SEBUAH PERTEMUAN

29 4 2
                                    

"Notifikasi Handphone" (Terima kasih kepada seluruh anggota BEM atas pelantikannya dan silahkan bertugas)

Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan setelahseharian mengadakan acara pelantikan BEM di Kampus Melati, sebelumnya perkenalkan aku Azka Mahasiswa S1 Farmasi, sekarang aku ditunjuk untuk menjabat menjadi ketua BEM untuk periode ini, menjadi seorang pimpinan bukan hal baru bagiku namun cerita di dalamnya adalah sesuatu yang baru yang tak akan pernah ku lupakan.

Sore setelah pelantikan selesai aku kembali ke ruangan ku untuk beristirahat sebelum pulang ke rumah, tidak lama setelah saya duduk terdengar suara ketukan pintu.

"Iya, silahkan masuk" pintaku

"Permisi pak pres, izin melaporkan dari absen tadi sekretaris inti, atas nama Ara izin tidak hadir pelantikan, karena sedang di rawat di Rumah Sakit, jadi bagaimana tindak lanjutnya ini pak?" tanya Anggie sebagai bendahara BEM

"Terima kasih laporannya, tidak masalah dia akan tetap menjadi bagian dari kita" jawabku

"Baik pak kalau begitu, saya permisi ada yang ingin saya kerjakan kembali" dengan langkah kecil ia meninggalkan ruangan

Tenaga mulai pulih kembali, setelah berkas sudah ku bereskan akhirnya aku dapat pulang, hari itu benar benar melelahkan hingga sampai dirumah aku tertidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya

Telpon berdering mengagetkanku aku membuka handphone dengan mata yang masih berat, ternyata siang ini akan diadakan rapat besar untuk pembahasan program kerja beserta pemberangkatan dua orang yang harus mewakili kampus keluar kota untuk event nasional.

Kebetulan hari itu tidak ada mata kuliah dan UAS juga sudah selesai, jadi kuliah kosong pada hari itu, aku kembali melanjutkan jam tidurku karena tulangku berasa patah semua, baru saja tubuh ini ku rebahkan dari luar terdengar ada yang memanggil.

"Bangunn oii sudah pagi, rezki mu dipatok ayam" teriak Sion

Dengan langkah cepat aku membuka pintu dan mempersilahkannya masuk, sesaat menunggu jam rapat, kami bermain game dan berdiskusi bersama, sion merupakan sahabatku dari awal masuk kuliah, "alarm berdering" kami bersiap siap pergi ke kampus dengan mungganakan PDH kebanggaan organisasi kami.

20 menit setelah perjalan kami sampai di tempat rapat, ada satu orang yang asing yang mendatangi ke depan mejaku, ia menjabatkan tangan dan memperkenalkan diri "selamat siang, salam kenal pak pres saya ara sekretari inti yang kemarin tidak hadir saat pelantikan dan terima kasih masih mempercayai saya di jabatan ini"

Dia ara sekretaris inti yang memiliki paras ayu dan terlihat kalem, tingginya sekitar 165 cm dan ia terkenal wanita smart people di kampus ini. Setelah memperkenalkan diri saya mengizinkan ia untuk duduk ke kursinya dan kembali bertugas, dengan sopan ia menundukkan kepala dan kembali ke tempat duduknya dengan senyuman manis.

Rapat besar dimulai, keringat mengucur membasahi badanku, pendapat demi pendapat terlontar dari semua pihak hingga akhirnya sidang ditutup dengan kesimpulan aku berangkat ke Jakarta mengikuti event Nasional di sana selama 7 hari, dan ara di berangkatkan ke Surabaya mengikkuti event Nasional juga selama 3 hari, kemudian kami mendapatkan dosen pembimbing masing-masing.

Kurang lebih 2 jam berjalan rapat berakhir seluruh anggota dipulangkan, namun tidak dengan aku dan ara kami tetap tinggal di tempat untuk bimbingan event Nasional, tiba-tiba terdengar "Notifikasi Handphone" (IP semester sudah keluar silahkan di cek kembali)

Dengan kening sedikit mengerucut aku melihat ip sempurna 4.00, hati merasa senang namun pikiran seperti tak mempercayainya, dari luar ruangan tiba-tiba Said memanggilku.

"Tolong kerjakan semua remedialku ada total 5 mata kuliah, nanti ku bayar kau setengah juta gimana?" tanya said berlagak songong

Dengan tegas saya menolak hal tersebut, itulah Said, mahasiswa pembuat onar dan sering bolos, sebenarnya ia cerdas di beberapa bidang namun karena kemalasan dan salah pergaulan itulah yang sebenarnya membuat ia dipandang sebelah mata. Said terus membujukku, sampai ia mengancamku juga, namun aku tak memperdulikannya dan kembali ke tempat dudukku. Tiba-tiba dia menarik bajuku dan sebuah kepalan tepat mendarat di pipi sebelah kiriku, dengan emosi ku balas tinjuan tersebut hingga ia tersungkur tak berdaya, hingga tiba-tiba.....

~BERSAMBUNG~

Sebuah KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang