Warm Night 1: Serba-Serbi

1.9K 191 83
                                    

"SAK, cowok lo tuh." Sakya yang sebelumnya tengah membalikan jagung yang ia bakar bersama Kavin mendadak menoleh, menatap kekasih hatinya tengah berjalan ke halaman belakang sambil tangannya memeluk beberapa kado.

Sakya tersenyum kecil, memilih melepaskan jagung bakarnya kemudian berlari kecil menghampiri Ethan yang terlihat kesusahan karena harus menuruni beberapa anak tangga.

"Minta tolong sama yang lain dong," ujar Sakya begitu tiba di hadapan Ethan, membantunya meraih beberapa kado di pelukannya.

Ethan hanya cengengesan, kemudian mengikuti langkah Sakya. "Yang lain juga bawa kado, sisanya bawa air panas sama gelas." Jawab Ethan.

Sakya menganggukan kepalanya, meletakan kado-kado tersebut ke atas rerumputan tempat mereka duduk. "Ethan duduk aja, Sakya selesain jagung bakar dulu."

Ethan menganggukan kepalanya, "Terimakasih, Sakya." Ethan memamerkan senyum lebarnya dan dibalas dengan usapan lembut di kepalanya.

Setelah kepergian Sakya kembali ke tempat bakaran Jagung, Ethan menyusul Deon yang sudah mengambil duduk di rumput.

"Ini nanti dibagiin apa pada ambil sendiri-sendiri?" Deon bertanya pada Ethan sambuil tangannya terbuka lebar menampilkan gulungan kertas kecil di tangannya.

"Biar aja nanti ambil sendiri, kalau Deon nggak keberatan, nanti Doen keliling ya."

Deon berdecak pelan namun tetap menganggukan kepalanya, menunggu Sakya dan Kavin menyelesaikan kegiatannya yang sekarang sudah dibantu oleh Dareen agar semakin cepat selesai.

Di samping Deon, ada Athaya dan Elvano yang sudah duduk dengan nyaman karena berhasil mengambil tempat sebelahan. Athaya sudah melingkarkan tangannya pada lengan Elvano sambil menyandarkan kepalanya.

"Jaketnya kurang tebel?" Tanya Elvano pelan.

Athaya menggelengkan kepalanya. "Ini aja udah pakai sweater, di double jaket kamu juga. Kamu tuh, nggak dingin emang?"

Kini giliran Elvano yang menggeleng. Tangannya terulur ke pipi Athaya menggunakan tangannya yang bebas, kemudian mengusapnya. "Ini pipi kamu dingin."

Athaya masih menggeleng. "Enggak kok, serius deh. Ini aja udah nambah anget." Athaya menaikan jemarinya yang berada dalam genggaman tangan Elvano.

Elvano hanya bisa tersenyum sambil mengangguk, berterimakasih karena hubungannya dan Athaya sudah benar-benar membaik. Bahkan keduanya seolah lupa kalau mereka sempat bertengkar hebat beberapa waktu yang lalu karena kakak tingkatnya.

"Tuh, liat deh Kak Dino."

Mendengar perkataan Elvano, Athaya menegakan sedikit kepalanya kemudian melirik kepada Dino yang tertangkap basah sedang melirik-melirik kepada Inaya yang baru saja tiba dan mengambil duduk di samping Ethan dan Deon.

"Jelas banget Kak Dino, tuh, kalau ngeliatin Inaya."

Elvano menganggukan kepalanya, mengiyakan perkataan Athaya. Masalahnya Dino sama sekali tidak terlihat malu-malu melirik Inaya, bahkan secara terang-terangan.

"Ntar dulu kali ghibahnya," Athaya mendelik pada Deon yang duduk di sampingnya, menguping pembicaraannya dengan Elvano.

"Yeeee, sirik aja lo."

Deon hanya terkekeh pelan sambil menaikan kedua bahunya, seolah tak berniat penasaran lebih lanjut kemana obrolan sepasang kekasih itu akan berakhir.

"Idih Athaya idih," Athaya kini kembali menegakan tubuhnya, melirik pada Ethan yang tengah tertawa-tawa bersama dengan Inaya sembari terkekeh bersama.

Anggur atau ApelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang