alien - 1

949 152 7
                                    

***

"Doy, jagain rumah yang bener! Jangan main game terus! Kalau udah malem, jangan lupa hidupin lampu, kunci pintu, kunci jendela, pagar--"

"Iya Ma, iyaaa! Doyoung inget kok." potong Doyoung sambil memutar matanya jengah. Malas sekali mendengarkan celotehan Mama nya siang-siang begini.

"Jangan iya-iya aja! Jaga rumah yang bener!" tambah Kakak nya dengan wajah yang masih masam. Tentu saja iri dengan Doyoung karena bisa stay dirumah, sedangkan dirinya dipaksa oleh Mamanya untuk ikut mengunjungi neneknya yang super menyebalkan itu.

"Ahsiap, Kak!"

Junkyu sang Kakak hanya mendengus, tak berniat meladeni adiknya karena mood nya belum membaik sedari tadi.

"Udah-udah. Ayo berangkat sekarang, nanti kita telat ke terminal ketinggalan kereta lagi." lerai Papa nya melihat kegaduhan yang di buat anak dan istrinya.

"Doyoung kamu juga baik-baik dirumah, kalau ada apa-apa kabarin Mama, Papa atau Junkyu, ya." nasihat Papa mengelus-ngelus rambut merah Doyoung.

"Hmm, iyaa! Yaudah, kalian berangkat aja. Nanti beneran ketinggalan kereta, loh!" ujar Doyoung terdengar seperti usiran untuk Junkyu.

"Hah, awas aja lo! Gue sumpahin lo ketemu alien!" sahut Junkyu kesal.

"Awokawok, gue gak takut sama alien tuh!"

"Udah-udah! Kita berangkat ya Doyoung, inget jaga rumah yang bener." peringat Mamanya sekali lagi kemudian memeluk Doyoung sekilas.

"Hemm." Doyoung sendiri hanya berdehem kecil, dia melambaikan tangannya begitu melihat mobil yang di tumpangi keluarganya menjauh.









"Yesss! Akhirnya, gue bisa bebas!" teriak Doyoung heboh setelah menutup pintu. Dalam hati sebenarnya sedang mengadakan konser karena dia bisa bebas dirumahnya sendirian 3 sampai 4 hari ke depan.

Doyoung merogoh ponselnya untuk memesan beberapa kotak pizza. Kemudian, mengatur sofa untuk di letakkan di depan tv, mengambil bantal dan selimut dari kamarnya dan menatanya di atas sofa itu.

Setelah itu ia menghidupkan televisi, tidak di tonton sih, supaya membuat suasana ramai saja. Tak lupa ia juga mengambil beberapa snack yang sengaja di belinya kemarin.

Merasa semuanya lengkap, Doyoung langsung berbaring dengan nyaman di atas sofa itu kemudian mulai bermain game.

Iya! Dari tadi itu dia sedang membuat tempat nyaman untuk bermain game.

Tak terhitung berapa lama Doyoung sudah berkutat dengan game di ponselnya itu. Hingga peringatan baterai lemah membuat Doyoung mengumpat pelan.

"Sial! Lagi seru-serunya juga!"

Dengan langkah terpaksa, ia pergi ke kamarnya untuk mengisi daya baterai ponsel berharganya.

Setelah turun kembali ke ruang tamu, ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 5 sore. Tunggu! Seharusnya pizza pesananya sudah datang dong! Sudah terhitung empat jam dari tadi.

Ia berjalan ke pintu depan dan membukanya, dan benar saja 4 kotak pizza yang sepertinya sudah dingin berada di lantai terasnya.

"Kayaknya gue tadi gak denger ada yang bunyiin bel karna keasikan main game." gumam Doyoung mengira-ngira.

Teringat dengan pesan Mamanya, Doyoung segera mengunci pagar dan membawa pizza itu ke dalam rumahnya. Baru saja ingin memakan pizza nya, telepon rumah berdering membuat Doyoung terpaksa meletakkan kembali pizza itu.

"Halo, disini rumah keluarga Ki--"

"Doy, gimana? Udah kunci pagar sama pintu? Jendela juga? Lampu, lampunya udah di hidupin belum?" tanya Mamanya bertubi-tubi setelah Doyoung mengangkat teleponnya.

"Ma, kalau nanya itu satu-satu dong! Doyoung jadi bingung kalau Mama nanya sebanyak itu." keluh Doyoung setengah kesal.

"Pagar, pintu sama jendelanya udah di kunci semua belum?" ulang Mamanya dengan pelan.

"Baru pagar sama pintu depan doang Ma, tadi Doy baru mau kunci udah di telpon duluan sama Mama."

"Yaudah, tar habis ini langsung kunci ya. Terus lampu nya udah di hidupin belum?"

"Udah kok Ma, tenang ajaa."

"Oke, kamu baik-baik dirumah. Jangan bikin berantakan ruang tamu, apalagi sampai geser-geserin sofa di depan tv!" peringat Mama yang sayangnya sudah terlambat.

Doyoung menatap sofa dan meja di depannya yang sudah berantakan, kemudian menjawab Mamanya masih dengan nada santai.

"Iya Maa, enggak kok. Yaudah, Doy mau kunci pintu dulu, Daaahhh." ujar Doyoung cepat-cepat mengakhiri telepon dengan Mamanya.

"Hah, bodoamat. Nanti aja beresinnya." gumam Doyoung kemudian melahap pizza yang sudah dingin itu, pandangannya ter-arah pada acara berita yang disiarkan di televisi.

"Belakangan ini, komet mulai terlihat lagi di langit Korea. Badan meteorologi masih menyelidiki fenomena asing tersebut. Karena suhu udara yang menurun drastis, di perkirakan beberapa hari ke depan akan terjadi hujan badai yang sangat deras, masyarakat dianjur--"

Doyoung tak mendengarkan berita itu lagi, baginya itu semua tidak penting. Dia mengecilkan volumenya dan memilih menghabiskan pizza dinginnya. Tentu saja Doyoung tak mau repot-repot memanaskannya, terlanjur malas duluan kalau begitu.

Sedang asik-asiknya dengan acara makannya Doyoung di kejutkan dengan suara keras yang sepertinya berasal dari taman belakang rumahnya.

"Sial, suara apaan tuh?" monolog Doyoung penasaran.

Tiba-tiba petir menyambar, kemudian hujan turun dengan sangat deras. Doyoung mengernyit heran, ia jadi menyesal tidak mendengar berita tadi lebih lanjut.

Teringat dengan suara aneh itu, ia melangkah ke belakang rumahnya dengan membawa sapu, untuk jaga-jaga katanya.

Sampai di taman belakangnya, Doyoung terkejut melihat lubang yang cukup besar yang tentu saja menghanguskan rumput-rumput yang tumbuh dengan baik itu.

Rasa penasarannya semakin tinggi, walaupun hujan sedang turun dengan sangat deras, Doyoung tidak peduli. Ia mendekati lubang itu dan terkejut setengah mati melihat seseorang yang tengah berusaha keluar dari lubang itu.

Doyoung jadi teringat perkataan kakaknya, apakah itu alien? Aduh, Doyoung jadi menyesal tidak ikut ke luar kota bersama keluarganya kalau begini.

Sibuk melamun di tengah-tengah hujan, Doyoung tak sadar sosok itu sudah berhasil keluar dan menatap Doyoung dengan raut super duper datar.

"Loh, anjer!" kejut Doyoung menyadari wajah familiar itu.

"Yaampun Dam, lo kalau mau nge-prank gue jangan sampe kayak gini dong! Yang bener aja, lo pake apaan buat lubang segede gaban gini?" omel Doyoung saat melihat sahabatnya yang berdiri di sampingnya.

"Duh, lo juga basah-basahan disini. Ayo cepet masuk nanti lo sakit." ajak Doyoung langsung menyeret Yedam masuk ke dalam.

Tanpa tahu, sosok yang di bawanya masuk ke rumah itu bukan Yedam.

tbc.






sebagian alur cerita,
terinspirasi dari sini yaa!

a (lien) | dodam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang