─ ♡ ─
Saturday, 2018.
suara derap kaki belarian diatas lantai yang beralasan semen menggema didalam lapangan basket indoor lawan sekolah yang kini jeno dan chenle tandingi.
pertandingan ini adalah pertandingan semi-final sebelum menuju final, karna itu kedua tim berusaha dengan semangat untuk memenangkan pertandingan.
"chenle!" teriak eric sambil melempar bola kearah chenle namun sayangnya tubuh chenle terdorong oleh lawan pemain sehingga chenle terjatuh dengan suara keras.
"TIME OUT!" teriak jeno sebelum berlari mendekati chenle,
"le kamu gapapa?" chenle mengangguk, "gapapa kak, cuma kedorong biasa aja." ucap chenle.
wajah jeno masih mengkhawatirkan chenle pasalnya suara yang ia dengar saat chenle terjatuh benar-benar mengagetkannya.
sungchan yang berada didekat mereka langsung menghampiri dan bertanya kepada chenle bahwa apakah ia terluka atau tidak.
chenle menenangkan mereka dengan menjawab ia tidak kenapa-napa dan yang menyebabkannya jatuh hanya karna posisi nya yang tidak stabil maka karna itu ia mudah terdorong.
jeno mempercayai ucapan chenle namun dalam hatinya ia masih khawatir sehingga saat pertandingan kembali dimulai, kedua mata nya sesekali menatap kearah chenle untuk mengecek keadannya.
sayangnya saat babak tiga dimulai jeno mulai menyadari bahwa tangan kanan chenle terlihat tidak bertenaga(?) seperti sebelumnya.
mungkin karna efek chenle terjatuh sambil menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan agar tidak terlalu sakit saat terjatuh.
saat bola basket mulai keluar ring, jeno dengan cepat menghampiri chenle dan bertanya kepadanya.
"le tangan kamu gapapa? kamu keliatan sakit pas lempar bola nya pake tangan kanan." tanya jeno, chenle menatap jeno lalu menggelengkan kepalanya.
"engga papa, gausah khawatir cuma pegel dikit aja kok. nanti baikan sendiri." lagi-lagi jeno hanya mengiyakan ucapan chenle namun ia tetep menjaga matanya kepada chenle sesekali.
derit sepatu bergesekan dengan lantai kayu mengisi suasan tribun lawan sekolah mereka, mata jeno dengan fokus mengarah pada bola basket yang berada di tangan lawan.
melihat gerak-gerik curiga diantara dua lawan pemain nya, jeno mulai bergerak kearah dimana banyak anggota tim nya sedang mencegah oponennya untuk mengambil bola.
bola pun terlempar kearah chenle, namun kana chenle sedang menghadang lawan ia tidak fokus melihat ada bola yang melayang kearahnya.
alhasil jeno dengan cepat berlari kearah bola dilempar dan menangkap bola di depan chenle. chenle yang berada di belakangnya tersentak kaget.
terlihat jelas wajah jeno mulai menunjukan bahwa mood nya sadang jelek, ia terus menerus menatap lawan oponennya yang tadi berusaha melempar bola kearah chenle yang tidak memperhatikannya.
"ck sialan." gumam jeno sebelum melempar bola yang ia pegang masuk kedalam ring dalam gerakan 3-point.
babak ketiga pun selesai dan babak terakhir akan dimulai sebentar lagi, poin tim jeno dan tim lawannya hanya selisih 6 poin.
sang coach pun menyemangati mereka karna pertandingan hampir selesai, tugas mereka hanya mencoba membuat poin mereka tetap berada diatas poin tim lawan.
bola yang baru saja keluar garis ring kembali dibawa masuk oleh mashiho dan ia oper kearah chenle, chenle yang tangan kanannya merasa kurang nyaman ia mengoper nya kearah sungchan dengan memantulkannya ke lantai lalu sungchan masukkan kedalam ring basket dengan cepat sebelum bolanya di raih tim lawan.
"good!" teriak sungchan saat bola yang ia lempar masuk ke dalam ring dengan sempurna.
di sisi lain, jeno dan *mood* buruknya masih saja memerhatikan chenle yang tengah memperlihatkan wajah sedikit kesakitannya. jeno hendak mendekatinya namun ia malah dihadang oleh lawan timnya.
"*not so fast captain.*" ejek sang lawan tim, jeno hanya mendecih lalu mencoba menghindari *block-an* lawan tim nya dengan cepat. namun sialnya defense oponen nya ini sangat handil dalam mem-*block* lawan.
"eits-eits, mau kemana sih cepet-cepet? bola lo ada dibelakang padahal." jeno mengeluarkan helaan lalu mau tak mau mengganti tujuannya dan langsung berlari kearah bola yang berada di tangan lawan dan langsung mengambilnya dan melemparnya kearah eric.
"bola nya sekarang di belakang lo. sana cepet ambil." ucap jeno sambil menatap oponennya yang tadi menghadang jalannya.
melihat tim lain sedang sibuk mencoba menghadang eric, jeno menghambil kesempatan ini untuk mendekat kepada chenle yang tengah berdiri di tengah lapangan dengan posisi *on-guard*.
"chenle, tangan kamu beneran gapapa?" tanya jeno, chenle menoleh lalu mengangguk.
"iya gapapa kok ini, tenang aja." jawabnya, jeno tak terlihat percaya akan ucapan chenle. menurutnya ia berbohong karna jelas-jelas ia tadi melihat chenle kesakitan saat memegang bola dengan tangan kanannya.
"coba angkat tangan kanannya." chenle menatap jeno bingung,
"ngapain?"
"katanya ga sakit kan? coba angkat tangan kanannya." chenle meneguk ludahnya dengan gugup, ia dengan perlahan mengangkat tangan kanannya keatas dan berhasil.
"e-engga sakit kan nih.." ucao chenle, jeno hanya diam.
"angkatnya langsung keatas jangan pelan-pelan." chenle hanya diam, tangannya tidak bergerak, mulutnya pun tidak menjawab ucapan jeno hanya matanya yang bergerak mengikuti bola yanng berada di tangan mashiho.
hey, perlu diingat keduanya ini masih berada di tengah lapangan.
"gabisa angkat kan? kamu main defense aja ya, gausah offense nanti tangannya makin sakit." ucap jeno sambil mengusak rambut chenle lalu mulai menghadang tim lawan yang hendak melempar bola nya masuk ke dalam ring mereka.
─ ♡ ─
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED ## JENLE
Fanfiction૮₍ ๑ ◞ . ◟₎ა :𝘢 𝘣𝘰𝘰𝘬 𝘣𝘺 ﹫𝘹𝘹𝘺𝘮𝘰𝘰𝘯 ♡ ❝ gua cuma pengen hapus kejadian itu di masa lalu. ❞ type : highschool au, written in bahasa with a mix of english, alur maju-mundur. warn : harshwords , cursing , mcd , suicide attempt. 🏅#12 JENLE ...