Di pagi hari yang dingin dengan sinar matahari yang mulai menyebarkan kehangatannya.
"Siapa sih?" Ucap ku sambil menoleh ke belakang.
"Hey Seyn" ucapnya sambil senyum pada ku.
Kedatangan nya membuat ku kaget sekaligus senang.
"Kamu dari mana aja?" tanya ku sambil merapikan pakaian ku karena upacara sudah mau di mulai.
Belum sempat ia menjawab pertanyaan ku, microphon pun sudah bisa di gunakan. Kami pun melanjutkan upacara bendera meski Prass belum menjawab pertanyaan ku.
Setelah kurang lebih stengah jam melakukan upacara bendera, kami pun langsung menuju kelas masing-masing dan memulai pembelajaran.
Disela-sela proses pembelajaran, Prass melemparkan secarik kertas kepada ku.
"Nanti klo Udah pulang sekolah kita langsung ke rumah pohon aja yuk" ajakannya dalam surat.
Tak tunggu lama, aku pun menjawab surat nya dengan kata "ayo".
Hari pun sudah pukul 1, kami berdua pun langsung menuju ke rumah pohon.
"Kita mau ngapain sih ke rumah pohon?" Tanya ku kepada Prass sambil membuka pintu.
" Aku mau ngajakin kamu bikin ini" ucapnya sambil mengeluarkan sebuah kotak.
Didalam kotak tersebut terdapat beberapa bahan untuk membuat kerajinan. Ada manik manik, benang dan lem.
"Kita bikin gelang persahabatan yuk" ajaknya.
"Yuk" ucapku tak pikir panjang.
Akhirnya kami pun mulai membuat gelang dengan keterampilan merakit ala kadarnya. Banyak kesulitan dalam proses pembuatan nya, mulai dari salah simpul, ada bahan yang tertinggal, tangan terkena lem. Meskipun begitu kami senang membuatnya bersama sama sambil bercanda. Alhasil dengan bahan yang ada, kami membuat sebuah gelang yang sedikit mirip.
"Wah keren banget gelang kita" ucapku yang sangat senang dengan hasil ciptaan kami.
"Iya dong, siapa dulu yang bikin....Seyn da prass" ucapnya yang juga senang.
Dan tak mau kehilangan momen, kami pun mengambil gambar gelang yang kami buat dengan kamera Prass. Tak itu saja kami pun membuat video janji persahabatan.
"Kita sahabat selamanya..... Kita akan terus bersama.......jika mau main teriak saja dan berhitung lah dari 1 sampai 7.......kita sahabat tak akan bertengkar......kita sahabat akan saling mengingat" cap kami bersamaan dengan jari kelingking di kait kan.
Entah apa yang akan terjadi, hari berakhir sangat cepat. Kami berdua pun memutuskan untuk pulang sebelum di cari oleh orang tua. Disatukan dengan langit senja yang begitu indah, ada sesuatu didalam senyumnya Prass. Entah kenapa, aku tak ingin meninggalkan Prass.
"Bu, pernah ga sih ibu bertengkar dengan bude?" Tanyaku sebelum tidur.
"Jelas pernah, namanya juga teman" jawab ibu sambil menaikan selimut ke badan ku.
" Kapan?" Tanya ku penasaran.
" Waktu SMA sebelum penerimaan rapor kelas X. Waktu itu ibu dan bude lagi mengerjakan tugas akhir semester yang dimana ibu dan bude satu kelompok. Entah kenapa tugas pembuatan gerabah yang kami kerjakan bersama pecah. Semua itu karna kecerobohan. Karna saling ego dan tidak mau minta maaf duluan, kami batal liburan bersama" cerita ibu.
"Yaudah tidur gih udah mau malam" perintah ibu yang mana aku langsung melakukannya dan aku pun juga sudah ngantuk.
Pagi harinya aku pun tiba dengan cepat. Aku bergegas ke sekolah karna hari ini ada ujian perkalian.
" Kita ke rumah Prass dulu yuk bang" ucap ku.
Tingtong......tingtong tak ada seorang pun yang keluar dari dalam rumah. Karna tidak ada orang yang menyaut, aku pun memutuskan untuk langsung ke sekolah berharap Prass sudah pergi duluan ke sekolah.
" Seyn, ada apa?" Ucap seseorang di belakang ku.
Aku pun menoleh kebelakang yang dimana orang yang memanggil aku adalah bude.
" Eh bude lagi bawa apaan, prassnya udah pergi ya Tante?" Tanya ku.
" Pras belum pamitan ke kamu" ucap bude heran.
" Prass pergi kemana bude? " Tanya ku.
" Prass udah pergi seyn, Prass di bawa papa nya. Bude sudah tidak bersama pakde mu lagi" ucap beliau sedih.
Aku ingin bertanya lagi kepada bude, tapi klakson mobil Abang sudah berbunyi dan aku sudah terlambat untuk ke sekolah. Aku pun berlari menuju mobil sambil berpamitan kepada bude.
Selama di perjalanan ke sekolah, aku teringat oleh perkataan bude tentang "bude tidak bersama pakde mu lagi" waktu itu. Sulit bagi ku yang masih sekolah dasar untuk memahaminya saat itu.
Hari hari ku disekolah pun tidak menyenangkan karena Prass tak datang ke sekolah. Hari ku bertambah buruk saat hasil ujian perkalian ku keluar, mendapatkan 67 poin dalam ujian sangatlah buruk.
Sore hari setelah pulang sekolah, aku ikut dengan Abang ku ke pasar untuk membeli persediaan ayam. Biasanya kami memiliki pemasok ayam yang biasanya kami membeli di sana. Di karenakan mereka tutup jadi terpaksa harus membeli ke pasar.
" Abang beliin seblak dong, Seyn lapar nih" pinta ku ke Abang dengan senyum.
"Iya, habis ini baru kita pergi beli seblak" ucap Abang yang membuatku senang.
Sesampainya di rumah, aku pun langsung menuju ruang tamu membawa seblak. Sore ini kartun favorit ku tayang, yang mana hanya tayang satu kali seminggu. Serunya kartun favorit ditambah dengan makanan favorit ku mengembalikan mood ku yang hancur tadi siang.
Malam harinya setelah siap sholat isya, aku melihat bude ada di depan rumah berpakaian rapi entah mengapa. Tak senggang beberapa lama, Tante pun pergi.
" Mah, bude ngapain?" Tanya ku ke mamah.
" Tadi bude pamit ,mau pulang kampung katanya" balas ibu.
" Oh ya Bu, tadi bude bilang kalau bude sama pakde ga bersama lagi. Itu maksudnya gimana ya Bu" tanya ku.
" Ibu bingung harus jawab apa. Begini di dunia ini kita di ciptakan ber pasang pasangan. Tapi tak semua pasangan sudah cocok dengan pasangannya. Jadi pakde dan bude memutuskan untuk tidak hidup bersama lagi" ucap ibu menjelaskan.
"Terus Prass gimana?" Tanya ku sedih.
" Prass dibawa pakde ke Batam" ucap ibu yang membuat ku menangis.
Mendengar ucapan ibu, aku pun langsung berlari menuju rumah Prass. Sudah setengah jam aku menangis sambil memanggil Prass di depan rumahnya.
" Ayo seyn kita pulang, sudah malam. Rumah ini sudah kosong, ga ada Prass lagi" tegas ibu mengajak ku pulang.
" Kalau Prass pergi, nanti Seyn main sama siapa" ucap ku sambil menangis tersedu-sedu.
Dengan di gendong ayah, aku dibawa pulang. Jam 11.07 aku masih saja menangis tersedu-sedu. Aku tak bisa memikirkan apa yang akan terjadi lagi nanti kalau Prass tidak ada lagi.
To Be Continue
Hallo sahabat CELESTIAL
Jangan lupa untuk voite ya agar penulis semangat menulis kelanjutannyaTerima kasih
Salam CELESTIAL
YOU ARE READING
SAKURA SPRING
Roman pour AdolescentsTak seperti Cinderella yang memiliki takdir hidup yang happy ending karna sepatu kaca, tak seperti si primadona sekolah yang memiliki banyak teman, tak seperti Starla di film film yang sangat humble dengan orang yang baru ia temui, dan tak seperti M...