Setelah upacara selesai, saatnya sesi rajia dimulai. Dari rajia rambut,celana,topi,dasi semua dikumpulkan. Karena Rahel anak baru di SMA CEMPAKA PUTIH jadi Rahel belum terlalu banyak mengenal siswa siswi disana.
Berbeda dengan Dinda, dia tau bahkan sangat tau dari mulai gosip kecil hingga gosip besar. Katanya sih salah satu dari siswa yang di rajia itu ada anak yang populer di kalangan siswa siswi. Sebenarnya dia pintar,namun tingkahnya saja yang nakal.
Saat Rahel sedang menuju kelas dengan Dinda, tak sengaja ia mendengar perkataan siswi yang sedang melihat kearah lapangan. "Ih ka Rasya tuh ganteng banget yaaa, pengen deh gue jadi pacarnya. Ya walaupun dia nakal,tapi hati dia baik banget udah gitu dia ganteng lagi kurang apa coba dia."
Saat mendengar ucapan itu Rahel merasa tak peduli, tapi Dinda sebaliknya dia heboh layaknya ibu-ibu yang sedang bergosip sambil berkata " Duh bener banget lagi, gue pengen banget payungin ka Rasya. Kalo aja gue bawa dasi 2, bakal gua kasih buat ka Rasya. Kasian kan dia kepanasan dilapangan."
Rahel masih merasa tak peduli, bahkan dia tak berkomentar sedikit pun saat mendengar kalimat itu. Rahel saja tak tau Rasya itu siapa, ga penting juga buat dia.
Sesampainya di kelas, Rahel dan Dinda mengeluarkan buku paket dan buku tulis. Karena setelah ini adalah pelajaran B.Indonesia dan Rahel sangat suka dengan pelajaran itu, jadi dia merasa bersemangat untuk mengikuti pelajaran di kelas.
Saat guru datang Rahel di suruh maju ke depan kelas, kebetulan sekali guru B.Indonesia itu adalah Wali Kelas Rahel. Jadi dia harus memerkenalkan diri kepada teman sekelasnya.
"Hai anak-anak, kenalin nih kita kedatangan murid baru yang cantik dan pintar, dan dia ingin memperkenalkan diri. Sini nak maju kedepan." Ucap bu Riri. "Oh iya bu, perkenalkan semuanya nama saya Rahel Raenzia Syakila. Saya pindahan dari Kuningan Jawa Barat." Ucap Rahel
Saat Rahel berhenti bicara, ada salah satu anak yang emang selalu heboh di kelas bahkan bisa di bilang biang gosip sama seperti Andin. Bedanya dia Laki-laki. "Oh, jadi ini anak barunya, gua kira bukan masuk kelas kita. Kenalin atuh gua Dimas temen-temen si manggil gua Pangeran." ucapnya.
Tapi ada yang tak terima dengan perkataan dimas, orang itu adalah Dinda dia berkata "Alah pangeran kodok kali lu mah dim. HAHAHAHA." teman sekelas tertawa mendengar perkataan Dinda. Dibalas oleh Dimas " Ah elah din, ngerusak suasana aja lo." HAHAHA semua murid kelas kembali tertawa.
Dan untuk pertama kalinya Rahel tertawa kecil karena tingkah dimas. Seingat dia, terakhir tertawa seperti itu saat sedang bersama abangnya di rumah lama. Rahel tak sadar, saat ia sedang tertawa kecil ada yang memperhatikannya dari jendela. Tapi Rahel ya tetap Rahel, ia hanya fokus dengan yang sedang ia lakukan saja.
"Sudah sudah, Rahel kamu bisa kembali duduk di sebelah Dinda." "Baik bu" jawab Rahel. Ia kembali duduk di bangkunya, dan kembali fokus pada papan tulis. Karena ia tidak mau menyia-nyiakan pelajaran favoritnya itu.
Jam pelajaran ke 1 dan 2 sudah selesai. Saatnya jam ke 3 dan 4 dimulai. Tapi kata ketua kelas guru yang mengajar di jam tersebut sedang rapat, jadi free class yang di dapat. Mendengar itu Rahel hanya mengeluarkan Novel yang ia bawa dari rumah, karena ia belum sempat membaca sampai akhir jadi ia melanjutkan membaca buku novel itu.
Dinda bingung dengan sikap Rahel, karena tidak seperti siswa yang lain yang bahagia dengan jam kosong. Andin berkata dalam hati "sepertinya Rehel tidak menyukai jam kosong". Dinda mencoba mengajak ngobrol Rahel dan memperkenalkan Rahel ke teman kelasnya.
"Hel, kenalin nih cees gue namanya Alifa." Rahel menoleh dan menjawab "Oh hai, gue Rahel." Ya, hanya itu respon dari Rahel, cueknya kembali kumat. "Hel, lo kenapa pindah sekolah? Padahal Jakarta panas, beda dengan kota Kuningan mu yang adem." Alifa mencari topik pembicaraan lain untuk mengobrol.
"Ayah gue pindah dinas, makanya gue pindah." Jawab Rahel, tanpa melihat ke arah Alifa sedikit pun. Alifa kembali bertanya "Emangnya ayah lo kerja apa?"
Ucapnya. "Jurnalis." Jawab Rahel yang masih memandang novel miliknya."Ah udah lah, mending kita ke kantin aja yu aus ni gua. Upacara tadi amanatnya lama banget." Alifa dengan semangat menjawab "Gasss, gua juga aus banget lupa ga bawa minum dari rumah." Dinda bertanya kepada Rahel. "Lo mau ikut ga hel?" Tanyanya, walaupun tak yakin Rahel mau ikut.
"Boleh deh, sambil jalan-jalan juga." Seakan tak percaya tapi nyata. Rahel yang terlihat cuek bahkan tak menyukai jam kosong itu mau di ajak ke kantin saat jam kosong. Rahel mengagetkan Dinda yang sedang diam menatap ke arahnya "HEH, jadi g?" Alifa yang tak sabar langsung menarik tangan Dinda dan Rahel menuju kantin.
Di kantin tak ada yang beda. Sama seperti kantin di sekolah lamanya. Hanya ada pedagang dan beberapa bangku yang tersedia. Kebetulan Rahel melihat kedai minuman, dia memesan minuman rasa Coklat untuk dia minum. Ya hanya itu,karena Rahel suka dengan makanan dan minuman Coklat.
Sambil menunggu Dinda dan Alifa yang sedang memesan, Rahel kembali membaca novel yang ia pegang. Tak peduli sekitar, ia hanya fokus pada novelnya itu. Bahkan pesanannya sampai pun dia tak sadar,saking sukanya dia dengan cerita fiksi.
"HEL. Minuman lo sampe tuh!" Teriak Dinda. Rahel yang terkejut, tak sengaja menjatuhkan minuman milik Alifa. "Aaaaaa, Rahel minuman gua tumpahhhh. Gua baru minum sesedot padahalllll" rengek Alifa. "Duh maaf minum aja punya gue,tar gua pesen lg" kebetulan Alifa memesan minuman rasa Coklat juga jadi gampang menggantinya.
Setelah kejadian itu, mereka mengobrol lebih banyak cerita. Rahel yang tadinya tak ingin tau tentang sekolahnya ini, jadi tau karena Dinda dan Alifa yang terus bergosip tentang sekolahnya itu. "Duh gue balik ke kelas ya. Kayanya jam kosong uda abis" ucapnya sembari membuang sampah ke tempat sampah.
"Tapi hell abis ini kan istirahat,disini aja lah biar ga bulak-balik" ucap Dinda. "Gue ga laper" sambil terus berjalan ke arah kelas. Rahel merasa risih jika bertemu laki-laki karena masa lalunya itu, makanya dia memilih pergi ke kelas dari pada menetap di kantin.
Saat berjalan ke kelas, dia tidak sengaja terjatuh karena tali sepatunya lepas. Hampir saja kepala Rahel terbentur, tapi ada seseorang yang menolongnya. "Ati-ati" ucap si penolong. "Thanks ya" ucap Rahel sembari membenarkan tali sepatunya itu.
Si penolong pergi, begitu juga dengan Rahel. Akhirnya jam sekolah habis, Waktunya pulang. Abangnya mengabari kalau tidak bisa menjemput Rahel, karna sibuk dengan suasana kerja baru katanya.Rahel memilih angkutan umum agar hemat.
Dia menikmati perjalan selama di angkutan umum. "Ternyata seperti ini Jakarta" lirihnya. Sesampainya di rumah, Rahel langsung bersih-bersih agar keringat yang ada di tubuhnya itu pergi. Tak lama Bunda Rahel datang.
"Assalamualaikum." "Wa'alaikumsalam Bun" jawab Rahel sembari membukakan pintu rumah. "Bunda habis darimana?" Sambungnya. "Bunda habis dari pasar hel untuk mengisi kulkas, sambil menghapalkan jalan supaya gak nyasar." Di jawab anggukan oleh Rahel.
"Rahel telfon abangmu suruh cepat pulang." "Abang masih sibuk kerja bun, paling pulangnya menjelang maghrib" jawab Rahel. "Oke, gimana kamu di sekolah?" Tanya bunda kepada Rahel "Aman ko bun, kayanya Rahel bakal betah di sini. Ya udah bun, Rahel ke atas ya.. kalo ada ayah sama abang pulang panggil akuu!" Ucap Rahel sambil berjalan ke arah tangga.
Dikamar dia membaca novel,memahami pelajaran di sekolah, Ya hanya itu. Tapi itu hanya 30 menit, karena Rahel mendapat pesan dari handponenya. Isi pesan itu adalah "Rahel save ya nomer gue! Dinda-" dengan cepat rahel menjawab "iyaa" dan dia save nomer Dinda.
Rahel baru ingat,saat pulang tadi dia memberikan nomernya kepada Dinda. Rahel ketiduran ,mungkin karena ia kecapean selama di sekolah, dan ini adalah hari ke-2 datang bulannya. Ya pasti anak perempuan tau lah gimana sakitnya.. 30 menit berlalu, tepat setelah Adzan maghrib Ayah dan Abangnya pulang.
Sesuai perintah Rahel, Rima menaiki tangga dan memanggil Rahel. Tapi Rahel sedang tertidur pulas, di biarkannya Rahel tertidur. Ternyata Rahel tidak bangun bahkan saat jam makan malam.
BERSAMBUNG
_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Kisahku
Fiksi RemajaTak selamanya sikap seseorang yang friendly dan ceria kepada semuanya akan terus begitu. Terkadang yang telah terlanjur di buat sakit hati dan sulit melupakan kejadian masa lalu akan merubah sikapnya menjadi seseorang yang cuek dan dingin kepada sia...