02. Namanya Aneh

20 6 0
                                    

"Ji! Hayu ah."

Nayla otomatis melihat, siapa yang menepuk pundak Eji itu. Dan benar saja. Bukan hanya suara, tapi wajahnya juga terasa tidak asing bagi Nayla.

"Ayeuna pisan?" Tanya Eji, sedikit mendongak.
(*Sekarang banget?)

"Heeh, hayu."
(*Iya)

"Nu lain geus araya?"
(*Yang lain udah pada ada?)

"Aya kabeh. Tinggal arurang. Matak hayu."
(*Ada semua. Tinggal kita. Makannya hayu)

Benar, Nayla pasti pernah bertemu dengan orang ini. Tapi dimanaaa?

Maklum, sudah di bilang daya ingat Nayla terhadap manusia atau letak barang sangat lemah.

Dengan cermat Nayla terus mengamati wajah lelaki itu. Matanya memicing, saking fokusnya dia menganalisa. Merasa terintimidasi, lelaki itu pun menoleh ke arah Nayla.

"Eh?" Ucap lelaki itu, sambil sedikit menunjuk Nayla. "Bentar, asa pernah liat."
(*Asa : kayak)

"Iya kan, A? Aku juga asa pernah liat Aa nya." Sahut Nayla.

"Bentar bentar.."

Nayla dan lelaki itu sibuk menyelam dalam memori memori yang telah lalu, mencoba mengingat siapa orang yang ada di hadapan masing masing ini. Sedangkan Eji dan Rere hanya diam. Tak mengerti.

"Oh!!" Lelaki itu menjentikkan jarinya, "Yang di cafe ituu! Minggu kemarinn."

"Hah? Cafe? Minggu kemarin?" Nayla masih cengo, tapi lima detik kemudian, loadingnya sudah 100% "Ah iyaa! Yang waktu itu nge amanin tas aku ya?"

"Nah iya bener. Kuliah disini juga ternyata? Maba? Fakultas mana? Ini?"

"Iya A, fakultas sini."

"Oh gituu." Lelaki itu pun mengulurkan lengannya melewati wajah Eji, ingin menggapai lengan Nayla, "Waktu itu belum sempet kenalan. Aku Harsya. Tapi yang lain mah manggilnya Hace. Terserah kamu sok mau manggil aku apa."

Nayla tanpa berpikir panjang menerima uluran lengan Harsya, "Aku Nayla." Jawabnya.

"Oh Nayla. Iya iya." Gumamnya.

"Hayu atuh, ayeuna?" Tanya Eji, lagi.
(*Ayeuna : sekarang)

"Yuk ah." Seru Harsya, "Nay, duluan ya. Temennya Nayla.. eu.."

"Rere A." Ujar Rere.

"Ah iya, Rere. Nayla, Rere, duluan ya." Kata Harsya.

"Nay, Re, duluan juga ya. Dah." Eji juga berpamitan.

"Iya iya, hati-hati." Seru Rere. Sedangkan Nayla hanya tersenyum.

Setelah Eji dan Harsya pergi, Rere juga Nayla langsung memulai percakapan mereka.

"Aneh banget, masa ada nama Hace?" Tutur Nayla, diikuti dengan ekspresi wajahnya yang terlihat seperti.. euh.. susah di jelaskan. Maaf.

"Itu nama tongkrongan gak sih? Nama yang di kasih sama temen nya. Biasanya cowo gitu." Jawab Rere.

"Tapi sayang aja. Namanya udah bagus padahal. Apa tadi? Harsya ya?"

"Iya, Harsya."

"Tuh.. bagus. Ini kenapa malah jadi Hace coba? Aneh banget." Protes Nayla, "Pokoknya nanti kalau aku punya anak cowo, gak mau deh nama anak aku di ganti seenaknya kaya gitu. Ya masih mending kalau jadinya bagus, tapi kalau jelek? Ckckckck, nggak banget."

"Ini indung nya aja gak heboh, kenapa malah kamu yang sibuk ya, Nay?"







-







The Days We Were UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang