"Jinseo... Kamu dimana ?" Teriak seorang lelaki pada Putri semata wayang nya
"ssstttt... Teriak-teriak terus kamu tuh ? Berisik dad" protes sang istri
"dimana Jinseo ?"
"Kenapa sih ? Jinseo kenapa lagi sampai kamu teriak-teriak begitu"
"mom... Astagaaa, anak mu satu itu bikin ulah lagi. Tadi pihak sekolah telpon daddy karena katanya dia berani ngelawan guru nya"
"Benarkah ? Tapi kenapa tadi Jinseo diem aja ya ? nggak ada cerita apa-apa sama mommy"
"Sekarang dimana tuh anak ?"
"Di kamar"
"Jinseo..." Panggil Jaemin sekali lagi, sambil melangkah ke lantai dua menuju kamar anaknya
-----
tok... tok... tok...
"Jinseo, tolong buka pintunya ! Daddy mau bicara sama kamu"
Tak lama seorang anak perempuan berusia 17 tahun membuka pintu dengan muka bantal nya
"Ada apa sih dad ?"
"Kamu kenapa lagi sih nak ? Sekarang masalah apalagi ? Jangan sampai kamu minta pindah sekolah lagi ya ! Astagaaaaa... Daddy bisa mati muda kalau ngadepin kamu yg kayak gini terus"
"Dad... Sebenarnya dari tadi Daddy tuh ngomongin apa sih ?"
"Ya ampun Jinseo... Pihak sekolah kamu hari ini telpon daddy dan bilang kalau kamu keluar kelas saat jam pelajaran dan berani melawan guru"
"Itu karena salah mereka sendiri dad, bukan aku"
Jaemin mengusap kasar wajahnya sambil berusaha tenang menghadapi sang anak
"Kenapa jadi pihak sekolah yg salah ?" tanya Jaemin dengan nada setenang mungkin
"Kita di sekolah karena ingin belajar kan ? Wajar kan kalau salah ? Harus nya kalau masih ada murid yg nggak bisa ngerjakan dibantu kan bukan malah disuruh keluar dan belajar sendiri ?"
"Ya...iya..."
"Makanya itu aku ngelawan, masa temen aku nggak bisa ngerjain malah diusir dari kelas ? Kan nggak adil dad"
"Jinseo, mending kamu nggak usah ikut-ikut ya--
"Nggak bisa, ada yg berbuat nggak adil di depan aku, jadi aku nggak bisa cuma diem aja dan berpura-pura nggak tau"
"Oke... Oke... Baiklah, terserah kamu. Daddy akan dukung apapun yg menurut kamu bener, asalkan kamu tidak terus membuat masalah"
Jinseo hanya diam dan tidak menyahuti ucapan ayah nya
"Kamu denger itu Jinseo ?"
"Ck... Iya"
"yaudah sekarang peluk dulu, maafin Daddy karena teriakin kamu"
Jaemin pun langsung memeluk erat anak gadis nya itu. Seperti itulah hubungan keduanya, kadang akur, kadang bertengkar, kadang berbeda pendapat dan berakhir berdebat. Namun setelahnya Jaemin akan mengalah dan memeluk hangat putri kebanggaan nya itu.
-----
"Udah ketemu Jinseo nya ?" tanya Heejin saat melihat Jaemin berjalan menuju sofa di ruang tengah
"Heran sama tuh anak, berani banget sih ! Sifat kamu banget tuh dibawa semua sama dia"
"ya bagus dong, berarti kita nggak perlu khawatir sama dia"
"Justru aku jadi semakin khawatir, gimana kalau nggak ada cowok yg deketin dia ? dia itu terlalu galak yang, persis kayak kamu waktu masih muda"
"nggak usah khawatir, dia pasti akan bertemu pria yg baik suatu hari nanti"
"Kapan ? dia udah 17 tahun dan nggak pernah punya pacar. Aku dulu aja umur 10 tahun pacar nya udah dua"
"Jangan samakan gadis baik-baik kayak Jinseo sama kamu, jelas beda lah ! Enak aja kamu ngomong nya"
"Ya bedalah orang didikan kamu"
"ish... Apaan sih"
Heejin pun pergi meninggalkan Jaemin di ruang tengah
-----
"Jinseo, inget kata Daddy kemaren. Jangan bikin masalah, oke ?" Nasehat Jaemin pada anak gadis nya saat hendak masuk ke dalam sekolah
"Iya..." Jawab Jinseo seadanya lalu hendak membuka pintu mobil
"Tunggu ! Biar Daddy bukain"
Jinseo pun pasrah dan membiarkan ayah nya membukakan pintu
"Makasih Daddy, aku masuk dulu" pamit Jinseo lalu memeluk ayahnya, hal wajib yg harus ia lakukan Sebelum masuk sekolah jika tidak ingin ayah nya overthinking dan mengira dia sudah tidak sayang lagi.
"Kesayangan Daddy" balas Jaemin semakin mengeratkan pelukannya
"Udah ah... Malu diliatin temen-temen aku" ucap Jinseo lalu segera berlari untuk masuk ke dalam sekolah nya
Jaemin pun hendak masuk kembali ke dalam mobil sebelum netra nya menangkap seorang laki-laki yg tiba-tiba merangkul bahu anaknya
"Wah... Wah... Siapa tuh ? Seenaknya banget pakai ngerangkul anak gue. nggak bisa dibiarkan" gumam Jaemin sambil mengeluarkan ponsel nya hendak menelpon Jinseo.
"Halo... Siapa tuh cowok yg rangkul-rangkul kamu ? Bilangin jangan kurang ajar, masih Daddy liatin ya" omel Jaemin
"Hah ? aku lagi ada di kantor dan sendirian, siapa yg rangkul ?" balas orang diseberang sana
"Lah ?" Jaemin pun melihat layar ponselnya, ternyata dia salah menelpon. Bukan Jinseo melainkan Heejin
"haduhhh... Salah sambung, mau telpon Jinseo. ya udah aku--
"Bentar--" sela Heejin
"Kemaren kamu sendiri yg bilang khawatir Jinseo nggak punya pacar, sekarang dia di rangkul cowok, biarin aja siapa tau itu pacar nya, udah deh..."
"nggak boleh, dia harus kenalin dulu ke kita"
"Ya ampun sayang... Jinseo itu udah besar, biarin lah..."
"Ck... Dia tuh masih kecil tau"
"Dia udah 17 tahun kalau kamu lupa"
"Dia masih suka ngerengek minta permen ke aku kalau kamu juga lupa"
Heejin pun tak membalasnya, Jaemin dan anak gadis nya memang sesuatu yg unik yg dimilikinya.
End