Pagi itu, Heejin sedang berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah gedung pengadilan, dia hampir saja terlambat karena seseorang yg setiap hari tak berhenti berulah. Heejin tau akan seperti ini jadinya jika ia memutuskan untuk bersama dengan lelaki itu, tapi ia berusaha menerima dan menikmatinya meskipun tak jarang ia juga harus menahan kesal setengah mati.
Heejin saat ini sudah menjadi seorang pengacara, meskipun masih tergolong muda namun sepak terjangnya di dunia hukum tidak perlu diragukan lagi. Satu tahun setelah lulus kuliah Heejin memutuskan untuk menikah dengan lelaki yg dulu pernah menjadi teman masa kecilnya, sahabatnya saat dewasa, lalu menjadi tunangan dan sekarang menjadi suami nya. Meski kadang bosan, karena lelaki yg bersama nya dia lagi dia lagi namun Heejin merasa bersyukur, setidak nya dia menikah dengan laki-laki yg baik yg mampu mengimbangi sifat keras kepalanya.
Kurang beberapa langkah ia sampai di dalam sebuah ruangan, tiba-tiba sebuah panggilan masuk ke ponselnya
"Ada apa ?" Tanya Heejin setelah menerima telepon itu
"Sayang, buku praktikum aku kok nggak ada di tas, kebawa kamu ya ?"
"hah ? iyakah ? Coba aku liat dulu"
Heejin segera membuka map pink yg dibawa nya, dan benar saja, sebuah buku bersampul biru langit terselip di salah satu tumpukan berkasnya
"Iya, kebawa aku"
"iihhh sayang... gimana sih kamu ? Padahal udah aku sampul pakai warna terang biar nggak kebawa, tapi masih aja kebawa" omel seseorang di seberang sana, Heejin hanya tersenyum menyadari kesalahannya
"Iya... Iya... Maaf ya, ini mau kamu ambil atau gimana ? Kalau kamu ambil aku titipin ke security depan"
"nggak usah, itu masih buat besok. yg penting jangan sampai ilang aja"
"Iya... yaudah aku masuk dulu ya, hampir telat nih. Bye... Sampai jumpa nanti sore"
"Heum... Semangat ya sidang nya, semoga kali ini menang lagi. I love you"
"Iya... Iya... kamu juga"
Heejin hendak mengakhiri panggilan nya namun sang suami berteriak di seberang sana"TUNGGU..." teriak lelaki itu
"Kenapa lagi ?"
"I Love you nya belum dibales"
Heejin memutar bola matanya jengah
"Iya... I love you too, udah kan ?"
"eumb... Gemesss banget"
"Kamu tuh yg gemesin banget, udah ya bye..."
Heejin pun mengakhiri panggilan nya lalu segera masuk ke dalam ruang sidang untuk mendampingi client nya
-----
"Sayang... Kamu bisa makan ini ?"
"Makan apa ?"
"Seafood"
"Ya bisa lah, emang nggak bisa kenapa ?"
"ya siapa tau masih mau muntah kalau kecium bau nya"
"Itu dulu pas awal-awal hamil, kalau sekarang udah mau delapan bulan udah biasa aja kalau nyium bau amis"
"Aku tuh trauma tau, waktu itu kamu mual sambil ngomel-ngomel. Serem banget"
Heejin menyernyitkan dahi nya
"Perasaan banyak banget deh trauma kamu sama aku, aku semenyeramkan itu apa ?" Tanya Heejin sambil cemberut dan hampir menangis
"Nggak gitu sayang, siapa yg bilang aku banyak trauma sama kamu. nggak kok, enggak... Beneran. Udah ya nggak usah nangis, kasihan baby nya kalau mommy nya nangis, nanti dia ikutan sedih" bujuk Jaemin sambil mengelus tangan perempuan dihadapannya itu