I'm sorry for typo
Aku berjalan dengan pelan melewati koridor berbau obat ini sudah hampir satu tahun terakhir aku mengunjungi tempat ini. Tempat dimana orang-orang sedang berjuang untuk bertahan hidup, termasuk seseorang yang akan ku temui ini.
"Haii." Sapaku, dia menoleh dan tersenyum. Senyum yan selalu aku suka, senyum penyembuh.
"Hai kamu udah pulang kantor?" Tanyanya, aku pun segera menghampirinya dan memeluk tubuh ringkih yang duduk di kursi roda itu.
"Iya aku sengaja pulang cepet aku kangen kamu Res."
Dia tertawa kecil dan mengusap pelan bahuku. "Makasih cantik kamu sudah bekerja keras hari ini. Jaga kesehatan dan makan yang banyak ya."
Mendengar ucapannya aku lebih erat memeluknya seakan ia akan pergi dalam sedetik saja kalau aku melonggarkan pelukkan ini. Resa mencoba melepas pelukan ku, dia kemudian menatap mataku dalam disertai senyum tipis.
"Kamu makin cantik ya Lan, beda sama aku yang kurus aku juga botak kayak kakek-kakek" Katanya, aku mencubit pipinya pelan.
"Kamu kurus, kamu gendut, kamu item, kamu botak, kamu gondrong, selagi itu adalah kamu Resa pacarku gak masalah jadi gak usah aneh-aneh."
Resa kembali tertawa. "Aku pengen ke roof top mau liat sunset."
Aku mengerutkan kening. "Kamu udah makan? Minum obat juga udah?" Tanyaku. Dia dengan semangat mengangguk.
"Sebentar aku ijin sama dokter dulu."
"Gak usah ah nanti aku malah nggak dibolehin."
Aku hanya pasrah, lalu berjalan ke belakang untuk mendorong kursi rodanya, dan kami berjalan menuju roof top.
Hanya 10 menit kami akhirnya sampai di rooftop rumah sakit semburat jingga mulai terlihat menandakan bahwa siang akan berganti dengan malam sebentar lagi. Aku bisa melihat binar bahagia dimatanya saat melihat matahari perlahan mulai tenggelam.
Resa sangat menyukai sunset, apapun akan ia lakukan demi melihat salah satu fenomena alam ini, dan aku akui bahwa melihat sunset cukup membuat aku merasa kagum akan ke agungan Tuhan terhadap ini.
"Lan besok apa aku masih bisa lihat sunset lagi?"
Aku menoleh dan berjongkok dihadapannya sambil memegang kedua tangannya. "Bisa. Kamu percaya kan sama Tuhan? Sama aku juga? Aku akan selalu berdoa sama Tuhan supaya kamu bisa sembuh dan melihat sunset sama aku seterusnya." Jelasku.
Dia hanya terkekeh, binar bahagia yang sempat membuatku terpana itu kini meredup digantikan dengan bulir air. "Maaf ya Lan, kamu harus punya pacar penyakitan kayak aku. Padahal kalau kamu mau ninggalin aku aku nggak apa. You deserve the best than me Lan."
Aku menggeleng keras. "Resa enggak akan ada yang jauh lebih baik, karena menurut aku kamu adalah yang paling paling baik."
Setelahnya kami saling menatap, dan dengan pelan Resa mulai mendekatkan wajahnya padaku lalu bibir kami bertubrukan seakan mewakili rasa kami. Dengan lumatan pelan tanpa ada nafsu sama sekali, sunset menjadi saksi bisu kisah kami sore ini.
Resa Gunawan
Wulandari Ariestya (OC)
Hehehe gue kemaren galau berat ceilah jadi terbit deh cerita ini. Ini short story' ya jadi mungkin chapternya sedikit dan bakaln cepet tamatnya. Dan per-chapter cuma 300+ words, thank you guys jangan lupa votment
KAMU SEDANG MEMBACA
Gata[✓]
Fanfiction"Kamu capek? beneran udah nggak kuat? aku ikhlas kok." Short story Start : 060821 End : 060821