Prolog

121 10 1
                                    

"Maaf, A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, A.. itu tas punya saya tadi."

Perempuan itu sedikit membungkukkan badannya di hadapan lelaki yang sedang berdiri sambil membawa tas berwarna hitam.

"Oh? Yang di taro di jok motor saya, ya?"

"Iya A, maaf. Tadi kelupaan saya di simpen di atas motor Aa nya."

Mendengar penjelasannya, lelaki tadi yang sebelumnya baru saja selesai mengakhiri sambungan telepon itu, langsung menyerahkan tas kepada si pemilik. "Tadi saya bawa aja, takutnya ada dompet sama hp, terus malah ada yang ngambil. Tapi saya gak buka buka kok."

"Iya A, makasih, maaf ngerepotin."

"Iya sama-sama. Lain kali jangan teledor lagi."

"Hehe, iya A. Makasih ya sekali lagi."

"Nay!! Hayuu ihh!! Malah ngobrol ari kamu."

Perempuan itu menoleh, merasa kalau dirinya lah yang di teriaki namanya.

"Iyaa!!" Jawabnya, tak kalah berteriak. Tapi sebelum ia pergi, tubuhnya berbalik lagi menghadap lelaki yang tadi mengamankan tasnya.

"A, makasih ya A. Maaf saya gak bisa ngasih apa apa."

"Santai aja atuh, hahaha."

"Yaudah saya duluan ya. Udah di tungguin temen saya."

"Iya iya sok, hati hati."

Setelah mendapat persetujuan, dia pun dengan cepat menghampiri temannya yang sudah berdiam diri di atas motor, menunggu kehadirannya.

"Udah ada tas nya?" Tanya temannya.

"Udah. Untung tadi Aa Aa baik."







-







"Nayy!! Ya allah, pantesan di cari cari kemana, ternyata iniiii."

Perempuan bernama lengkap Nayla Jasmine Anindita itu mendelik malas saat mendapati kakak kandungnya sendiri merespon berlebihan tentang kehadirannya saat ini. Bukan apa apa, pasalnya kakak nya itu bukan mencari dirinya. Tapi tas yang dia pinjam.

"Teliti banget, tas satu gak ada aja langsung ngeh." Kata Nayla, melengos begitu saja, langsung duduk di kursi living room.

"Bilang kek kalau mau minjem. Main ambil ambil aja." Kayla, kakak Nayla yang berusia 4 tahun lebih tua darinya itu mengoceh, saat sudah mendapatkan tas miliknya kembali. Dengan gerakan cepat, Kayla langsung mengeluarkan semua barang milik Nayla yang ada pada tas nya.

"Percuma. Aku bilang juga pasti gak di bolehin. Mending ambil aja langsung sekalian." Jawabnya.

Kayla tak menjawab. Dia langsung membawa pergi tas nya, membiarkan dia beristirahat. Karena mungkin, tas nya itu masih terkejut, telah di culik secara tiba-tiba oleh perempuan aneh.

Sambil berjalan menuju kamarnya, Kayla tak henti henti nya mengelus lembut tas nya.

Aneh, batin Nayla.

Tak menghiraukan gelagat kakaknya, Nayla pun segera beranjak dari duduknya. Sama sama akan memasuki kamarnya, yang berada di lantai dua, tepat di samping kamar Kayla.

Dan tepat setelah dia menutup pintu kamar, dirinya benar benar bernafas lega.

Sebenarnya, tadi saat Nayla masih di cafe, badannya tiba tiba panas dingin. Masalahnya, tas yang ia gunakan tiba tiba hilang. Atau lebih tepatnya, dia lupa naruh. Dan pasti, Nayla panik waktu itu. Itu tas kakak nya. Kalau sampai benar benar hilang, mau bilang apa Nayla??

Tapi untung saja ingatannya sedang baik saat itu. Dia ingat, baru sampai di cafe, Nayla menitipkan tas itu di atas jok motor yang ada di samping nya, karena dia kesulitan membenarkan baju. Tapi temannya tadi, Rere, tiba tiba memutuskan untuk tidak jadi memarkirkan motornya di sana. Tak tau alasannya, yang jelas, Nayla juga akhirnya mengekori Rere yang mencari tempat parkir lain. Sampai dia lupa telah meninggalkan tas itu di sana.

Saat akan pulang, Nayla baru sadar kalau dari tadi dia hanya memegang ponsel. Tas nya menghilang. Langsung lah dia panik. Mencari ke setiap sudut cafe itu. Dan ternyata, tas itu sedang di pegang oleh lelaki yang sepertinya sedang menunggu seseorang(?) Lelaki itu sedang menelepon, di luar cafe.

Saat Nayla melihat dia sudah tak lagi menelepon, dengan cepat Nayla pun meminta tas itu kembali.

"Untung aja tadi si Aa nya baik. Gak di diemin di tengah jalan tuh tas nya." Nayla bernafas lega saat mengingat kejadian tadi.







***








disclaimer!
• sunda pride
urang-maneh , aing-sia
• jangan gunakan kata kata bahasa sunda yang terdapat pada cerita ini kepada orang yang lebih tua dari kalian.
• jangan gunakan kata kata bahasa sunda yang terdapat pada cerita ini, jika tidak didampingi atau dibimbing oleh ahli.

mohon untuk dimengerti, dipahami, dan dimaklumi. terimakasih.

di publish ba'da maghrib, saat keadaan bandung sedang hujan.

salam kasih,
bandung, 21 september 2021

aci

The Days We Were UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang