CHANGED :: FOUR

391 54 6
                                    

─ ♡ ─

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─ ♡ ─

Thursday, 2018.
jantung chenle berdegub dengan kencang, bola yang ia pegang kini dilempar kearah sungchan dan diterima lalu dilemparkan masuk kedalam ring membuat seisi lapangan basket indoor dipenuhi suara teriakan heboh.

tim basket miliknya kini menjadi utusan sekolah untuk bertanding di acara sekolah, sekolah lain. chenle gugup? tentu saja.

pasalnya chenle baru saja diberitahu bahwa selama 3 tahun berturut-turit tim inti basket sekolahnya berhasil meraih kemenangan juara pertama di acara sekolah lain.

ia tidak mau citra sekolahnya sirna begitu saja karnanya, dengan itu chenle berusaha dengan keras untuk mengamankan gelar sekolahnya.

bunyi peluit dibunyikan menandakan bahwa babak pertama telah selesai dan chenle menghela nafasnya dengan lelah. ia berjalan menuju bench nya dengan tubuh yang penuh dengan keringat.

eric menawari nya handuk dan chenle menerimanya, ia mengambil tempat duduk tepat disebelah jeno lalu menyenderkan badannya pada bench nya dan memejamkan mata untuk mentralkan nafasnya.

"hey, semangat." ucap jeno menepuk lutut chenle, chenle membuka matanya lalu mengangguk dan tersenyun.

"iya." jawab chenle, jeno menyodorkannya minuman dan chenle terima dan ia teguk habis.

"semangat, score kita di round satu lebih unggul. jaga score kalian, mashiho kamu kalau bisa masukin bola langsung dari titik three-point lakuin, tapi seseorang harus berdiri didekat ring incase bola nya mantul oke?" ucap coach, mereka semua mengangguk.

"kalau kita menangkan round ini, otomatis kita akan masuk semi-final. jadi kerahkan semua usaha kalian untuk meraih piala."

"baik coach." ucap jeno.

sang coach tersenyum lalu melanjutkan ucapannya membahas strategi-strategi apa saja yang mereka bisa lakukan untuk memenangkan pertandingan ini.

"ah coach lupa bilang, yang kalian lawan hari ini.  itu mereka semua kelas sembilan." eric yang awalnya sedang meminum air tiba-tiba tersedak.

"kelas sembilan?!" tanya eric dengan wajah kaget, sang coach mengangguk.

"sebenarnya kelas sembilan tidak diperbolehkan untuk ikut tanding karna harus fokus untuk tes kenaikan kelas, tapi mereka tim dari pemilik rumah dari acara ini, jadi apa boleh buat." ucap coach nya mengangkat kedua tangannya.

jeno tertawa kaku lalu sedikit mengangkat celana pendek miliknya,

"biru." ucap chenle tidak sengaja melihat luka milik jeno yang terletak di lututnya.

CHANGED ## JENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang