Setelah Said terkapar aku menyodorkan tanggan niat hendak membantunya untuk berdiri kembali, dengan sigap Said menarik tanganku lalu dengan keras menendang perutku, aku terpental dengan keras, meja dan kursi berhambur kesana kemari, kepalaku terbentur benda tumpul dengan keras yang membuat diriku setengah sadar, dalam remang-remang bayangan Said berdiri dihadapanku sebuah tamparan keras secara beruntut ku terima, darah mengalir melewati hidung dan mulut, ada seseorang yang datang melerai perkelahian kami lalu Said di usir keluar ruangan, aku yang tergeletak mulai sadarkan diri, dengan terkejut Ara berada tepat di hadapanku ia menyeka bekas luka yang ada di wajahku.
Meja dan kursi sudah tertata dengan rapi aku duduk kembali di kursi tak hanya sampai situ, aku di intograsi atas kejadian tadi, aku merunduk terdiam dengan menghela nafas panjang aku ceritakan kejadiannya namun tidak seperti realitanya, karena aku percaya Said akan bisa berubah. Beberapa saat kemudian kami melanjutkan rencana event yang akan di laksanakan dalam waktu dekat tersebut, kami diskusi dengan mengeluarkan argument masing-masing. Event yang di ikuti Ara ialah pelombaan matematika se Nasional yang tahun lalu aku pernah menjuarainya, aku tak di ikut sertakan kembali karena melihat event yang di adakan bersamaan ialah LDK Nasional yang di wajib mendatangkan ketua BEM.
Tak terasa matahari mulai tak terlihat, bimbingan pada hari tersebut di tutup dan dilanjutkan ke esokan harinya, mengaca dari sifat dan pemikirannya aku yakin tahun ini piala event Matematika akan jatuh kembali ke kampus kami karena Ara memiliki kemampuan akademik diluar rata-rata bahkan ia jauh di atas ku. Setelah keluar ruangan kami berpisah ia langsung pulang ke rumahnya dan aku kembali ke ruangan karena ada beberapa berkas yang tertinggal. Saya merasa ada yang mengikutiku dari belakang, namun ketika menoleh taka da siapapun di belakang, aku berlari kencang menuju ruangan dan memsukkan berkas yang ada, firasat buruk mulai menyelimuti hati berharap tidak ada yang terjadi.
Sesampai di parkiran aku melihat semua sudah kosong, hari mulai larut gelap, sesaat setelah menaiki motor ada rasa tidak nyaman dan benar ban sepeda motor ku bocor, akhirnya aku dorong hingga menemukan tambal ban yang ada dekat sana. Kurang lebih 30 menit menunggu akhirnya aku pulang ke rumah, sesaat aku melewati tempat yang amat sepi dekat rumah, dari remang-remang pohon beberapa orang muncul dan menyuruhku turun, mereka menonjokki hingga babak belur sampai akhirnya dalam bayangan.
"mangkanya jangan macam-macam denganku" ucap Said dengan terbahak-bahak
Bersamaan dengan itu ada warga yang meneriaki mereka, Said dan teman-temannya lari terbirit-birit hingga ada satu temannya tertangkap dia dipukuli warga sekitar namun Said datang dan memberontak hingga temannya terlepas, mereka semua kabur entah kemana. Warga menolongku dan menyinggahkan ku di rumah dekat situ, dari kerumunan terlihat satu wajah tak asing.
"Ara?" tanyaku heran
"Maaf telat, aku tadi menemukan surat ini di dekat sepeda motormu, tapi aku tadi nunggu tapi kamu tak kunjung datang, jadi aku bawa kertas tersebut" dengan nada sedih
"KAU PULANG, KAU TAK KAN SELAMAT" isi surat tersebut
"aku tak punya nomormu, jadi aku gk bisa menghubungimu dan setelah aku dirumah aku pamit ke kedua orang tua ku, pas sampai kampus aku sudah tidak melihat sepeda motormu, namun aku ingat jalan alamatmu, dan pas melihat kamu di hadang orang tadi, aku meminta bantuan warga" Jelas Ara
"Tidak masalah, malah aku berhutang budi pada mu karena telah membantuk" jawabku tersenyum
Luka sudah bersih, aku menyuruhnya pulang dengan hati-hati dan kami juga bertukar nomor hp jika ada terjadi hal yang tak terduga, kami berpisah di tempat tersebut dan berterima kasih pada warga sekitar. Tak lama kami sampai dirumah dengan selamat, namun hal mengejutkan terjadi.
Kursi yang di duduki Ara tiba-tiba ada lem, sepeda motor bannya bocor, sms misterius yang isinya ancaman, sampai terlihat Ara tergeletak bersimbah darah.
Apa yang sebenarnya terjadi ?
~BERSAMBUNG~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kenangan
Teen FictionDisebuah kampus terdapat 4 orang yang tersohor yaitu Azka dan Ara yang terkenal akan prestasinya sedangkan 2 orang lagi yaitu Said dan Nazmi yang terkenal akan kenakalannya, hingga sampai akhirnya Said mendapatkan masalah yang sangat besar dan Azka...