alien - 2

575 117 7
                                    

***

Doyoung masih terdiam menatap aneh Yedam yang cuma duduk lesehan di lantai sejak tadi. Bahkan, saat Doyoung udah selesai ganti baju anak itu masih diam disana, di lantai yang dingin itu.

"Nih, ganti baju dulu. Nanti lo sakit kalau terus pake baju lo yang udah basah itu." ujar Doyoung sambil menyodorkan sepasang pakaian pada Yedam.

Yedam hanya menerima pemberian Doyoung dengan raut datar. Kemudian dia sama sekali tidak bergerak dari posisinya itu.

"Elah, lo gak tau cara ganti baju atau gimana sih? Amnesia dadakan lo?" tanya Doyoung ngawur.

Yedam tetap diam.

Oke, Doyoung menganggap Yedam benar-benar amnesia dadakan kalau begini. Melihat Yedam tetap diam membuat Doyoung menariknya supaya berdiri dan segera membawanya ke kamar mandi.

"Lo ganti baju disini dan cara pake baju itu kayak gini." jelas Doyoung seraya menunjuk pakaian yang dikenakannya.

"Cepetan ya, gue nunggu lo di tempat tadi."

Setelah mengatakan itu, Doyoung menutup pintu dan kembali ke sarang yang ia ciptakan. Melihat jam dinding sekilas, pukul setengah 7. Wahh, dia belum mandi lagi. Gimana ya, mau mandi, udara dingin tidak mendukung, membuat Doyoung berakhir menggulung dirinya dengan selimut sambil melihat lihat channel televisi yang bagus.

Saat sedang sibuk mencari acara yang bagus, Doyoung lagi-lagi terkejut karena Yedam yang tiba-tiba sudah berada disampingnya.

"Weh,, ngagetin aja lo!"

"Lo kenapa sih Dam? Aneh banget dari tadi?"

Baru saja Doyoung ingin bertanya lagi, Yedam tiba-tiba menunjuk sesuatu dengan jari telunjuknya.

"Hah?" Doyoung sempat clueless untuk sesat, tetapi dengan ragu-ragu ia menempelkan jari telunjuk nya pada jari telunjuk Yedam

Tak sampai tiga detik, Doyoung menjauhkan kembali tangannya karena merasa tersetrum.

"L-lo bukan Yedam! Yedam mana mungkin bisa nyetrum orang!"

"Halo Doyoung." Yedam yang kini Doyoung anggap bukan Yedam itu akhirnya bersuara.

"Lo siapa? Dateng dari mana?" tanya Doyoung beruntun.

"Aku datang dari luar angkasa, aku datang dengan damai."

"Berati lo alien?" jerit Doyoung histeris.

Yedam yang akan kita sebut alien itu hanya menatap Doyoung datar. Mungkin tak mengerti kenapa Doyoung tiba-tiba memekik histeris seperti tadi.

"Ngapain lo dateng ke bumi?" tanya Doyoung berusaha menahan rasa terkejutnya.

"Aku menjelajahi galaksi lain, dan disini aku mempelajari manusia."

"Aduh, kalo soal belajar mah jangan ke gue! Salah orang lo mah! Sana cari manusia lain!" balas Doyoung terdengar mengusir.

Alien hanya diam.

"Oke." pasrah Doyoung membiarkan Alien itu tinggal di rumahnya untuk sementara waktu.

"Btw, Lo dari planet mana? Venus? Mars? Saturnus?" tanya Doyoung mencoba menerka-nerka.

"Aku dari planet Vulcan Aergo."

( ngasal ))

"Hah? Planet apa?" tanya Doyoung sekali lagi.

"Vulcan Aergo."

"Iya, terserahlah!"

"Jadi, lo gak punya nama kan? Gue namain Lien aja gimana? Oke, ya. Nama lo mulai sekarang Lien."

Alien yang mulai sekarang akan kita sebut 'Lien' diam saja. Mungkin tidak mengerti dengan apa yang Doyoung katakan.

Melihat Lien yang diam saja, Doyoung buru-buru menambahkan.

"Lo masuk ke kamar sana ya." ujarnya menunjuk pintu kamar yang tertempeli banyak stiker, kamarnya.

"Gue mau tidur disini, lo jangan berisik dan jangan ganggu gue ya! Terserah lo mau ngapain disana, asal jangan berisik. Ngerti?" tambah Doyoung memperingati, ia sudah sangat mengantuk karena kemarin malam hanya tidur 4 jam.

Lien mengangguk patuh kemudian masuk ke kamar milik Doyoung. Entah apa yang akan ia lakukan disana.

Beberapa jam kemudian..

Prang!

Rupanya suara pecahan benda keramik itu mampu mengusik tidur nyenyak Doyoung. Buktinya ia kini sedang terduduk dan mengusap-ngusap matanya yang sedikit berair.

"Aduh, berisik banget sih!" rutuk Doyoung kesal, namun kakinya tetap melangkah ke arah sumber suara alias dapur.

Saat sampai di dapur Doyoung menganga melihat keadaan dapurnya yang berantakan karena ulah alien aneh itu.

Sedangkan pelaku yang membuat kekacauan hanya duduk di lantai sambil memakan selada dengan raut datarnya.

"Lieeeennn, lo ngapain berantakan dapur gue sih??" omel Doyoung sambil memungut pecahan piring yang berada disamping kaki Lien, khawatir juga kalau-kalau alien berwajah datar ini terluka.

"Aku butuh makanan." jawabnya polos sambil terus memakan seladanya.

"Oke, oke. Lo duduk dulu disana, gue mau beresin ini dulu." suruh Doyoung kemudian ia langsung membereskan kekacauan yang di buat Lien. Meskipun sebenarnya masih ngantuk, ya apa boleh buat.

Sekitar 13 menit membereskan dapur, akhirnya Doyoung bisa menghela nafas lega karena keadaan dapur sudah kembali bersih. Ia kemudian membawa 1 kotak pizza sisa tadi untuk ia berikan pada Lien.

"Nih, makan pizza aja. Walaupun udah dingin, ini lebih enak dari selada." ujar Doyoung sambil menyodorkan sekotak pizza itu pada Lien.

Lien menerima pizza itu masih dengan raut datarnya. Doyoung yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya maklum, kemudian ia meraih remote diatas meja dan menghidupkan televisi agar suasana tak terlalu sepi.

Melihat Lien makan, Doyoung jadi ikutan lapar. Ia kemudian mengambil salah satu potongan pizza dan langsung memakannya.

"Selain bisa nyetrum orang, lo bisa apa lagi Li?" tanya Doyoung sambil memakan pizza dingin itu.

Lien mengacungkan telunjuknya pada pizza Doyoung, Doyoung sendiri kebingungan tetapi lebih bingung lagi saat merasakan pizza nya memanas, seperti sehabis dikeluarkan dari microwave.

"Aw, aww panasss." Doyoung meletakkan pizza nya di atas meja, dan tak lama ia bertepuk tangan heboh.

"Wahh, lo bisa yang lain??" tanya Doyoung lagi dengan binar senang di matanya.

Lien menunjuk televisi, kemudian secara magic channel televisi itu berpindah. Doyoung sangat terpukau dengan itu.

"Demii, lo anak penyihir atau gimana sihh? Ajaib banget sumpahh." pujian Doyoung jadi terdengar agak aneh.

Lien diam, sedang asik memakan pizza nya tanpa menghiraukan celotehan Doyoung.

"Oke. Lo mau nonton film gak? Gue udah gak bisa tidur gegara lo berisik tadi." ajak Doyoung sekaligus menyindir perbuatan Lien tadi.

Lien hanya mengangguk tak terlihat tersinggung sama sekali.

"Oke, tunggu gue ambil laptop dulu." ujar Doyoung kemudian berlalu ke kamarnya. Dia juga baru ingat ponselnya masih di charger, ia pun buru-buru mencabut ponselnya. Ia menghidupkan data seluler, sekedar ingin melihat notifikisai tapi ternyata tidak ada notif sama sekali. Lebih tepatnya sih, tidak ada sinyal.

"Sial, pasti gara-gara hujan." gumam Doyoung kemudian berjalan keluar tanpa laptop, hanya membawa ponsel. Karena percuma juga membawanya jika akhirnya tidak jadi menonton sebab masalah sinyal.

"Li, keknya kita gak jadi nonton deh, soalnya--"

"Itu kenapa woy??"

tbc

a (lien) | dodam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang