3. Fany dan uang kas

9 1 0
                                    

"Fany uang kas Lo nunggak 4 Minggu cepet bayar!!!!!!" Suara melengking dan gebrakan meja yang keras membuat Fany yang sedang khusyu mendengar musik dengan earphonenya itu terlonjak kaget.

"Astagfirullahalazim Yuri monyet!"

"Malah ngatain, bayar uang kas Lo gece lagi butuh dana nih Lo gak liat apa sapu udah pada buntung gitu."

Fany mengedarkan matanya untuk mencari sapu-sapu kelas yang sudah buntung itu. Saat setelah menemukannya ia menatap miris sapu sapu yang sudah terpotong beberapa bagian berserakan diujung kelas. Sekolah ini padahal bisa terbilang sekolah elit tapi miris itu semua hanya cover yang masyarakat tau, padahal aslinya semua jauh dari kata elit.

"Etdah sabar Napa, berapa si?"

Yuri mengeluarkan catatan uang kas kelas nya itu mengabsen nama Fany lalu melihat jumlah kas yang nunggak. Fany sudah was-was dengan jumlah uang yang harus ia bayar.

"40 ribu."

"Alhamdulillah."

"Bayar anying."

"Istigfar Lo yur."

"Gue Hindu babik." Fany mengeluarkan jurus cengiran kudanya, ia lupa fakta bahwa Yuri beragama Hindu dan tadi dirinya malah menyuruh Yuri untuk beristigfar, sedikit malu tapi untung bisa ditutupi.

"Gece bayar!"

"Iya iya yaelah." Fany mengeluarkan uang dari saku seragamnya tiba-tiba wajahnya berubah menjadi tegang, ia lupa uang sakunya ketinggalan separuh di rumah dan yang tersisa hanya uang pecahan 10 ribu kembalian tadi beli baso Aci.

"Yur...." Yuri menaikan sebelah alisnya yang membuat wajahnya terlihat lebih garang. Fany menelan ludahnya sendiri, dipikir-pikir Yuri kalau mode galak, ngeri banget.

"Mana duitnya?"

"Gue jajanin teh sisri aja dulu gimana?"

Yuri berdecak kesal, tangannya yang semula memegang pulpen ia simpan dengan kasar dimeja. Tubuh Fany mulai menegang dan tiba-tiba saja udara disekitar mereka terasa panas. Fany mengipasi dirinya sendiri dengan tangan.

"Yur, panas ya?" Sempat-sempatnya ia bertanya seperti itu.

"Ya Tuhan Fan, gue gak tau harus ngelepas uang kas Lo atau terus nagih gini. Masalahnya Lo udah 4 Minggu gak bayar, sedangkan batas waktu telat bayar kas itu 2 Minggu."

Fany mengusap tengkuknya bingung. Sebenarnya ia bisa saja bayar sekarang tinggal menelfon orang rumah untuk mentransfer uang ke atm nya. Tapi atm nya juga ikut tertinggal dirumah. Fany merasa dirinya terkena sial hari ini, otaknya juga buntu untuk diajak berfikir.

"EH AJI AJI!"

Aji yang baru saja menginjakan kakinya dilantai kelas dan hendak berjalan kearah kursinya terpaksa berhenti karena panggilan yang sekaligus teriakan dari Fany yang melengking, orang-orang yang berada dikelas sempat menoleh sebentar sebelum kembali lagi ke-aktivitas mereka. Dalam hati Aji mengumpat kesal, Fany cewek yang urat malunya kadang hilang itu membuatnya menjadi pusat perhatian selama beberapa detik.

"Sini deh Lo gak gue gigit kok." Aji berjalan kearah Fany yang sekaligus ada Yuri didepan cewek itu. Aji mulai berfikir apa yang bakal Fany lakukan pada dirinya, semoga saja bukan hal yang membuat dirinya terbebani.

"Gue mau pinjem duit Lo boleh gak?"

"CUMAN 40 RIBU DOANG KOK SERIUS BESOK GUE GANTI." Fany memohon dengan tangan yang saling bertautan menatap Aji penuh harap dan yang ditatap dibuat bingung harus menjawab apa.

" Ji Lo tau ada hadist kaya gini Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya yang lain. Jadi ji kalau Lo mau ditolong sama Allah Lo harus tolong saudara Lo juga."

"Tapi Lo bukan saudara gue."

"Ralat menolong manusia lain."

"Tapi Fan–"

"Aji serius besok gue ganti."

"Yaudah, tapi Fan gue Kristen."

"MAKASIH JI–"

"EH HAHHHH???"

Yuri yang sedari tadi menyimak obrolan mereka berdua menutup mulutnya untuk menahan tawa. Dirinya yakin Fany pasti sekarang lagi malu banget, udah ngutang salah ngasih wejangan lagi. Double udah malunya.

"Nih duitnya, jangan lupa diganti."Aji menyodorkan uang biru bernilai 50 ribu kepada Fany. Fany dengan wajah merah dan malu yang tertahan terpaksa menerima uang Aji. Kalau gak pinjem makin diteror Yuri, pikirnya.

"Makasih dan maaf yang tadi ya...Aji?"   Aji sudah berlalu dari hadapan Fany sebelum Fany menyelesaikan ucapannya.

"Ya." Sahut Aji sudah jauh dan mungkin tidak akan terdengar oleh Fany.

Fany menutup wajahnya yang merah dan terasa panas, malu banget.

"Nyoh duit gausah nagih lagi Lo." Yuri yang sudah tidak tahan akhirnya mengeluarkan segala beban nya dan tertawa cukup keras tangannya tak henti henti bertepuk tangan, kebiasaan Yuri ketawa sambil tepuk tangan.

"Lain kali kalau mau ngasih hadist liat latar belakang orang nya dulu ya Fan, biar malunya gak double. Udah ngutang salah ngasih hadist lagi." Ujar Fany dengan tawa yang masih mengiringinya.

"Kampret pergi Lo jauh-jauh dari gue."

o0o

"Pak apa kita harus melanjutkan ini. Sepertinya ini sudah kelewatan kita bisa dituntut dengan tuduhan koru–"

"Diam saja kamu, saya disini sebagai kepala sekolah yang mengatur sekolah ini. Kamu hanya bawahan saya diam dan ikuti saja perintah saya."

"Tapi pak–"

"Keluar!"

Deon yang baru saja keluar dari perpustakaan tidak sengaja mendengar bentakan kecil dari ruangan kepala sekolah. Karena sifat kepo nya yang sudah mendarah daging Deon rela mengintip diam-diam apa yang sedang terjadi didalam ruangan tersebut, sesekali dirinya bersembunyi agar tidak terlihat oleh orang-orang yang didalam. Posisinya saat ini berdiri diantara ruangan kepala sekolah dan perpustakaan yang mana ditengah-tengahnya terdapat space kecil, seperti jalan untuk tikus. Untung saja dirinya tidak terlalu besar jadi bisa muat masuk kesitu.

"Koru, koru apaan dah kagak jelas."

"Buset pak kepsek ganas bener jir."

"Gue harus live report ke base sekolah gak sih ini mah."

Buggg!

"ANJ–"

"Jing, kucing kampret."

Deon tetap melanjutkan acara mengupingnya dengan hati was-was takut ketauan orang lewat.

o0o



Hohoho berapa Minggu gue gak post xixixi mari lanjutkan ngetik buat part selanjutnya.

Makasih yang udah sempetin baca, jangan lupa vote sama komen ya heheheh thankyou.

09-03-21

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

School CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang