang jeno raih semasa waktunya masih duduk dikursi pelajar ada dua bingkai foto yang dipajang depannya.
satu bingkai yang menunjukkan dua orang tengah berpelukan dengan senyuman dikedua wajah orang tersebut, dan satu lagi memperlihatkan wajah seseorang memegang buket bunga warna-warni ditangannya dengan senyuman lebar.
di bingkai pertama itu adalah foto jeno dan chenle yang tengah berpelukan dengan bahagia bersama karna mereka berdua memenangkan turnamen bola basket bersama.
jeno dan chenle keduanya adalah anggota tim inti basket sewaktu masih di sekolah menengah pertama, bisa dibilang keduanya bertemu dan dekat karna keduanya tim inti basket.
dan dibingkai kedua, itu adalah foto kelulusan chenle yang jeno ambil dengan ponsel nya sendiri. waktu itu adalah pengumuman kelulusan chenle semasa SMP, jeno berinisiatif untuk datang ke acaranya dan memberi buket bunga sebagai hadiah.
persoalan tentang tim inti basket yang membuat kedua insan ini dekat, haruskah aku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?
sepertinya aku harus, mari kita buka kembali luka yang belum sepenuhnya pulih.
─ ♡ ─
TBC.
─ ♡ ─
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED ## JENLE
Fanfiction૮₍ ๑ ◞ . ◟₎ა :𝘢 𝘣𝘰𝘰𝘬 𝘣𝘺 ﹫𝘹𝘹𝘺𝘮𝘰𝘰𝘯 ♡ ❝ gua cuma pengen hapus kejadian itu di masa lalu. ❞ type : highschool au, written in bahasa with a mix of english, alur maju-mundur. warn : harshwords , cursing , mcd , suicide attempt. 🏅#12 JENLE ...